"kita akan berhenti disekitar Champs-Elysees" ucap Arumi memberi tau Dafa, mereka hanya berjalan kaki karena tempatnya tidak terlalu jauh dari lokasi Arc de triomphe. Menyusuri jalanan yang terkenal itu yang dikenal dengan salah satu jalan yang sangat nyaman untuk berjalan kaki, trotoarnya begitu lebar bahkan lebih lebar dari jalan yang dilalui kendaraan. Deretan pohon-pohon yang hijau berbaris di tepi jalan sementara deretan lampu jalan dan bangku-bangku membagi dua bagian trotoar sepanjang jalan itu. Mereka menempuh beberapa menit untuk sampai ke monument pelengkung Arc.
"wah indahnya" Ucap Arumi ketika tiba di Arc de triomphe sebuah monument yang seperti gerbang besar dan tinggi yang berdiri sangat megah dan artistik berapa ukiran-ukiran yang detil membuat monument itu semakin estetik. Arumi dan Dafa berjalan mengeliling monument Arc de triomphe dengan menggunakan ponsel ditangannya memfoto setiap hal yang menurutnya unik disetiap sudut bangunan. Ada 4 pilar yang membentang seperti gerbang besar dan tebal jika dilihat dari jauh.
"aku mau berfoto" Ucap Arumi yang melihat Dafa meminta laki-laki itu memfoto dirinya dengan latar belakang monument Arc. Arumi berfoto layaknya model sangat cantik dengan senyuman yang mengembang dari bibirnya ditaburi dengan lesung pipi. Dafa melihat dari kamera ponsel Arumi begitu cantik dan terlihat manis ia terkagum sesaat "Dafa udah belum" ucapan Arumi menyadarkan dirinya. Dafa mengambil gambar Arumi dengan baik layaknya profesional.
"ayo Foto berdua" ajak Arumi menggandeng tangan Dafa untuk lebih dekat mereka berselfi bersama.
"udah ah cukup" Dafa mulai tidak suka karena Arumi terlalu menempel didekatnya. "kenapa sih? Ini itu buat kirim ke tante sebagai bukti kita bulan madu" jawabnya agak sedikit kesal dengan penolakan Dafa.
"ya udah, aku gak bakal maksa kamu lagi kalau gak mau foto sama aku" ucap Arumi tidak jadi mengambil foto untuk terakhir kalinya. Arumi memainkan handphonenya membuka Whatsapp dan mengirim foto kepada tante Iren yang menunggu kabar tentang liburan mereka.
"sekarang ayo kita naik keatas" Arumi menunjuk monument Arc ia ingin mencapai puncuk pelengkung digenggamnya tangan Dafa dan berjalan lebih dulu mereka memutuskan untuk menaiki ratusan anak tangga yang berputar-putar untuk mencapai puncak walau sudah disediakan lift. Sesampainya disana tak habis-habisnya Arumi selalu berkata bahwa kota paris itu indah didalam monument Arc ada museum dan toko souvenir walau kakinya sedikit sakit, rasa sakit itu terganti dengan pemandangan kota dari puncak Arc . dari puncak Arc kita bisa melihat menara Eiffel diantara bangunan-bangunan kota paris. Kawasan jalan Champ Elysees yang mereka lalui tadi terlihat ramai.
"nih minum" Dafa menyodorkan air mineral untuk Arumi yang tidak tau rasa lelahnya lagi dan baru tersadar ketika Dafa memberikan minuman "makasih" ucapnya menoleh sekilas mengambil air minum itu.
"kamu suka banget ya kota paris" Tanya Dafa. "iya aku suka kota paris, sangat indah dan bisa membuatku bahagia" jawab Arumi memandang kota paris dari puncak Arc.
"dulu, sebelum Ayah pergi ia sempat berjanji untuk mengajakku kesini disaat libur sekolah tapi itu tidak terjadi" Arumi mengingat kenangan Ayahnya yang membuat dirinya sedikit sedih. "pertama kali kemari aku bersama tante ketika ayah berapa bulan meninggal dan aku masih bersedih, setelah tiba dikota ini aku merasa bahwa kota ini memberiku kebahagian dan ketenangan, kota yang diimpikan ayah dan aku untuk pergi bersama" Arumi mencoba untuk menahan air matanya walau tidak bisa dia bendung.
"maaf" ucapnya sambil mengusap wajahnya. "tidak apa" jawab Dafa memegang tangan Arumi. Arumi menatap Dafa mata mereka Saling bertemu mereka menatap kota bersamaan melepas rasa sedih yang sama mereka rasakan.
Dafa teringat janjinya bahwa dia ingin membawa Clara ke kota itu jika mereka menikah suatu hari nanti tapi sekarang semuanya terbalik sekarang dia berdiri disamping Arumi menikmati kota Paris. Lebih merasa bersalah lagi, Ia juga menikmati liburannya.
