Chereads / A tale of redemption / Chapter 4 - Advocatus Diabolic ²

Chapter 4 - Advocatus Diabolic ²

"apa hanya ini kekuatan yang kalian banggakan, calon Paladin katamu?, phuffff, hahahaha!!!, Tak ada seorangpun yang mampu melawanku, sekalipun Douglas yang patungnya kalian puja" Taskal berpesta, menikmati awal mula kehancuran.

Pasukan sihir Zenzen berusaha sekuat tenaga memadamkan api, terutama wilayah sekitar benteng, dengan sihir Pemanggil hujan yang menguras banyak mana para penyihir masih belum cukup untuk memadamkan semua api.

Theo kehilangan tangan kanannya, Tak pernah ia sangka jika Sosok yang ia kagumi (Douglas) melawan Monster semacam ini. Bahkan Zenzen sudah tak sadarkan diri, tubuhnya tertusuk Ekor Taskal yang tajam, tubuhnya tergeletak jauh dibelakang Theodore.

Theo sama sekali tak memiliki Kekuatan untuk melawan bahkan menahan Kekuatan Taskal, kini ia hanya mampu melancarkan serangan untuk mencegahnya memasuki benteng dan ibukota. Jika terjadi, Iblis yang kemunculannya tak bisa diprediksi ini benar-benar akan menghancurkan Belight kingdom.

Shia masih berusaha keras bersama pasukannya mengalahkan Goblin yang tak kunjung habis, Vanmir berteriak untuk meminta Shia mundur karena Theo dan Zenzen terpojok melawan Taskal, walau begitu Shia tak mau meninggalkan zona ini, Para goblin mulai agresif pergerakan mereka kacau, akan sangat mengkhawatirkan jika mereka mendekati benteng kota.

"Sebelumnya Goblin, Sekarang Iblis Taskal muncul kembali.... Sialan!!!!!!!" Kemarahannya ia salurkan pada Tubuh goblin yang ia potong-potong.

Namun Faith masih terjebak dalam situasi Paling menakutkan, Bahkan daripada sosok wanita yang ia temui di gang, kali ini Kematian benar-benar Menunggunya.

"Jadi.... Apa hubunganmu dengan wanita brengsek itu manusia?" Kepala itu mendekati wajahnya menatap dengan seringainya. Faith hanya melotot tak tahu arah.

"Kalau begitu, akan aku cari tahu sendiri" rambut peraknya menusuk bahu kanan Faith, namun ia tak menemukan apapun, kosong....

Benar-benar tubuh yang kosong tak memiliki hubungan apapun dengan seseorang yang sangat ia benci, namun baunya sangat menyengat.

Ia tertawa terbahak-bahak, dan menyadari bahwasanya pria ini tak jauh berbeda dengan dirinya yang dulu, "jika aku punya perut mungkin aku sudah kesakitan, haaaa... Jika kau ingin hidup, jawab pertanyaanku bocah"

"Kapan kau bertemu dengannya!?" Kali ini Ia memahami sosok yang beberapa kali Dipertanyakan oleh wanita yang hanya sekedar kepala ini.

"Sore tadi saat matahari hampir tenggelam penuh, di gang kota , jika yang kau maksud wanita dengan gaun hitam dan kerudung" dengan tergesa-gesa Faith melontarkan kalimatnya.

"Aku ada ide bagus, Buat kontrak denganku"

Ia adalah seorang Vampir, lebih tepatnya Ratu vampir yang entah sejak kapan ia hidup, karena dendam pribadi dengan wanita yang ia sebut Umbra Witch.

"Lihat..., aku hanya sekedar kepala dan hanya bisa menggerakkan rambutku yang indah ini, Aku menawarkan kontrak bukan tanpa sebab dan keuntungan sepihak"

Rambutnya menusuk dinding batu gua hingga menjatuhkan beberapa stalaktit yang terbentuk secara alami melalui proses pengendapan kalsium karbonat atau mineral-mineral lain yang terlarut dalam air gua gua.

