Dafa baru saja bangun dari tidurnya Ia pergi ke Dapur untuk mengambil air minum. Dilihatnya Arumi yang sudah ada di dapur. Pagi itu Arumi ingin memasak dengan bangun lebih awal dari Dafa. Ia masih menggunakan Piyama tipis dengan celananya yang pendek.
Dafa mendekati Arumi melihat apa yang sedang dimasak. "sedang apa" ucap Dafa yang berdiri disamping Arumi. "sedang masak untukmu" jawab Arumi masih fokus pada pisau yang sedang memotong sayuran itu. "em.. aku gak tau kalau kamu bisa masak" Dafa memainkan gelasnya sambil bersandar pada meja.
TaKK.. bunyi hentakan pisau yang dipegang Arumi "aku memang gak bisa masak pegang pisau juga agak goyang takutnya ini pisau bakal melayang ke perutmu" mata Arumi melotot ke arah Dafa sambil memegang sebilah pisau.
"hahaha.. becanda kok galak amat PMS ya" ucap Dafa yang terkaget ketika Arumi menyodorkan pisau kearah wajahnya. "udah sana duduk aja, kamu bisa nilai kalau sudah jadikan" Arumi menyuruh Dafa untuk duduk.
Arumi terlihat serius saat memasak terlihat jelas ia berusaha untuk jadi istri yang baik untuk Dafa walau dia tidak berbakat memasak. "ini sup ayam buatan ku, silakan dicoba" Arumi menaruh sup ayam di depan Dafa.
Dicicipinya sedikit dengan sendok "wah enak juga" ucap Dafa yang suka sup buatan Arumi. "iyakan enak, Hu.. kamu aja yang gak percaya aku bisa masak walau Cuma bisa masak sup Ayam ini aja" Arumi melipat kedua tangannya.
"belajar darimana masak Sup ayam seenak ini" Tanya Dafa. "aku suka sup Ayam dari kecil bibi dirumah ku sangat pandai membuat sup ayam jadi aku belajar dengannya dan ini pertama kalinya aku masak buat oranglain" Arumi melihat Dafa yang begitu lahap sambil menopang dagunya. "kamu mau" ucap Dafa yang tersadar Arumi melihatnya dia hanya menggeleng sambil tersenyum.
"em.. aku hari ini akan pergi ke rumahku untuk menemui ayahku" Dafa memberitahu arumi jika dia ingin pergi menemui Ayahnya. "tentu, boleh" ucap Arumi.
Dafa bersiap-siap untuk menemui Ayahnya, Dering teleponnya terdengar berulang kali. Dafa melihat notif diponselnya sambil menggosok rambut yang basah dilihatnya 5 kali panggilan tak terjawab dari Clara. Ia langsung menelpon ke nomor itu
"hallo Clara, ini Clarakan" Ucap Dafa menunggu jawaban.
"iya ini aku" jawab seorang wanita dari seberang. "apa kau baik-baik saja" Tanya Dafa senyuman dibibirnya mengkar. "iya aku baik-baik saja"-Clara
"aku kangen kamu Clara" ucap Dafa senang "aku juga kangen kamu" Clara menjawab setelah terdiam sesaat ia menahan tangisnya begitu besar rindunya pada Dafa. "kamu dimana ayo kita bertemu"-Dafa.
"iya, tapi kita bertemu diluar saja tempat pertama kali kita jadian Di restoran X jam satu siang "
"baiklah aku jemput ya" jawab Dafa girang. "tidak perlu, kita bertemu diluar saja" Clara menolak permintaan Dafa.
Mereka bertemu di restoran tempat pertama kali Dafa menyatakan cinta Ia pergi dengan Rapi dalam perjalanan Dafa membeli sebuket bunga mawar untuk Clara. Tak hentinya ia tersenyum membayangkan wajah cantik Clara tersipu bahagia.
Dafa duduk ditempat yang sudah ia pesan menunggu Clara datang beberapa menit Ia menunggu Clara datang membuatnya tidak bisa menahan rasa rindunya Ia bangkit berdiri dan langsung memeluk gadis yang berjalan menghampirinya. "I miss You Clara" ucap Dafa memeluknya Erat meluapkan rasa rindunya. "Dafa tenanglah, ayo duduk" Clara menyuruhnya untuk duduk. "ada yang ingin aku katakan, tapi kita makan dulu" Ucap Clara
Mereka memesan makanan yang sama dengan menu pertama kali mereka kesana "seperti bernostalgia lagi" ucap Dafa tersenyum ke arah Clara. "kamu mau bilang apa" Tanya Dafa lagi. Clara terdiam sesaat "nanti saja ayo kita jalan-jalan" ajak clara.
