Bagian 15
Diri
Bunda, Rasanya ini asing sekali di telingaku. Bunda aku minta maaf, Karena mataku tak pernah melihatmu di satu sisi, Berdiri di hadapanku ketika badai dan dunia menyerangku. Hari hari, Maaf ga pernah maaf. Makanan keseharian. Permintaan, Kesalahan, Kekeliruan Kebahagiaan tak ada habisnya. Semua berputar di lingkaran setan. Semua hal nampak melelahkan lagi. Melihatnya lagi, Semua hal ku tahan. Semua hal ku pendam. Tentang perayaan, Tentang hari itu juga. Tentang manusia yang melelahkan. Setiap hari, Setiap waktu, Setiap masa senang habis. Semua hal melelahkan, Semua hal tidak menenangkan. Semuanya hambar. Semuanya lelah jika memakai perasa. Luka luka luka dan luka. Maaf maaf maaf dan maaf.
Berikan aku satu alasan, Kenapa aku tidak boleh merelakanmu? Berikan aku satu bimbingan, Kenapa aku selalu benar benar berada dalam sangkar? Berikan aku ketenangan, Dari riuhnya hal hal yang membuatku menangis setiap hari. Alena, Apa kau baru ingin memulai? Apa kau benar benar jatuh cinta dengan penulisnya? Apa kau ingin benar benar menerka suatu hal dari penulisnya? Apa kau sebenarnya ingin? Apa aku cinta terhadap apa yang kau tuliskan? Apa kau ingin hal hal itu menjadikan tulisanmu menjadi nyata? Apa yang kau inginkan dari sang penulis? Apa makna dari kata kita? Mengapa?!! Mengapa kau jatuh cinta dengan sendirinya.
Mengapa? Ada beberapa banyak hal di dunia ini yang menyeramkan. Dari sebuah kehidupan manusia selalu mempunyai ketakutan. Ketakutan selalu berada di belakang manusia, Manusia dengan segela takutnya. Manusia dengan segala kepalsuan nya. Bersatu dalam satu cangkang. Apakah semuanya harus benar benar berakhir? Apakah semuanya hanya sebuah angan angan belaka. Rasa takutnya melebihi dari semuanya. Akan kah kau takut rusaknya dunia? Akan kah ada manusia yang serakah akan dunia, Sehingga dunia benar benar membenci nya. Karena kemenangan dari sebuah penderitaan adalah menerima semuanya dengan baik. Menghargai diri sendiri dengan perayaan dan kesenangan. Memberi ruang untuk melihat semuanya dengan jelas, Bahwa semua hal tak pernah bisa sempurna. Dengan segala hal yang kamu punya, Kamu selalu ingin lebih. Kamu harus mencari tempat, Di mana tempatmu adalah suatu hal yang harus benar benar kamu hargai. Menghargai dari dirimu sendiri adalah bagian luar biasa yang pernah ada dalam diri, Seperti lautan yang selalu menerima angin di setiap ombak yang di perolehnya, Laut tak marah.