"Kau itu saat ini sedang dikutuk olehnya, pasti kau merasakannya bukan, perasaan aneh yang makin larut sepanjang waktu, aku tawarkan kontrak, jika darah bangsawanku bercampur dengan milikmu kutukan itu akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu"

"Sebagai gantinya aku akan menggunakan tubuhmu sebagai wadah, jika jantungku ditemukan setidaknya ¾ dari kekuatanku bisa kembali, namun butuh waktu untuk mencarinya, tak hanya itu aku juga akan meminjamkan kekuatanku padamu"

Faith tak yakin jika kontrak ini akan menyelamatkannya namun, ia masih bisa mendengar kekacauan di kota yang mana saat ini Irly masih berada disana.

Ratu vampir berencana memburu Umbra Witch dengan tubuh Faith serta menemukan jantungnya yang dicuri terlebih dahulu, Ia percaya diri untuk bisa mengalahkannya, mengingat saat itu kekalahannya adalah karena taktik licik dari Umbra Witch.

"Jangan membuang-buang waktu bocah!, Kau sangat ingin menyelamatkan warga kota bukan!?" Kontrak dengan vampir tak bisa dipaksakan, harus ada persetujuan dari kedua belah pihak, Faith masih mempertimbangkan posisinya, dan hasilnya.

"Terserah!!!!, Cepat lakukan brengsek!!"

Rambut peraknya menusuk perut, karena kesal atas kelancangan Pria yang saat ini bertatap wajah dengannya.

"Ini balasan karena lancang didepan Ratu"

Dan kontrak dibuat dengan gigitan dilehernya, butuh waktu beberapa menit untuk sinkronisasi kedua tubuh, Kontrak ini tergolong merugikan Sang ratu, namun hanya Faith yang tak memiliki mana dan dengan mudah menerima kekuatannya, Ia hanya menuang air dalam gelas kosong, walau jika gelasnya Pecah ia juga akan merasakan luka yang sama.

Suasana kota kacau balau, benteng pertahanan terakhir sudah mencapai batas, walau kokoh tetap tak sanggup menahan suhu tinggi dari Sang iblis api, Taskal.

Theo sudah tergeletak, Taskal adalah ancaman level Bencana. Ia hanya Iblis yang senang membuat kekacauan dan bertarung dengan lawan yang layak, mempermainkan mental seseorang, semua didasari demi kesenangan.

Ia tak peduli dengan gelar bangsawan Iblisnya, Jika ia kuat maka lawannya haruslah kuat, jika tak ada yang setara dan lebih lemah ia akan mempermainkan keadaan atau lari jika menemui lawan yang mengancam keselamatannya, akan tetapi siapa yang sanggup melawannya?.

"Hahhhh, pada akhirnya semua manusia lemah, Apanya yang Silent kingdom, semua hanya omong kosong" Taskal menginjak kepala Theodore yang tergeletak lemas, Zenzen yang kembali sadar melakukan Ritual untuk memanggil Avatar naga.

Ia yang seorang kesatria memiliki kapasitas lebih di bidang sihir, namun ritual ini memiliki bayaran yang setimpal, harus ada yang dipersembahkan. Saat ini ia menyerahkan mata kirinya untuk sang naga yang tertidur jauh di dalam bumi.

Ia memanggil Avatar Naga Primordial, naga kuno yang menguasai Tanah....

"Siapa yang berani mengganggu tidurku?"

"Tolong terima persembahan mahluk rendah ini, Wahai penguasa Tanah, penguasa daratan, sang Naga Primordial yang mengguncang bumi, Kegagahanmu tiada tanding" Zenzen akhirnya pingsan setelah menyelesaikan simbol darah untuk ritual.

Sang naga menerimanya, namun satu mata sebagai bayaran masih tak memuaskan sang naga, Ia akan Hadir dengan kekuatan terbatas, karena ia mahluk yang menjunjung tinggi harga dirinya.

"Hah..? Apa lagi ini?" Taskal mendekati Zenzen namun dihadang oleh lelaki Tinggi dengan badan yang sangat kokoh, rambutnya panjang dengan pakaian layaknya bangsawan, matanya bersinar putih terang.