Clara mengajak Dafa ke sebuah mall di sana. mereka masuk kedalam. Clara membawa Dafa ke dalam sebuah arena mainan yang disebut dengan Timezone Di sana banyak sekali permainan yang menarik mata Dafa ketika melihatnya.
"wah bagus sekali sudah lama kita tidak pergi ke sini" ucap Dafa " Ayo kita coba salah satu permainan disini" ucap Clara tersenyum. Mereka bersenang-senang hari itu mereka menghabiskan waktu bersama untuk bermain berbagai macam permainan yang ada disana. dia sangat senang ketika bisa melihat Clara tertawa dengan baik. Clara terlihat sangat cantik ketik dia tersenyum.
Hari mulai malam mereka menghabiskan waktu cukup lama melepas rindu berdua mereka memutuskan untuk pulang. Dafa mengantar Clara kembali ke rumahnya di dalam perjalanan Ia terdiam memikirkan kata yang tepat untuk membuat Dafa membenci dirinya "selamat ya kamu sudah menikah" ucap Clara tiba-tiba membuat Dafa agak sedikit kaget dengan pernyataan itu. "jangan bahas itu kalau kita bersama aku Cuma cinta sama kamu" jawab Dafa sambil menyetir.
"pasti istrimu cantik, kalian juga habis bulan madukan, menghabiskan waktu berdua" Dafa mengerem mendadak "kenapa tiba-tiba bahas Arumi sih, ini waktu kita berdua" Dafa kesal dengan kalimat Clara. "kenapa gak boleh, pastikan juga sudah ngelakuin hal yang kamu lakukan denganku" Ucap Clara yang ikut marah. "Dengar, Clara aku tidak …" "aku tidak mau mendengar apapun lagi, aku mau hubungan kita berakhir disini" Clara memotong perkataan Dafa ia mau keluar dari mobil tapi tangannya ditahan oleh Dafa. "aku tidak pernah melakukannya dengan Arumi" Dafa menghimpit Clara dan tangannya ditahan.
Mereka terdiam sesaat dan saling berpandangan. Dafa mendekatkan wajahnya ingin mencium Clara tapi tubuhnya didorong cukup keras oleh Clara. "lepaskan, kamu sudah punya istri aku gak mau merusak hubungan kalian" Clara keluar dari mobil dan langsung berlari "Clara, dengar aku Cuma cinta kamu" Dafa dengan sigap menahan Clara. "aku mau hubungan kita berakhir sampai disini, kita putus" Clara melepas kalung yang diberikan Dafa dan padanya ketika anniversary yang ke satu tahun. "aku gak mau putus" Dafa menarik Clara hingga mereka berpelukan pelukan itu sangat erat sampai Clara sulit melepaskan.
"aku sudah gak cinta sama kamu Dafa" kata Clara. Berlahan pelukan itu melonggar "aku sekarang punya orang yang mencintaiku dan mau menikahi aku" sambung Clara ketika dirasakannya pelukan Dafa melonggar ia kemudian pergi meninggalkan Dafa yang terdiam kaget disana. Dafa memandang punggung wanita yang berjalan jauh dari pandangannya.
Clara berjalan tegap seperti wanita tangguh yang sudah siap melepas Dafa tapi air matanya mengalir sambil menggigit bibirnya ditahannya agar tidak membuat Dafa menyadari hal itu bahwa dia tidak setegar yang dia lakukan tadi.
Dafa pergi mengendarai mobil memutar arah untuk pergi ke sesuatu tempat dengan hati yang kesal. Clara menoleh dilihatnya Dafa pergi Ia berbalik dan berlari menghampiri tempat tadi dicarinya kalung yang dia buang Ia terduduk ketika menemukan kalung itu. "maaf Dafa, aku harus melakukan ini demi anak kita" Isak Clara yang sangat sedih Ia terpaksa melakukan itu atas perintah Ayah Dafa.