Entah mengapa akhir-akhir ini Alenka seolah memberitahu Petunjuk-petunjuk kepada Vella. Dan juga akhir-akhir ini Vella merasa kepalanya sering pusing yang padahal dirinya adalah hantu. Pada suatu hari, Vella dan Devano pulang dari taman yang cukup jauh dari rumahnya pada saat langit sudah petang. Vella dan Devano berjalan di jalan yang cukup sempit dan sepi. Vella melihat siluet seorang gadis dari kejauhan yang seharusnya tidak ada seorang pun yang menggunakan jalan itu. Semakin dekat, Vella dan Devano dapat melihat Alenka. Namun cukup aneh, Alenka mengenakan gaun hitam yang cukup mengerikan.
"Alenka...?" Tanya Devano dengan gugup.
"Ya" jawab Alenka dengan tersenyum mengerikan.
"Ahh...apakah Ekspetasi ku padamu terlalu tinggi, Vell? Aku sudah memberikanmu banyak petunjuk dari kematian dan keluarga mu dulu...namun kamu tidak menghilang juga? Sia-sia...padahal kan kalau kamu menghilang, Devano bisa untukku" ucap Alenka dengan menatap Vella sambil tersenyum menyeramkan.
--------------------FLASH BACK--------------------
Vella sesaat ingat, hanya ada satu orang yang memanggilnya dengan sebutan 'Vell' yaitu kakaknya dan orang yang membunuhnya. Vella adalah anak dari istri kedua dari Alberto Mooris dan Alenka adalah anak dari Istri pertama. Walaupun Ibu Vella adalah istri kedua, Alberto Mooris mencurahkan seluruh kasih sayang dan cintanya pada Istri kedua dan anak dari istri kedua nya. Alenka yang melihat itu merasa iri dengan Vella yang diberikan kasih sayang tanpa batas dari Ayahnya. Vella dari awal hanyalah anak polos yang mudah bodohi dan naif, begitu pikir Alenka.
Alenka sering mengajak Vella bermain dan memanggilnya dengan sebutan yang berbeda dari orang lain. Alenka seolah mencurahkan perhatian khusus untuk Vella seperti seorang kakak yang baik. Suatu hari kebencian dan rasa iri Alenka semakin bertumbuh. Karena sudah tidak kuat menahan diri, Alenka mengajak Vella bermain. Vella yang polos hanya menyetujuinya tanpa tahu maksud Alenka.