Chereads / My destined ghost friend / Chapter 7 - flashback (2)

Chapter 7 - flashback (2)

Setelah beberapa tahun terlewati, Lena sudah melahirkan seorang bayi perempuan sehat, yang adalah Alenka. Disaat Alenka berumur 1/2 tahun, Vella lahir. Saat berumur 3 tahun Alenka melihat bagaimana Daren yang begitu menyayangi Vella. Tatapan Daren ke Vella terlihat sangat lembut dan hangat, berbeda dengan tatapan Daren kepada Alenka yang terlihat penuh tanggung jawab. Alenka merasa iri kepada Vella. Lena memiliki hubungan baik dengan Lily.

Alenka dan Vella sering bermain bersama karena menurut Alenka, jika ia bermain bersama Vella, ia akan lebih diperhatikan oleh ayahnya daripada saat sendiri. Vella selalu diperlakukan bak tuan putri oleh ayahnya. Semakin lama, Alenka semakin iri kepada Vella. Walaupun begitu, Alenka tetap bermain dengan Vella karena setiap kali Alenka membuat Vella senang, Alenka akan dipuji oleh Daren. Hanya dengan pujian kecil yang diterimanya, Alenka sudah merasa senang. Namun saat dia menginjak usia 10 tahun, hatinya sudah dipenuhi rasa iri. Alenka menjebak Vella.

"kak Alen!" Ucap Vella sambil berlari menuju Alenka Dengan Ekspresi wajah yang sangat ceria yang selalu ia perlihatkan kapanpun.

"Vell, kamu sudah datang?" Ucap Alenka dengan menepuk lembut kepala Vella.

"Iya! Kita mau bermain apa kak?" Ucap Vella kegirangan.

"Ikut kakak dulu yuk kita ke tempat bermainnya" ucap Alenka sembari menyodorkan tangannya.

"Okay!" Vella hanya mengangguk dan menggenggam tangan Alenka.

Setelah beberapa saat, mereka sudah sampai di suatu gudang tua terbengkalai. Gudang tua itu berlokasi di dekat sungai. Gudang yang sangat gelap dan lembab. Vella sedikit merinding dengan hawa yang ada di sekitar gudang.

"Apakah benar disini tempatnya kak?" Ucap Vella dengan gugup dan ragu.

"Iya, oh, Vella kamu tunggu disini sebentar ya? Kakak mau mengambil mainan dulu" ucap Alenka meyakinkan.

"Apakah lama? Vella takut.." ucap Vella dengan takut.

"Tidak kok, aku janji tidak akan lama dan langsung kembali ke sini. Kamu percaya kakak kan?" Ucapan Alenka terdengar meyakinkan. Vella hanya mengangguk.

Vella menutup matanya karena takut. Tiba-tiba ada seseorang yang menusuk tepat di jantung Vella.