Kadang kala saat kita melihat suatu kostum yang indah, kita lupa apa yang ada di dalamnya.
Apakah kontrak yang mereka berdua jalani hanya sebatas ini?, Faith beranggapan jika selama ini kontrak yang mengikat mengharuskannya selalu bersama Vampir, namun jika ia pikirkan kembali, tak ada hubungan spesial diantara mereka berdua, ia merasa jika dirinya sekedar tangkai yang menopang mahkota.
Sepucuk surat menyapa Zodias dan Faith, sebuah kabar kedepan bagi kedua diplomat ini.
"Tiga hari dari sekarang?"
Faith berusaha menerima keadaan diluar prediksi ini. Ia sebelumnya berharap keberadaan Vampir akan menjadi salah satu peluang untuk memenangkan pertarungan ini.
Namun Zodias merasa jika dirinya kurang berkontribusi dalam menyelesaikan masalah kaumnya. Faith sendiri juga merasa jika dirinya terlalu mengucilkan Zodias.
"Pengetahuan kami terbatas oleh Dragon Teeth Mountain's, jadi biarkan aku benar-benar ikut andil dalam rencanamu, aku merasa jika kau Terlalu sendirian untuk bergerak"
Dan Faith memberikan sebuah peran untuk Elf ini, sebuah peran penting yang menjadi salah satu dari tiga ujung tombak rencana miliknya.
Mereka berdua menghabiskan malam dengan diskusi mini menuju esok hari.
Trojan horse menjadi inspirasi untuk mengakali metode yang mengusung nilai manipulatif untuk menggempur barier to entry sang raja.
Faith mulai memperhatikan nilai utama tindakan pertama, dan cenderung mengevaluasi setiap celah.
"Kita harus menyajikan narasi dengan argumen yang kuat, Vi! Jangan hanya memberi satu perspektif, Buat headline lebih menarik, lalu rumuskan semua isu dalam satu paragraf yang mudah dicerna"
Vi bertugas memegang kendali atas penulisan berita. David dipercaya dalam penggambaran ilustrasi, sedangkan Zoya membantu mengumpulkan informasi terbaru bersama Kerabatnya yang bekerja disekitar istana.
Sebuah koran berita pertama yang Faith harapkan mampu mengguncang Barier yang terpampang.
"Ingat ini!, Raja tak mungkin menghancurkan istananya sendiri dengan senjata yang ada di dalam, namun jika ingin menghancurkannya, maka kekuatan dari luar adalah solusinya"
3 poin dari informan hanya tinggal satu, bagai sirkuit yang menjadi inti dari sistem pemberontakan.
Ada hal penting yang ia sadari, semenjak ia meninggalkan ruang diskusi universitas, beberapa orang mulai mengintai.
Namun ia sengaja membiarkannya, membiarkan mereka dipenuhi rasa penasaran.
Gerak-gerik mereka berpusat pada ruang percetakan milik keluarga Zoya, walau masih dalam masa percobaan, justru ini akan menjadi nilai plus untuk mempengaruhi psikologis lawan.
Mereka akan dihantui puluhan pertanyaan.
Poin ketiga yang ia dapat adalah, Karakteristik Raja yang tersembunyi dari tubuh publiknya.
Ia sengaja memasang sebuah ranjau yang akan aktif jika seseorang melewatinya tanpa terpijak beberapa gram.
Sebuah ranjau yang meledak jika targetnya cerdik, terinspirasi dari salah satu strategi seorang ahli siasat dari timur.
Ia memasang beberapa kode dalam koran berita, mulai dari kemunculan hingga memberikan siluet mini mengenai campur tangan dirinya.
2 hari sebelum pertemuan sebagai diplomat, Faith dengan sengaja menunjukkan wajahnya di area luar istana sembari mencari celah lain.
Namun saat ia mencoba mengintip bagian dalam dengan teropong diatas pohon, seorang kepala penjaga memergoki dirinya.
"Hei!, Aku memerhatikan mu sejak tadi!"
