"bagaimana mungkin, upaya apa yang kau lakukan Vampir!!!!?" Sang naga tanah Murka, ia berusaha memunculkan tubuh fisiknya diluar ritual, namun Sang Ratu Vampir membengkok kan Ruang Avatar naga, Avatarnya seolah-olah terlipat dan musnah.
"Berisik Tua Bangka sialan, seperti yang kuduga tubuh ini masih lemah" tangan kanannya hancur, namun perlahan beregenerasi.
Karena kendali dipegang penuh oleh sang ratu, ia mampu menggunakan sihir, walau keterbatasannya masih sangat kuat, Ia tetap akan menerima penalti dari kekuatan yang ia keluarkan jika melebihi batas ketahanan tubuh yang ia jadikan wadah.
"(Apa itu!? Mustahil jika manipulasi ruang, apa semacam gaya gravitasi yang massive!?)" Taskal kebingungan dengan situasinya.
"Baiklah, buat aku terhibur bocah iblis" seringai.....
Namun masih ada sosok lelaki berkacamata yang memegang sebuah lembaran kertas dan menulis sebuah cerita, ia dalam lembar kosong.
"Benar-benar indah!, menuliskan kejadian nyata lebih mengagumkan!, Jadi hibur aku para aktor, teater ini masih belum berakhir"
Ia duduk diatas menara pengawas benteng kota, namun ia hanya menempatkan dirinya sebagai pengamat.
"Khak!!!!!" Taskal menyerang bertubi-tubi hingga gelombang serangannya mengacaukan area sekitar, pasukan sihir Zenzen berhasil menurunkan suhu panas akibat dari kekuatan Taskal.
Ratu vampir hanya menangkisnya dengan lihai, dan terkadang melakukan gerakan kaki seolah sedang berdansa.
"Sialan!! Kau ini sebenarnya apa!!!" Taskal benar-benar kehilangan kesombongannya, saat ini ia benar-benar merasakan posisi terpojok.
Lalu sang ratu mengayunkan pedang yang yang ia beri nama, Cutterfall.
"Dulu di masa keemasan ku, pedang ini mampu menebas dengan jarak sejauh mata memandang" lalu dengan ayunan yang perlahan, Ia memotong sepertiga bagian tubuh taskal, lengan kirinya terpisah dari tubuhnya, pantai yang didekat kota menerima imbasnya, tekanan luar biasa mengacaukan ombak, 3 kapal nelayan hancur lebur, semakin dekat jaraknya potongannya semakin rapi, namun jika semakin jauh potongannya menjadi tak beraturan yang berakhir sebagai gelombang kejut bertekanan tinggi.
"Arghhh!!!!" Taskal tak sanggup untuk menghindar, kabur pun akan percuma, bahkan kengeriannya melebihi sang ayah, Raja dunia Iblis.
"Berengsek!!!" Sambil mengangkat tangan kanannya ia memusatkan energi sihir terbesar, memanipulasi mana disekitar dan mengeluarkan serangan pamungkas.
Sang Ratu masih memperhatikannya, dan memperlihatkan wajah sombongnya. Tanah serta objek disekitarnya berterbangan membentuk satu objek raksasa diangkasa, sebuah meteorit raksasa mulai terlahir, ia berencana menghancurkan satu kerajaan dengan serangan ini.
"Lihatlah sihir yang tak ada duanya ini!!! MATILAH BERSAMAKU!!!!"
tertawa terbahak-bahak seolah-olah keinginannya terwujud, Sang ratu menancapkan pedangnya dan menatap wajah Taskal yang tersenyum paksa.
"Kenapa kau tak bereaksi wanita berengsek!!!"
"Hooo.., kau sadar jika aku wanita?"
Taskal melototi sang Ratu yang wujudnya lelaki berwajah cantik dengan rambut perak.
Darahnya menetes dan menggumpal di tangan kanannya, ia memanggil pedang panjang yang membuat naga tertunduk dahulu kala, membuat Iblis memohon ampun, serta pedang legendaris yang tak memiliki wujud Fisik, karena ini adalah pedang hasil Manifestasi dari kekuatan luar biasa Sang Ratu Vampir.
Sebuah pedang yang sebenarnya tak ada , dan hanya terlihat sebagai darah merah yang memadat.
