Bagian 25
Lihat Aku Sekali Lagi
Karena mulai dari awal aku tau bagaimana caranya untuk tetap tenang ketika di tinggalkan. Aku selalu belajar untuk menerima segala konsekuensi alam yang sudah harus di gariskan untukku. Memang untuk beberapa hal dari kita kemarin benar benar membuat semuanya berantakan, Tenang saja aku tak akan menyalahkan menyalahkanmu. Aku tak akan menyudutkanmu hingga kamu benar benar merasa kekurangan dan tidak pernah cukup dengan dirimu sendiri. Gelas kosong yang selalu ku bawa banyak orang yang selalu ingin mengisinya, Namun aku selalu menginginkan kamu yang selalu dapat mengisinya.
Aku tau semua marahmu karenaku. Aku juga sedang tengah mencoba untuk tak pernah meminta. Apapun yang telah aku gantungkan dan aku minta aku selalu merasa aku tengah terlalu berisik terhadapmu. Meski seratus kali aku menginginkan itu. Aku tetap saja terlihat rendah. Aku memandang cermin bagai diriku yang terlihat tak buruk dari sebuah sampah. Aku Pemungut sebuah harapanmu yang telah aku minta sendiri, tanpa sadar apa yang kamu berikan kepadaku adalah sesuatu yang telah lama aku minta minta, Bahkan memohon atau lebih buruknya tentang aku yang selalu mengemis di kasihani. Seperti anjing yang selalu setia akan tuannya, Meski tuannya menginginkan untuk anjing itu pergi, Anjing tak pernah lupa akan kebaikan tuannya.
Aku tengah menambahkan sesuatu hal terhadap apapun yang telah aku lakukan kali ini. Aku tengah melihat sebuah harapan yang tengah di pupus sendirian karena penghianatan. Aku tengah menjadi penonton di setiap orang banyak yang telah merasakan sesuatu. Sesuatu itu tak lebih dari rasa trauma seseorang. Melainkan aku juga tengah melihat diriku yang penuh kekurangan, Kamu akan tau bagaimana caranya melihat keramaian pada diri sendiri dan orang lain. Kali ini aku tengah berada dalam keadaan di ambang pupus. Aku tengah melihat diriku sekali lagi, Bahwa ini masih bisa di teruskan.