Faith tak mempedulikannya, bola matanya masih fokus mengamati aktivitas dalam istana, beberapa tiang dan bangunan mini menghalangi pandangannya.
Si Kepala penjaga memotong lengan pohon yang Faith gunakan sebagai pijakan, terjatuh yang ia harapkan, namun lelaki ini sangat lihai menggunakan teknik parkour.
Tangan kanannya mencengkram salah satu ranting untuk mengambil posisi terbalik seperti kelelawar.
Kepala dua orang ini saling berpapasan,
"Barusan pohon ini menjerit kesakitan, aku berpikir waktu yang tepat untuk evolusi akal pikiran manusia, dan sepertinya butuh ribuan tahun untuk memahaminya"
Faith merampas dan membuka paksa helm kepala penjaga yang akan berkonfrontasi dengan dirinya.
"Fhiuu'.." siul
Seorang wanita berambut pendek, dengan wajah publiknya yang menampilkan aura maskulin, tak ada make up sama sekali di wajah indahnya.
Dengan Refleks, si kepala penjaga menebas leher Faith hingga putus.
"Agh!!!!, aku terbawa emosi lagi!" Namun semua itu dibatalkan saat tubuh Faith terjatuh dan perlahan beregenerasi.
Dia sangat Terkejut, tubuhnya gemetar.
"Aku merasa bersalah telah mempermainkan psikologis seseorang" Faith sengaja membuatnya dalam kondisi bimbang, Atas rasa bersalah yang di taburi bumbu keterkejutan.
Wanita itu berusaha menggerak-gerakkan bibirnya untuk menyusun kata per kata.
Bola matanya tak sanggup tergerak dan hanya menatap satu sudut dengan kekosongan pikiran.
"Monster!?"
Faith menepuk pundaknya,
"Mari kita mengobrol bersama dengan dua cangkir kopi".
Berusaha kabur menjadi opsi pertama yang ia tekuni jika nyawanya terancam, sayang sekali langkah kaki yang tak beraturannya harus berhenti dan terpaksa menjadi bagian dari orchestra yang akan terbuka Segera.
Faith dengan paksa mengikat tubuhnya di sebuah hutan mini di area kota.
7 pertanyaan tak terjawab, kegigihannya benar-benar disayangkan hanya untuk kepercayaan yang sia-sia atas manipulasi dari keadaan yang tersembunyi kala itu.
Wajah wanita ini benar-benar semakin tegas dengan alisnya yang tajam serta kedua mata yang berani, terkadang bibirnya menguatkan ekspresinya dalam menunjukkan jiwa kesatria.
"Inilah mengapa aku malas ber dialektika dengan seseorang yang loyal" Sebatang Rokok tersulut ujungnya, asapnya menghempas ke wajah wanita itu.
"Tartura benar-benar tahu selera laki-laki"
Ia mulai kembali dengan basa-basi untuk membingungkan psikologis wanita itu.
Sayangnya kemampuan melihat ingatan yang mampu digunakan oleh vampir tak ia kuasai, dan harus dilakukan dengan Tindakan manual.
"Apa maumu!?" Dia mulai berbicara.
Lalu Faith berangsur-angsur memaparkan pikirannya untuk memberikan kesan pertama untuk wanita itu.
120 detik telah ia penuhi dengan argumen dan sedikit basa-basi.
"Apa maksudnya itu!, Tidak mungkin Raja melakukan hal sekeji Itu!!!" Wanita ini marah, loyalitasnya benar-benar diperolok oleh Laki-laki yang pertama kali ia temui.
"Semuanya terserah padamu, Namun setidaknya Berfikirlah, karen anjing yang hidup lama dalam kandang, tak mengerti dunia luar"
"Besok, akan ada sebuah perubahan, namun itu masih langkah awal, bacalah dan kau akan mulai mengerti dan semoga pintu kandang mu sedikit terbuka"
Faith melepas tali yang mengikat tangan dan kaki wanita itu, dengan segera Ia pergi.
Ia tak menyangka akan mendapat Pecahan baru untuk ia taruh dalam Puzzlenya kali ini.
