Chereads / Alenaa / Chapter 19 - Bagian 19, Luka Terkubur, Penglihatan Kabur

Chapter 19 - Bagian 19, Luka Terkubur, Penglihatan Kabur

Bagian 19

Luka Terkubur, Penglihatan Kabur

Aku tak pernah melihat apapun, Mataku di penuhi air, Mataku kalang kabur melihat semuanya. Aku tak dapat lagi menahan riuhnya kepalaku. Aku tengah sedang berjuang melawan semua pikiran yang ada, Setiap hari. Aku lelah dengan kriteria hidupku sendiri dimana yang mengatur nya adalah logika. Aku logika, Aku perasa dan aku tak pernah tau mana benarnya. Karena di setiap jalan hidupku aku menemukan sesuatu hal yang aku sukai bahkan berbanding terbalik. Aku memainkan waktu, Aku mengatur waktu namun tetap saja semua tidak bekerja sesuai apa yang aku rencanakan dan berakhir dengan hal hal yang tak pernah aku inginkan.

Selayaknya manusia aku menyesali beberapa keputusan yang aku ambil. Karena jika hari itu aku tidak melihat apapun aku hanya akan menjadi beberapa hal, Dan aku hanya akan menjadi kosong. Selayaknya manusia ketika aku melihat hal hal yang menyakitkan aku rasa semua hal yang aku ambil itu benar benar salah bahkan terlihat menyakitiku tapi tanpa sadar? Kamu bisa bahagia tanpa harus memikirkan hal itu. Jadi apapun yang memang salah tidak selamanya itu salah kadang di balik semua hal buruk masih terdapat hal baik. Seperti yang ku katakan hari ini sungguh, Aku tak ingin semua hal yang sudah menjadi bagian hidupku, Pergi begitu saja.

Di bagian terakhir sebelum berakhir aku ingin menuliskan apapun yang aku rasakan di setiap tak mempunyai apapun, Ketika aku berusaha untuk bangun sendirian, Ketika aku harus menata semua kegiatanku seperti semula dimana aku kehilangan semuanya. Semua hal yang berantakan tak ada satu orang pun yang mau menyelematkan. Aku tidak egois semua orang juga mempunyai rasa sakit. Aku sadar, Semua orang sampai hari ini masih bertahan dengan rasa sakitnya. Sekalipun aku paham dengan iu rasanya aku tak pernah tau sedikitpun tentang rasa sakit. Sehabis ini dan setelah ini akan ku ucapkan kata maaf lebih banyak, Aku tau bagaimanapun caranya lagi aku hanyalah anak yang tak pernah bisa di mengerti oleh siapapun. Bahkan bundaku sendiri terkadang bingung dengan isi pikiranku. Biarkan, Biarkan aku untuk mengurusnya sendiri. Kelak aku akan tau mengapa aku di ciptakan. Kelak aku akan tau mengapa aku harus membawa luka ini menjauh dari siapapun. Aku ucapkan terimakasih telah singgah, bahkan menungguku sampai hari ini.