"Dafa, aku mau bicara padamu" Ucap Arumi yang sedang duduk diatas ranjang. "mau bicara apa?" Tanya Dafa yang sedang berbaring di atas Sofa.
"kemari. Duduk disini" Arumi ,menepuk Kasur meminta Dafa untuk duduk disampingnya. Dafa berjalan malas kearah Arumi dan duduk.
"sekarang mau bicara apa?" Tanya Dafa lagi Arumi tersenyum Ia merubah posisinya menjadi menghadap ke arah Dafa.
"Dengar, mala mini aku mau kamu ceritakan semua tentang dirimu" Arumi memegang kedua tangan Dafa "kok tiba-tiba pengen tau" Dafa bingung dan curiga. "begini, kita menikah karena dijodohkan kamu belum tau tentang aku dan aku juga belum tau tentang kamu. Jadi, mari kita mulai saling mengenal" Dafa melihat Arumi yang sedang tersenyum lembut membuatnya mau menceritakan tentang dirinya kepada Arumi.
"Dari kecil orangtuaku jarang sekali memperhatikanku karena pekerjaan, apalagi Ayah dia selalu banyak menuntut banyak hal dariku tapi dia belum bisa menyayangiku lebih baik. Aku harus jadi anak yang baik, pintar, berprestasi dan penurut untuk mendapatkan pujian darinya" Dafa bercerita sambil membayangkan sikap Ayahnya ia tersenyum miring mengingat akan hal itu.
"bersyukurlah kamu masih punya orangtua sedangkan aku hanya menikmati kasih sayang dari ayahku sesaat saja" ucap Arumi menghibur Dafa.
"lebih baik tidak punya sama sekali dari pada aku harus membenci mereka" ucap Dafa bersandar pada sisi ranjang.
"jangan seperti itu, bagaimanapun juga seburuknya orangtua dia yang telah membesarkanmu dengan baik dan sehat" jawab Arumi tersenyum. Dafa bercerita banyak hal pada Arumi membuatnya sedikit lega ada seseorang yang mau mendengarkan ceritanya.
"Em… bagaimana dengan pacarmu, apa kali masih berhubungan? Tanya Arumi berhati-hati takut Dafa marah. Dafa terdiam ia kepikiran Clara "maaf, dia masih jadi kekasihku, aku sangat mencintainya" terlihat raut wajah Dafa berubah jadi sedih. "tidak apa-apa anggap saja aku sahabatmu sekarang" Arumi mengelus punggung tangan Dafa membuatnya tenang.
"dia gadis pertama yang bisa membuatku jatuh cinta, dia orang yang sederhana tapi dipenuhi kasih sayang didekatnya aku mendapatkan cinta yang cukup yang tidak aku dapatkan dari orangtuaku" Dafa serius sekali ketika menceritakan tentang Clara terlihat jelas bahwa dia berkata yang sesungguhnya.
"jadi dia itu cinta pertamamu,pantas saja kamu sayang sekali dengannya"
"bisa dibilang begitu, bagaimana dengan cinta pertamamu" Tanya Dafa.
"ah cinta pertamaku ya, em.. aku tidak ingat cinta pertama ku" ucap Arumi.
"sudah larut malam, ayo tidur" ajak Arumi melihat jam diponselnya Dafa mengangguk tanda setuju bahwa mereka harus tidur.
Sebenarnya Arumi tidak bercerita tentang dirinya karena melihat Dafa begitu antusias menceritakan semua hal tentang dia. Arumi mungkin gadis yang bodoh membiarkan suaminya mencintai wanita lain tapi dia bisa melakukan hal apa melarang Dafa itu tidak mungkin hubungan mereka baru berjalan satu minggu lebih.
Baginya pernikahan itu hal yang suci dia tidak mempermainkan sebuah pernikahan walau tidak didasarkan cinta. Arumi bertekad untuk membuat Dafa jatuh cinta terlebih dulu supaya bisa membentuk pernikahan bahagia.
