Bagian 9
Aku Membenci Waktu dan Masa, Semua Telah Meninggalkanku
Akhirnya setelah lamanya kita bersama, Dunia telah mengakui kita juga. Walaupun di setiap harinya dan ada waktunya kita selalu bertengkar sebagaimana mestinya, Tak ada henti dan berhenti di setiap tangisnya. Sama sama merasakan lelahnya. Bahkan ketika hari itu telah tiba ketika kita berdua merasa lelah, Komunikasi selalu mengiringi kita untuk berbicara. Aku tau kali ini aku benar benar menggantungkan semuanya. Tapi maaf terkadang aku bisa mencintaimu dengan caraku sendiri.
Menulis dengan apapun yang aku pikirkan, Menerka dengan apa yang selalu aku logika kan, Di setiap sudut kejadian. Hingga suatu hal terasa menyenangkan lagi, Kali ini aku memikirkan suatu hal tentang peristirahatan. Bukan tentang siapapun, Bahkan ini bukan tentang dunia. Ini tentang dirimu sendiri ketika semua pikiranmu menyerang, Matamu yang melihat semua kelebihan di dunia. Hatimu yang mendadak gertak, Suatu hal muncul di dalam dirimu. Semua aku izinkan untuk beristirahat. Aku tidak mengejar apapun lagi, Aku tidak berusaha untuk apapun lagi, Aku tidak berlari lari lagi. Aku hanya ingin berjalan di jalanku sendiri tanpa harus merasakan apa yang orang lain telah dapatkan. Jalanku yang lambat dan orang lain yang sudah berada di atas. Kali ini aku lebih memilih diriku untuk beristirahat lebih lama, Aku menyingkirkan semua rasa benciku pada manusia dan aku melanjutkan apa yang telah aku pilih.
Alena? Mengapa semua hal tak pernah bisa berubah dalam sekejap, Mengapa sebagian manusia selalu ingin melakukan sesuatu yang sama sampai seratus kali di bandingkan mencoba hal baru yang penuh dengan tantangan, Ternyata pantang kenyamanan adalah suatu hal yang sulit di dapatkan. Alena? "Kenapa kamu sakit lagi?" Aku tidak pernah sembuh. Ruang kosongku selalu bertanya padaku, Sampai kapan sembuhmu datang sudah terlalu banyak luka, Seperti cabikan cabikan hewan buas yang kamu biarkan begitu saja, Aku hanya menjawab "sekali lagi Alena, Aku tidak pernah sembuh". Setiap hari pikiran dan hatiku selalu panas tak ada satupun manusia yang ingin memelukku karena panasku, Tak ada seorangpun yang ingin menolongku untuk menjadi air, Alena aku tidak berharap lebih lagi aku hanya akan menjalani semuanya seperti semestinya saja, Aku sudah lelah dengan semuanya, Seribu kali sudah ku ucapkan. Ntah mengapa aku ingin sekali memeluk diriku sendiri lagi, Maafkan aku yang tak pernah bisa menyembuhkanmu, Aku akan kembali setelah semua lukaku pulih, Aku tak membutuhkan orang lain lagi, Biarkan aku sakit, Sampai waktu yang menyembuhkannya. Dasarnya aku membenci waktu dan masa, Semua telah meninggalkanku.