"Causality Sword" pedang yang mampu memanipulasi sebab-akibat, ia mampu membuat suatu fenomena tak pernah terjadi dengan menebas sebab dari akibat yang muncul, atau menghapus akibat secara langsung dengan menebasnya, syarat dan ketentuan hanya diketahui secara detail oleh sang ratu.
Raja Arthor yang memandangnya dari jauh merasa jika ini akhir bagi seluruh kerjaan Belight, para warga ketakutan dan dipenuhi terror kecemasan.
Sang Ratu vampir mengayunkan Senjata Abstrak ini, dan dalam sepersekian detik, meteorit itu lenyap hanya tersisa suhu panas yang perlahan pudar. Namun pedangnya langsung hancur. Untuk kedepannya ia tak bisa lagi mengeluarkan Causality Sword.
"Hahahhaaaaaaa!!!!!!, Bagaimana Bocah iblis, inilah kekuatan yang sebenarnya!" Sang Ratu mendekati Taskal yang melongo, ia mencekik lehernya dengan tatapan mengintimidasi. Iblis yang menjadi legenda hidup hanyalah keroco bagi sang Ratu, dihadapannya tak ada seorangpun yang setara.
Taskal ketakutan, tubuhnya gemetar, ia sadar jika ini akhir bagi dirinya.
"Sekarang aku ingat, kau....kau.... Si Ratu Vampir!!!, BLOOD DRESSING QUEEN¡¡¡¡¡¡¡"
sang Ratu menghancurkan leher taskal, karena kesal dengan julukan lamanya.
Akhirnya skenario pertama berakhir, sebuah guncangan jauh didalam tanah, menggetarkan satu kerajaan.
"Ha!!, si Naga pasti mengalami penalti, Tugasku sudah selesai, jangan lupakan kontrak kita bocah".... Faith tersadar, aura perak menghilang serta rambutnya kembali menghitam.
Ia bergegas menuju ke benteng kota, dari luar terdengar jeritan tangis ratusan manusia yang ratusan manusia yang selamat, kota ini memang kecil namun harapan hidupnya sangat besar. Saat memasuki gerbang sesosok gadis kecil bagaikan malaikat memanggilnya, ia datang dan memeluk dirinya, rasa bahagia benar-benar memenuhi diri mereka, namun rasa penderitaan memenuhi udara sekitar.
...
"Apa yang kucari?, mengapa aku beradaptasi sangat cepat didunia ini?, seolah-olah aku sudah mati di kehidupan sebelumnya? Apa tujuan akhirku?, apa benar akulah yang menulis kisah hidupku?"
Tertidur dibawah suatu pohon, hari itu matahari mulai terbenam.
4 bulan telah berlalu, warga yang tersisa sudah selesai merekonstruksi kota, walau jauh berbeda dari sebelumnya.
"Hei vampir apa kau tahu, perbedaan Home dengan House?" Faith berbaring di Padang rumput dengan seorang wanita berambut perak.
Vampir ini mampu membelah dirinya dengan Faith, namun kekuatannya juga ikut terbelah.
"Aku bahkan tak tahu bahasa apa yang kau pakai, bocah.... Akhir akhir ini cara berbicara mu semakin Lancang, apa kau lupa jika aku itu seorang Ratu?" Vampir perak tetap ia sembunyikan keberadaannya, bahkan dari Irly sekalipun.
"Dalam bahasa inggris dua kata ini berbeda, house adalah wujud fisik atau materi dari sebuah bangunan yang disebut rumah, sedangkan home, ia bukanlah rumah dalam bentuk fisik, kehangatan,kebahagian, kebersamaan, Cinta dan beragam Fenomena abstrak yang tak dapat ditunjuk membentuk suatu tempat yang tak terikat wujud fisik ia melampaui ruang dan tak dibatasi waktu"... Yahh .. walaupun ini hanya sekedar ocehan dari pemuda yang usianya genap 26 tahun.
"Home Ya..., dulu aku punya keduanya, apa kau menginginkan Home?" Vampir ini memainkan wajah Faith dengan jari tangan kanannya, menarik narik pipi, hidung dan alisnya. Ia memandangi sebuah gunung yang mengingatkannya pada sebuah istana yang ia rindukan.
Faith meainkan jari tangannya, membentuk bangun datar persegi yang seolah-olah memotret awan oranye yang menjauh dari pandangannya, "sangat ingin"....
"Bukankah kau punya gadis itu?"
