Bagian 27
Tak Ada Cara Untuk Hidup Tenang
Ini cerita kemarin yang pernah kau anggap sebagai lelucon. Seberat dan semarah apapun pada dunia. Dunia akan tetap saja tidak pernah adil, Angkuh, Serakah, Tak pernah berpihak, Memandang sebelah mata. Aku juga tengah lelah ketika semua hal yang pernah aku usahakan berujung menjadi sebuah kesadaran, Aku sadar aku sedang melakukan sebuah kesalahan dan aku berhenti untuk melakukannya lagi.
Terkadang aku tengah berfikir bagaimana tentang bagaimana caranya hidup tenang. Aku tau memaafkan bukan hal yang mudah namun aku selalu mengingat bahwa orang orang yang tak pernah berjabat tangan denganku, Orang orang yang tak pernah aku buat marah mereka selalu memaafkanku dari kejauhan. Ntah dari beberapa hal. Hal lain telah mengajarkanku lagi bahwa memafkan dan menerima kembali adalah suatu bentuk mengapa dunia di ciptakan. Dunia akan penuh dengan kesedihan dan kebencian beberapa kali kau akan melawannya kau hanya akan terbawa sebuah arus, Dan tugasmu hanya untuk memahami cara dunia bekerja.
Aku ingatkan sekali lagi, Ketika kau sudah dewasa dan kau tak pernah meminta uang lagi, Bahkan kau merasakan malu ketika kau tak melakukan suatu hal apapun. Kau tengah di titik penerimaan dunia dimana kau harus melapangkan dada dan kesabaran di ambang sebuah batas. Aku ucapkan selamat kepada kau yang tidak gila, Pada dunia yang selalu minta untuk di mengerti. Buang jiwa gelapmu, Bawa beberapa hal yang pernah kau patuhi, Kau harus patuh, Kejam bahkan sedikit lembut. Ini bukan tentang pengertian dunia tapi memang kau hanya butiran kecil dunia. Bahkan dunia tak pernah melihatmu ketika kau sedih, Bahagia, Risau. Keberisikannmu tak pernah sampai pada dunia. Ingatlah semua orang sengsara, Semua orang sedang mencoba. Menjadi satu satunya sosok yang mampu menerima dunia.