Bagian 17
Aku Tidak Pernah Pulang Lagi
Aku membencimu, Sebagaimana kebahagiaanku terambil. Memang benar aku tak pernah tau mengapa aku membencimu, Dari awal hingga akhir aku akan tetap membencimu sebagaimana mataku tak ingin sejuk ketika melihatmu. Tanganku tak pernah selaku tenang ketika berada di dekatmu. Pikiranku yang selalu buruk terhadap apapun yang kamu lakukan. Kamu akan tetap ada di mata nerakaku. Tak jauh tak lupa tetap melekat, Selamanya. Selama kebahagiaanku di ambil kamu tetap menjadi sesuatu hal yang harus aku benci. Selamat datang kembali, Diri. Karena aku sudah lelah dengan duniaku sendiri, Berjalanlah tanpa tanganku. Berlalulah tanpa lalu lalang pikiranku, Aku melepas duniaku sendiri, Biarkan berjalan semaunya. Karena aku tidak pernah ingin menjadi penganggu poros kehidupan dalam hari ini. Aku berperang malam ini, Aku berperang bukan dengan manusia, Apalagi dengan ego. Aku berperang dengan rasa lelahku, Dari lelahnya kehidupan dan perbincangan manusia.
Aku pernah mengingat suatu hal, Ketika semuanya yang terjadi bahkan hal hal itu terjadi lagi. Semua pikiranku hari ini tentang hari ini semua pikiranku menuju kesana. Tak ada lagi suatu hal yang aku pikirkan lagi. Aku pernah melihat sesuatu hal yang menyakitiku dan hari ini aku akan melihat nya lagi, Apakah aku harus lari di hari itu? Apakah aku harus menatap kosong semua hal itu. Semua hal yang benar benar menakutkan itu, Hari yang akan mengancamku. Hari hari yang akan menjadikan kita sebagai manusia lagi. Hal yang membuatku patah lagi. Aku takut namun harus aku katakan pada siapa hari ini. Harus ku katakan semuanya. Harus ku katakan pada hari itu juga, Bahwa semua hal akan ku bawa lari lagi. Apa harus ku bangun lagi? Apa harus ku buka mataku lagi? Apa hari ini semua lukaku harus ku rawat lagi?
Hey jangan gila itu bukan lukamu, Itu dirimu sendiri itu lukamu yang kau bangun sendiri, Bukan siapa siapa yang harus menyelamatkanmu ini lukamu, Tak ada Jawaban di orang lain tak ada pertanyaan di kepala semuanya hilang. Ingat yaa hanya kamu yang bisa menyembuhkan lukamu itu. Semua orang tak bertanggung jawab atas lukamu. Hari ini kamu tengah benar benar sendirian. Karena aku tau lukamu hanya benar benar ada. Beberapa kali kamu mendapatkan sebuah peluang dimana kamu tak pernah mengakui dirimu sakit setiap hari. Jangan buka kan pintu. Jangan biarkan diriku tuk masuk lagi. Larang aku tuk sepenuhnya. Jadikan aku sebagai tiang sebagaimana aku adalah kunci untuk pulang. Mau sejauh apapun aku melangkah, Tujuan terakhirku adalah kepulanganmu.