Chereads / Alenaa / Chapter 22 - Bagian 22, Sementara Itu Menyakitkan

Chapter 22 - Bagian 22, Sementara Itu Menyakitkan

Bagian 22

Sementara Itu Menyakitkan

Ini tentangku dan diriku lagi beberapa kali aku membahasnya disini namun semuanya tak akan pernah berakhir begitu saja pikiranku dan diriku yang tak pernah menyatu dalam sekali waktu, Semua prasangkaku dalam kurun waktu kecil yang selalu salah. Maaf bila semua hal kali ini menyakitkan. Maaf bila semua hal yang pernah ku taruh dalam dalam harus ku cabut kembali, Ini maaf untuk diriku sendiri. Ini tentang bagaimana caranya untuk menghargaiku. Maaf ya dalam waktu dekat kali ini aku harus belajar perlahan untuk mengikhlaskan. Perlahan lagi hampasan angin tak dapat ku rasakan. Aku akan senggan untuk duduk di sebelahmu lagi. Aku akan senggan untuk berbicara mengenai waktu yang tak pernah dapat kita raih. Waktu esok, Besok, Lusa.

Aku tengah lelah untuk mendengar semua keluhan manusia, Mulai dari sesuatu hal yang tampak kecil dan tak terlihat sampai hal terbesar pada saat manusia tak dapat lagi untuk melihatnya. Seraya hari ini adalah hari terakhirku, Aku tak pernah meminta manusia untuk memberhentikan mulutnya. Separuh dari paruh yang tajam, Menggunjing di setiap waktu. Memohon untuk selalu di maafkan. Meminta untuk terus di temani. Melihatnya sungguh tak tega, Air bahagianya habis. Menempatkan tempat yang salah untuk di tangisi. Bahkan di setiap detik semuanya benar benar mudah untuk di hancurkan. Aku tengah berharap semoga dari cara melepaskan aku dapat menindasi semua kesedihan walau kalau seandainya akan membuatku benci selamanya.

Selamanya, Hanyut. Hanya akan ada beberapa hal hanya akan ada beberapa waktu musim dan sebagainya. Ku katakan aku benci luka. Luka yang ku jaga, Luka yang ku utarakan, Luka untuk pembuat luka. Luka luka luka luka dan luka. Dari kiasan kata yang paling ku suka bahkan sampai ku benci hingga telingaku menutup sendiri dan enggan untuk mendengarkannya adalah kata dari sebuah luka, iya. Semuanya terluka. Kamu luka dan aku juga luka. Setengah dari luka isinya tertawa.Jadi mungkin jika hilang sementara aku lebih memilih untuk hilang selamanya, Sementara itu menyakitkan.