Mereka turun dari puncak Arc dengan menggunakan Lift ada juga tiga laki-laki yang bersama dengan mereka. Didalam lift mereka menggoda Arumi "hay, gadis kamu sangat cantik, boleh kenalan" ucap salah satu laki-laki. Tingkah laki-laki itu membuat Arumi kesal "apa disamping itu pacarmu" Tanya laki-laki yang berkulit hitam. Arumi hanya diam dia takut untuk menjawab apapun tangannya terkepal marah. "uh, kau diam saja, setelah dari sini ayo ikut kami kita jalan bersama" ucap laki-laki yang ada disamping Arumi sambil mencolek dagunya.
"hey bung,dia istriku" ucap Dafa yang langsung menarik Arumi kedekatnya. "oh sorry bro, aku kira dia bukan istrimu karena kamu diam saja dari tadi" ucap laki-laki itu sambil tertawa. Pintu lift terbuka Arumi langsung keluar dan berlari.
"Arumi tunggu" teriak Dafa yang mengejarnya dari jauh. ", mau bilang apa?" ucap Arumi kesal.
"dengarin aku" ucapnya sambil memegang kedua tangan Arumi meminta untuk didengarkan penjelasan darinya. "gak perlu, aku tau kamu gak cinta sama aku, tapi kamu laki-laki yang seharusnya ngejaga perempuan terlebih aku istrimu" Arumi menggoyangkan tangannya hingga pegangan Dafa terlepas.
"Arumi maaf aku minta maaf" teriak Dafa sekali lagi melihat Arumi berlari dan memberhentikan taksi lalu menaikinya, Dafa tak sempat mengejar Arumi ia ditinggal sendirian disana.
Dafa merasa bersalah ia mengacak rambutnya frustasi, ada rasa bersalah untuk Clara dan juga Arumi. Ia pernah berjanji hanya akan mengakui Clara sebagai istrinya didepan oranglain dan karena itu didalam lift ia sangat kebingungan ketika tiga pria itu mencoba menggoda Arumi. Ia berjalan di champs Elysees berhenti dikursi yang ada ditrotoar. Ia duduk cukup lama sambil melihat ponselnya berusaha menghubungi Arumi. Dafa berpikir untuk tidak kembali sekarang ke hotel membiarkan Arumi sendirian menenangkan dirinya.
"Dafa brengsek" isak Arumi sesampainya dikamar ia benar-benar kesal yang lebih membuatnya kesal laki-laki itu tidak mengejarnya. Arumi sangat lelah dia menangis sampai tertidur. Dafa berdiri didepan pintu kamar hotel ia ingin memencet bel tapi perasaannya sungguh berat untuk melakukan itu, sesaat dia berdiri sambil berpikir untuk Arumi meluapkan amarah padanya itu wajar dia memencet dan terdengar "klik" pintu terbuka Arumi hanya memandangnya sekilas dengan mata yang sembab lalu berbalik menuju tempat tidur "Arumi, jika kamu marah denganku dan tidak mau melihat ku, aku bisa memesan kamarlain" ucap Dafa yang malah menambah kemarahan Arumi betapa bodohnya Dafa dimatanya sekarang bukan membuatnya lebih baik tapi malah menghindari dirinya.
"kalau kamu mau tidur dikamar lain keluar sekarang" ucapnya mengusir Dafa. "arumi, kenapa kamu tambah marah, aku hanya ingin …"
"kamu itu bodoh ya, ku bilang keluar kamukan yang minta sendiri" teriak Arumi pada Dafa sambil berbalik melihatnya. Dafa sekarang tersadar bahwa yang dia lakukan salah "Arumi maaf aku tidak punya maksud lain" ucapnya mendekati Arumi dan memeluknya. Gadis itu mencoba melepas pelukan Dafa tapi pelukannya sangat kuat. "aku minta maaf untuk seterusnya aku akan berusaha untuk ngejaga kamu, aku mohon jangan seperti ini" ucap Dafa yang terdengar sedih yang membuat Arumi tidak meronta lagi ia membiarkan Dafa memeluknya. "Aku harus apa jika aku lalai menjagamu, aku berusaha untuk bertanggung jawab, aku minta maaf" ucapnya sekali lagi.
"sudahlah, tidak apa-apa jangan ulangi lagi" jawab Arumi sambil menepuk punggung Dafa.
"aku mau mandi" ucap Arumi tersenyum mata bengkaknya terlihat lucu bagi Dafa. "hahaha, kamu nangis sampai sembab gitu" ucap Dafa tertawa mengejek arumi yang terlihat lucu.
"iih, ini karena kamu tau" arumi mencubit lengan Dafa. "iya, iya maaf, sana mandi" Dafa memegang pipi arumi dengan tangannya dan dijawab dengan anggukan.
"kenapa tiba-tiba berubah jadi baik gitu sih aneh" ucap Arumi ketika memasuki kamar mandi
Diluar Dafa sedikit murung ia membaringkan tubuhnya dari rasa lelah.