"Anjing dalam kandang katamu!?, Kau benar-benar Egois, Kau pikir hidupku senyaman itu!" Sebuah siluet ingatan masa lalu mulai bangkit.
Sebuah peristiwa di masa kecilnya, saat ia dibuang dan hampir dibunuh oleh Ayahnya sendiri, saat dimana ia benar-benar kehilangan karakteristik original miliknya.
"Dasar pria brengsek!, kau membuatku mengingatnya!" Kepalan tangan kanannya menonjok Pohon yang menjulang, beberapa tetes air mata ia tahan dan ia Usap.
Akhirnya sudah tiba saat dimana puncak Rencana Faith untuk membongkar paksa Rahasia yang tersembunyi jauh di dalam istana.
Dengan Baju mirip setelan jas, serta penampilan Yang menarik, Zodias juga tak kalah pentingnya untuk ikut serta dalam mengakhiri kecemasan ini.
Mereka berdua memasuki gerbang istana, dan kepala penjaga yang sempat Bertemu dengan Faith juga menatap mereka berdua dari kejauhan, teruntuk Faith, wanita itu benar-benar tajam padanya.
"Selamat datang Tuan Faith dan Tuan Zodias, Perkenalan Nama Saya Terlin, Saya akan mengantar Tuan Faith dan Tuan Zodias ke hadapan paduka "
Wanita yang anggun mengantar kedua lelaki ini ke sebuah ruangan megah di balik pintu ya g dibalut emas.
Disana para petinggi menatap remeh mereka berdua, dan seorang Pria paruh baya dengan mahkota meneguk segelas Anggur telah menunggu saat-saat penting ini.
"PENASIHAT!!!, Cepat Mulai Acara ini!" Sang raja mulai memperlihatkan Karakter aslinya.
"Baiklah yang mulia".
Dan semuanya berjalan Sangat Lancar.
"Saudara Manusia Faith dan Saudara Elf Zodias, Kalian berdua akan dijatuhi Hukuman Mati, Karena telah Berani menentang Keputusan Raja yang mana kalian berdua bukanlah penduduk Kerajaan Tartura.
Ada Tiga Bukti yang menjadi Pondasi keputusan ini.
1. Faith terbukti ikut campur dan merusak proses Kemajuan Tartura.
2.Kaum Elf Terbukti melakukan Genosida terhadap Pasukan Manusia yang berusaha berdiplomasi dengan damai.
3.Atas menghilangnya Pangeran kedua, Kalian berdua terbukti terlibat dalam menghilangnya Beliau.
Oleh karena itu, hukuman yang pantas untuk kejahatan yang telah kalian lakukan adalah hukuman mati"
Zodias benar-benar terkejut, Emosinya meluap-luap.
"Manusia berengsek!!!!!, Tuduhan macam apa itu!?"
"Faith!!! Katakan sesuatu!!!"
Dengan wajah tenangnya, Faith berusaha mendinginkan luapan emosi Zodias yang sudah benar-benar mendidih.
"Tenanglah Zodias"
Ditengah tengah ruangan ia menatap para petinggi yabg duduk mengitari mereka berdua diatas.
"BENAR SEKALI!!!!!, SELAMAT UNTUK TEBAKAN KALIAN YANG BENAR-BENAR MEMBUATKU TERKEJUT".
Kedua tangannya ia angkat dan lambaikan.
"Benar sekali akulah yang telah mengacaukan rencana kemajuan Sang Raja, dan aku juga yang telah menghasut para Elf untuk membantai Prajurit bodoh yang kalian kirim, dan terakhir.... Pangeran kesayangan mu itu, akulah yang telah membunuhnya".
Lalu Faith mengeluarkan sebuah benda yang ia sembunyikan dari balik bajunya.
Semua petinggi terkejut, sang raja membanting gelasnya.
Sebuah potongan Tangan kanan yang pucat, Dengan gembira Faith perlihatkan.
"BAJINGAN!!!!!!"
Dari sini, Faith berhasil membobol paksa Barier to Entry.