Chaos, situasi kota ini masih menjadi misteri, jumlah goblin yang mencapai ribuan serta bagaimana cara mereka menembus gerbang masuk yang dijaga ketat oleh pasukan putri Shia.
Saat ini Faith berusaha menenangkan perasaan janggalnya, yang seolah-olah terpanggil untuk ikut terlibat dalam peperangan ini. Ia meneguk satu botol air minum dan mengusap bekas darah di hidungnya.
Saat ini dirinya merasakan suatu hal aneh, tiba-tiba ia merasa jika dirinya merasa sangat asing di dunia ini dan diwaktu yang sama ia merasa Dejavu semenjak melihat sosok misterius yang menunjuknya di gang kota.
Orang-orang penuh kecemasan didalam benteng, Kejadian lima tahun yang lalu tidak sampai separah ini, bayi-bayi menangis suara kecemasaan dan harapan bersatu dalam gelombang yang sama. Irly memejamkan matanya sembari bersandar dibahu Faith yang kini gemetar.
"Apa pasukan putri Shia akan berhasil?"....
"Bagaimana ini, lima tahun lalu tidaklah separah ini"....
"Argh!!!"
Suara derita makin menjadi-jadi, korban tak semuanya selamat saat memasuki benteng, ada yang bagian tubuhnya terluka dan hilang. Beberapa Wanita diperkosa, beberapa bayi dibunuh, beberapa orang dewasa disiksa, anak-anak yang seharusnya ceria menderita ketakutan.
"(Sialan!!! Ada apa denganku! Baru kali ini pikiranku kacau balau, apa sebenarnya yang terjadi!!!)" Lalu Ia berteriak
"Tenanglah Sialan!!!" Semua orang terdiam hanya tinggal bayi-bayi yang menangis.
Irly membuka matanya, selama ia memejamkan mata ia melakukan Riset terhadap situasi kota yang berubah drastis, dan ia menemukan sebuah kejanggalan.
"Faith dengarkan aku, Goblin adalah monster rendahan, mereka bodoh, tak memiliki akal seperti halnya kita, mereka tak memahami kita, namun mereka berkomunikasi dengan sinyal, disisi lain mereka cerdik, adaptasi mereka sangat cepat namun kali ini ada hal yang membuatku janggal, seolah-olah populasi mereka membludak tak terkira, apa pemicunya?" Sebuah pengantar dari kecerdikan gadis kecil ini, Faith mendengarkan hingga selesai perkataan Irly.
Kejanggalan alur, cara mereka menerobos, bagaimana bisa pergerakan mereka sangat terorganisir?. Ada seseorang yang bermain-main dalam situasi ini entah itu yang memulai atau ikut memperkeruh suasana. Ia harus menangkap basah sosok yang bersembunyi dibalik layar. Irly juga bercerita jika, dulu pernah ada cerita mengenai seorang lelaki yang berkata jika ia bertemu dengan Goblin yang bisa berbahasa manusia, tubuhnya tegak tidak cenderung membungkuk seperti biasanya, dia berkelamin perempuan.
Apa cerita ini menjadi pertanda jika monster rendah seperti Goblin pada akhirnya mampu berevolusi? Ini menjadi pertimbangan mengenai argumen yang Irly sampaikan, jika benar ada Goblin yang mencapai evolusi maka hal ini akan menjadi kekacauan terbesar di kota kecil ini.
"Lebih mudah jika si putri melakukannya" namun tanggapan Faith ditepis oleh gadis kecil ini
"Putri Shia harus tetap dikota ini, jika tidak kota ini akan hancur sebelum dia menemukan orang asing ini, ada seseorang yang lebih cocok, yang bahkan tak bisa dideteksi energi sihirnya, siapa lagi kalau bukan kau?" Ya, Pria ini tak harus terbebani pada hal yang saat ini mengganggu mentalnya, bahkan penyebabnya pun tak diketahui. Namun perlahan perasaan yang mengganggu semakin pudar, Irly juga memberikan sebuah kalimat spesial untuknya.
"Apa kau ingat hal yang ku sampaikan pertama kali saat di jeruji besi?"
"Aku ingat"
"Kalau begitu, pulanglah dengan keadaan selamat"
Kota yang sunyi sejenak ini, kekacauan nya mulai membludak, ledakkan besar-besaran terjadi di setiap gedung bangsawan, bangunan raksasa pun runtuh seorang aktor tambahan datang sebagai pecinta kekacauan.
"Hahhhh, bau ini, bau kayu terbakar, bau darah, bau ketakutan, bau usaha yang tak jelas apa hasilnya, dan terlebih bau kematian....." Sesosok pria bertanduk dengan kulit gelap diselimuti api membara, legenda hidup yang mencoba meluluhlantakkan kerajaan Belight 37 tahun yang lalu, namun digagalkan oleh Paladin terhormat Douglas Gregory, yang tewas saat melawan iblis yang kini ikut dalam teater kematian yang tirainya sudah dibuka.
"Hei.... Douglas..., lihatlah negeri yang kau jaga mati-matian ini, bahkan satu kota hancur hanya karena mahluk keroco, haaaaa" Iblis dengan luka tebasan pedang di dada, serta jari tangan kirinya yang hanya tinggal tiga buah, ekornya yang runcing, tanduknya yang membara, matanya yang tajam, taringnya yang mengancam.
Sambil membungkuk hormat, iblis yang melayang di tengah kekacauan ini memperkenalkan dirinya sekali lagi.....
"Pangeran Iblis keempat, Tuan Daemon Taskal... Memasuki Ruang teater" sebuah monolog yang kini mulai membangun cerita awal yang mengikis gelar Silent kingdom.