"Irly... Gadis itu benar-benar diluar ekspektasi, aku hanya akan menghambat perkembangannya"
"Jadi itu alasanmu menyarankannya untuk mengikuti ujian?"
"Ya... Dia sangat bersemangat setelah aku ceritakan mengenai negara Demokrasi"
Mereka berdua larut dalam suasana yang kini sudah kehilangan cahaya, malam hari telah menyambut mereka.
"Vampir, apa yang akan kau lakukan setelah menyelesaikan urusanmu dengan Umbra Witch?"
"Bukan urusanmu"
Tubuh vampir kembali menyatu dengan Faith, menghemat energi yang dibutuhkan, karena esok hari adalah upacara penerimaan pelajar baru di Dawn University, sebuah universitas kerajaan Belight yang berada di ibu kota, sudah seminggu semenjak ujian masuk berlangsung, Irly lulus dengan nilai tertinggi.
Faith harus datang sebagai Wali dari Irly Loneliest, terpaksa ia juga harus menggunakan nama Loneliest.
Pagi harinya, Faith menuju ibukota bersama Vampir yang membelah dirinya. Si Vampir terbang di langit sambil membawa Faith.
Sayap merahnya benar-benar indah, dan memukau.
"Saat kau bilang punya ide untuk menghemat biaya transportasi, kupikir itu ide yang cemerlang" kedua kaki lelaki ini keram.
"Kalau jatuh, aku bisa mati"
"Hahh, diamlah, lagipula tubuhmu akan beregenerasi"
Ia mengingat saat vampir menusukkan pisau puluhan kali di badannya hanya untuk melihat seberapa besar potensi yang dimiliki oleh Faith.
Bahkan sampai sekarang ia tak menyebutkan namanya, Faith sadar hubungan mereka hanya sebatas kontrak sementara, entah akan bertahan berapa lama, namun berada disisi sang vampir membuatnya seolah-olah bertatap wajah dengan cermin.
"Kita sampai" vampir menurunkannya di tempat yang sepi.
Faith menuju gerbang universitas dengan menyerahkan undangan resminya. Saat ia memasuki gerbang seorang gadis menendang perutnya dengan kasar.
Ia adalah Irly Loneliest, yang kedua kakinya telah sembuh berkat kenalan dari teman Faith yaitu Sentra yang memperkenalkannya dengan seorang dokter di ibukota.
"Hei, tenanglah gadisku, apa kau ingin lumpuh lagi?"
Dengan wajah cemberutnya, Irly memeluk erat tubuh Faith, karena ini akan menjadi perpisahan mereka berdua.
Lalu saat upacara penerimaan, Irly sebagai murid termuda sekaligus satu-satunya yang mendapat beasiswa dari sang Raja memberikan pidatonya sebagai murid baru.
Setelah usai Sebagai wali Faith naik keatas panggung, dan memberikan kata-kata terakhirnya
".....Semenjak kami berdua bertemu, diluar kewajiban saya sebagai wali, saya berpikir dalam mengenai hubungan kami berdua yang masih tak bisa disebutkan statusnya, mungkin butuh waktu lama untuk melihat dan merasakannya, saya menyadari bakat dari anak ini, untuk mengembangkan potensi dan meningkatkan kapasitasnya, saya percayakan gadis cantik dan anggun ini Pada Dawn University, Terima kasih atas kesempatannya"
Faith Turun menjauh dari panggung, saat seluruh acara usai Irly berbicara untuk terakhir kalinya.
"Berjanjilah kau akan kembali, dan tuliskan surat kalau sempat"
"Baikah, berjuanglah"
Mereka berdua saling beradu kepalan tangan, dan tersenyum.
Vampir menunggunya di depan gerbang sambil memakan sebuah daging panggang porsi besar.
Faith yang melihatnya sangat geram...
"Oi Vampir Rakus, kau apakan uangku!!!!"
"Maksudmu uang kita? Asal kau tahu, warga sipil sepertimu wajib memberikan pajak pada penguasa Tanah"
"Mana ada pajak setiap hari, oi!!!"
Ia mengejar Vampir yang kabur membawa sekantong uang miliknya.
....
Semua persiapan sudah lengkap, kini mereka berdua bersiap mencari jantung vampir yang detaknya terasa jauh diutara.
Dan sembari mengumpulkan informasi mengenai entitas yang meneror dunia dari balik layar.