Chereads / Alenaa / Chapter 14 - Bagian 14, Karena Bangunan Itu Semacam Kepercayaan

Chapter 14 - Bagian 14, Karena Bangunan Itu Semacam Kepercayaan

Bagian 14

Karena Bangunan Itu Semacam Kepercayaan

Dekapannya benar benar membuat menangis. Aku takut akan ketergantungan. Aku takut akan takut dari pikiranku. Aku takut. Aku takut dan aku takut. Aku tak bisa melawan rasa takutku. Alam menyiksaku, Memaksaku, dan menggerutu. Alam tak pernah senang denganku yang sekarang. Alam tak senang dengan aku yang selalu memaafkan. Alam membenciku. Alam tak senang akanku. Alam tunjukkan semua keburukannya, Sial aku malah terlalu jatuh mencintainya.

Bangunan yang telah lama kokoh berdiri, Ia jatuh di tanganku sendiri. Bangunan bertahun tahun itu kita jaga bersama. Ia tetap berdiri dan tak ada satupun tangan yang ingin menghancurkannya.Lama kelamaan kami berdua sadar, Tak ada bangunan seindah dan semegah itu yang pernah dibangun bersama. Berkali kali, Berputar mengelilingi dunia dan tak menemukan apa apa. Pernah menemukan namun ujungnya tangan mereka yang kotor menghancurkan bangunannya. Aku sempat kecewa, Aku sempat mencari duplikat nya. Namun usai aku tak menemukan bangunan itu di kehidupanku selanjutnya. Percayalah ternyata ketika kita berdua tengah pulang di bangunan itu. Ternyata kamu lebih memilih menghancurkan bangunan itu untuk mempertahankan orang lain di dalamnya. Kamu menghancurkanku dan menyelamatkan orang lain, Reruntuhan yang kamu hancurkan membuatku terjatuh, Dan tak bisa menatap langit. Aku kehilangan tempat nyamanku dan kehidupan tempat pulangku sendiri. Aku benar benar tak bisa apa apa saat itu. Saat aku tak pernah di ujung penghulu kali ini, Ternyata ekspetasiku tentangmu yang baik benar benar membuatku tak mempercayaimu lagi.

Selang beberapa waktu, Setelah kamu melihatku yang babak belur dan penuh luka memerah. Kamu benar benar tidak melihatku sama sekali. Kemanusiaanmu hilang, Rasamu hilang, Empatimu hilang, Rasa kasian dan kasih sayangmu juga mengikuti perilakumu. Aku tengah kuat waktu itu, Aku benar benar tanpa tangisan kala itu, Karena memang bangunan itu adalah rumahku, Dan kamu menghancurkannya. Sebuah kepercayaan yang benar benar tinggi, Kemudian kamu sendiri yang menghancurkannya. Aku pernah berfikir semua yang telah membunuh kepercayaanku sendiri adalah manusia yang tidak bisa di maafkan. Aku tak bisa memaafkan bangunan yang telah lama ku bangun dan aku percaya ia akan menjadi tempat pulang paling megah, Dan ternyata kamu menghancurkannya.