Dari tujuh kesatria unik, hanya tiga yang siap bertempur, Zenzen peringkat 2, Emily shia peringkat tiga, lalu si peringkat pertama sekaligus Calon yang konon hampir mendekati Paladin terhormat Douglas Gregory, ia adalah Theodore Wallcut, biasa dipanggil Tuan Theo oleh rekan-rekannya.
Si pangeran Iblis Taskal mulai membakar area sekitar benteng kota, ia menyiksa para warga dengan suhu panas yang luar biasa, Theo yang mendapat laporan segera menuju kota tempat Emily shia bertugas, serta Zenzen yang membawa pasukan elit juga siap untuk ikut serta.
Kali ini Belight benar-benar mengalami kekacauan, Sang Raja Memerintahkan dua kesatria unique untuk mengalahkan Taskal, lalu Sisa dari pasukan dipersiapkan untuk menjaga Ibukota kerajaan.
Arthor, walau ia raja yang tegas namun dalam hatinya, putri kecil yang kini sudah dewasa tetap membuat hatinya cemas.
"Theodore, Zenzen! Kalian hanya boleh kembali jika yang kalian bawa adalah kemenangan!"
"Siap yang mulia"
Di sisi lain cerita , Faith berhasil menyusuri dan menemukan suatu gua yang ia duga sebagai sarang Goblin, bermodalkan tehnik bersembunyi miliknya serta mengikuti Arah datangnya para Goblin, sebuah tempat yang lembab serta jauh ditengah hutan dan bau busuk menyengat ini, sudah lama ia tak menciumnya.
Dua Goblin dengan Zirah lengkap menjaga Gua tersebut, tak ada celah untuk menyerang sudut pandang yang terbatas, ia hanya membawa Beberapa pisau dan sebuah pedang pendek.
"Cih, pedang karatan yang kutemukan di pinggir jalan, huhhh.... Benar-benar ekstrim situasi ini" untungnya ia tak memakai setelan jas kesayangannya, dengan pakaian lusuh yang ia kenakan kali ini membuatnya leluasa untuk bertindak.
Faith melemparkan sebuah batu kearah yang berlawanan dengan posisinya, beruntung ia berhasil menimbulkan suara gesekan daun semak-semak, dua goblin bodoh itu mendekati sumber suara. Dan eksekusi berlangsung.
"Slashh!!!!!"
"KRAKKKK"
satu kepala melayang, namun pedang karatan itu patah, goblin yang menyadarinya berusaha melawan dengan mengayunkan pedang, namun Faith berhasil memblokir serangan irregular goblin ini, dengan pedang yang patah, lalu tangan kirinya berayun dan memotong leher hingga putus.
"Nice Parry... Jadi ayo kita lihat siapa sebenarnya yang bersembunyi dalam gua ini"
Ia berjalan perlahan memasuki gua, ruangan ini dipenuhi mayat wanita dan gadis, yang kepalanya hilang, tubuh mereka dimutilasi, lalu yang paling menjijikkan adalah....
"Huek!" Dengan sekuat tenaga Faith menahan diri untuk muntah, kepala-kepala gadis dan wanita yang dipenggal ditata rapi disebuah altar, dan darah mereka menjadi sebuah simbol ritual, ia tak memahami maksud dibalik genosida ini.
"Dasar Gila!".... Taka ada seorangpun dalam ruangan ini, namun sebuah tabung transparan berisikan cairan dan kepala wanita, membuatnya penasaran, ia mengambilnya ditengah altar. Berbeda dengan kepala lain, ia terlihat segar seperti hanya terpisah dengan tubuhnya.
Telinganya panjang namun rambutnya perak, dari ekspresi wajahnya, ia seperti tertidur pulas. Faith membuka penutup tabung dan mengeluarkannya.
Disaat bersaman Seseorang berlari kearahnya membawa pedang, Faith menyadarinya dan benar saja, ia melihat sosok lelaki yang tubuhnya mirip goblin, namun ia tinggi dan berdiri tegak. Wajahnya panik.
"Taruh Itu!!! Apa kau tak tahu apa yang ada dalam tabung itu!?" Faith mengambil jarak aman dan berusaha menghindari konfrontasi dengan Goblin yang berevolusi ini.
"Sial-sial-sial!!!, rencanaku tak mungkin gagal!" Sekilas ia memang mirip manusia namun tubuhnya benar-benar goblin, Faith yakin jika kepala wanita dalam tabung ini adalah hal penting untuk rencana musuh.
"Jadi kau yang memerintahkan para goblin ini menyerang kota?" Faith sangat geram.
"Bukan urusanmu, dan jangan buka tabung itu!" Ia membentak Faith sekaligus memperingatkannya.
Namun terlambat Faith telah membukanya, tanpa basa-basi Goblin yang telah berevolusi ini kabur ketakutan,karena hilang fokus mantra yang mengorganisir para goblin rendah kacau, sebelum jarak 5 meter tubuhya berhenti kaku, sebuah rambut perak menusuk dadanya lalu kepala, kaki, tangan semuanya tertusuk dan hancur.
Faith yang tahu sumber serangan langsung melempar tabung yang berisi kepala tersebut.
Tawa seorang wanita memekikkan telinganya. "ahhh, bau ini..." Kepala yang terpenggal itu berbicara, Rambutnya memanjang dan berdiri tegak menyangga kepalanya. Kepal itu berbalik melirik Faith yang terpojok sambil menghunuskan pisau.
"UMBRA WITCH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Hanya dalam sehari ia berkali-kali mendapatkan nasib sial.
"(Kau tahu terlalu sombong jika aku merasa sanggup menyelesaikan skenario yang entah siapa penulisnya ini)"