****
"Dafa, hari ini kita akan jalan-jalan lagi" Arumi benar-benar bersemangat. "apa jalan-jalan lagi kemarin kan sudah" ucap Dafa bermalas-malasan diatas Kasur. "ayolah, ini semua gara-gara kamu, aku belum puas belum juga mampir ke tempat yang indah di paris" Arumi membuka gorden kamar hingga sinar matahari menerobos masuk membuat Dafa menutup matanya karena silau. "ah bangun gak, bangun" Arumi menindih Dafa. Duduk diatas tubuhnya sambil melompat naik turun sehingga Dafa merasa terganggu. "iya.. iya minggir sana, berat tau" Dafa mendorong Arumi hingga terguling ke samping diatas Kasur. "yeay siap-siap sana, dasar Kebo" Arumi melempar handuk kearah Dafa.
Arumi dan Dafa menaiki taksi ke louvre museum yang dikenal dengan museum seni terbesar di dunia itu. Museum louvre sangat indah hanya dilihat dari luar. Mereka masuk ke dalam melalu piramid raksasa ditengah halaman. Museumnya sangat besar dan banyak sekali terdapat lukisan, patung dan seni lainnya yang menyangkut sejarah.
Ketika Arumi mulai melihat sekeliling dan melihat berbagai patung dengan berbagai legendanya. Mereka berhenti di sebuah lukisan yang terkenal yaitu Monalisa sungguh menakjubkan Arumi hanya terkagum-kagum dan berlonjak senang. Ia melirik Dafa dan mengedip-kedipkan matanya. "apasih, matamu kemasukan sesuatu" ucap Dafa bingung. "bukan" "trus apa"
"fotoin aku sama lukisannya" ucap Arumi pada Dafa. "sana berdiri. Dafa mengambil foto Arumi berulangkali, Ia melihat sekeliling. "permisi pak, bisa fotokan kami" Dafa memanggil seseorang yang lewat didekat mereka. Arumi heran bukannya Dafa kemarin tidak ingin foto.
Dafa berdiri disamping Arumi dan melihat kamera sedangkan Arumi memandang wajah Dafa. "lihat kearah kamera" ucap Dafa menyadari arah mata Arumi. Mereka berfoto bersama didepan lukisan Monalisa. Puas berkeliling mereka keluar dari galeri tempat monalisa berada mereka hendak keluar dan enemukan sebuah lukisan besar yang begitu indah dan realistic
Setelah keluar Arumi dan Dafa berfoto lagi di piramid kaca ultramodern ditengah bangunan klasik museum louvre itu. Puas dengan berkeliling cukup lama di sana Arumi dan Dafa memutuskan pulang untuk beristirahat "Dafa aku mau kesatu tempat lagi boleh kah Cuma sebentar" ucap Arumi untuk membuat Dafa memperbolehkan "baiklah, ayo pergi" jawab Dafa tersenyum. Mereka berjalan hingga sampai disebuah jembatan yang menghubungkan institute de france dan museum louvre yang biasa disebut jembatan ponts de arts yang dikenal dengan banyaknya pasangan untuk memasang gembok cinta.
"sudah sampai disini tempatnya" ucap Arumi membuat Dafa heran. "ayo kita pasang gembok cintanya" sambung Arumi yang sudah mempersiapkan semuanya dipegangnya sebuah gembok berukuran sedang dengna sebuah spidol ia menulis nama mereka berdua "Dafa dan Arumi" dia tersenyum melihat Dafa yang hanya terdiam.
"ayo kita buang kuncinya bersama" Arumi menarik tangan Dafa menaruh kunci gembok ditangan laki-laki itu yang terlihat enggan melakukannya.
"Dafa dan Arumi best friend forever" ucap Arumi sambil melempar kunci itu Dafa melihat Arumi semakin heran kenapa dia mengatakan hal itu apa Arumi benar-benar hanya menganggap mereka sebatas sahabat.
Dafa tersenyum "ya, sahabat selamanya" ucap Dafa juga. Dafa berjalan lebih dulu dari Arumi gadis itu memandangi punggung Dafa.
"Dafa dan Arumi bersama selamanya" gumamnya melangkah mengikuti Dafa.