"Dasar, Dari dulu manusia dan Iblis suka sekali berselisih" ia adalah Avatar naga yang dipanggil lewat Ritual yang dilakukan oleh Zenzen.

"Satu mata, aku akan hadir dalam 5 menit, jadi kau Iblis yang menjadi targetku?"

Semangat Taskal semakin membara,

"Boleh juga Naga Tua, sebelum ibukota hancur, nostalgia antara iblis dan naga Boleh juga!!! Khiiiii!!!" Taskal mencabut ekornya yang sebenarnya sebuah pedang yang dulu pernah menghancurkan sebuah gunung hanya dengan sekali tebas.

"Nostalgia katamu? Leluhur yang tak mampu melawanku kau anggap itu Nostalgia dalam pertarungan...?"

"Khuh..., huhh, luka di punggungmu masih terukir hingga saat ini bukan? Hanya karena berumur panjang dan bersembunyi dibawah tanah, lantas menjadi alasan naga tua sepertimu terlihat angkuh?" Taskal mengayunkan pedangnya dan membelah tanah di bawahnya.

Avatar Naga bumi yang tak disebutkan namanya, tanpa basa-basi mengeluarkan tombak dan mulai memanipulasi tanah dengan guncangan dahsyat. Para warga yang bertahan dalam Benteng semakin ketakutan, beberapa mati karena kekurangan oksigen, kapan peristiwa genosida berakhir.....

Di sudut kota, Emily shia sudah kewalah, enta berapa ratus Goblin telah ia tebas, Ia dikerumuni oleh monster menjijikan ini, pandangannya kabur, badannya tak kuasa menahan beban, Para goblin menarik paksa dia, menggerogoti zirahnya dan berusaha merobek bajunya.

"(Pada akhirnya aku akan menjadi mainan Goblin)" sudah tak ada harapan bagi pitri ketujuh.

Kabar ini telah sampai di ibukota, sang raja sangat cemas dan bimbang, asapnya mengepul hingga seantero negeri melihatnya.

"Manipulasi darah"

Seluruh darah yang berceceran dengan radius seratus meter mendidih, membentuk butiran bola padat, dan menusuk setiap goblin yang terlihat, bahkan sebagian melakukan serangan tak teratur.

Bangunan-bangunan tak berpenghuni luluh lantak, seorang lelaki berambut perak yang menyembunyikan telapak tangannya di kedua saku celana berjalan dengan mata melotot.

"Sedikit tutor dariku, sisanya lakukan semaumu" suara wanita dari batin seorang lelaki.

Berjalan di tengah-tengah kekacauan,

"The damn it has been done" Faith yang menyelesaikan sinkronisasi setelah kontrak darah dengan Ratu vampir, memulai serangan balasan.

Shia yang hampir telanjang karena nafsu goblin, ia angkat dan bergegas membawanya kesebuah pohon yang masih berdiri kokoh, disana Vanmir dan Etta menunggunya.

"Tuan putri!!, syukurlah anda selamat!!!!" Vanmir tak sanggup menahan perasaannya.

Etta menyadari jika lelaki yang menolong mereka bertiga serta beberapa prajurit adalah orang yang mereka temui dibar.

Hanya saja aura perak yang memancar membuatnya sulit dikenal.

"Kalian semua tetaplah disini, mulai saat ini akan ada bencana yang lebih buruk"

Hari yang malam setelah dua jam semenjak terbangunnya Faith dari atas ranjang, ia mulai meninggalkan prajurit dan membantai dengan kekuatan yang dipinjamkan oleh sang ratu vampir.

"Ayunan pedangmu sangat kacau bocah!!"

"Aku belum pernah memakai pedang!"

"Bicaralah sopan dihadapan ratu!"

2 menit sudah cukup untuk membantai sisa-sisa goblin yang selamat dari serangan manipulasi darah.

Karena tak memiliki mana, Faith sama sekali tak mampu menggunakan sihir yang dikuasai ratu vampir, ia hanya mewarisi kekuatan fisik yang melampaui batasan manusia dengan konsekuensi tentunya.

Sang ratu akan tetap mengkritik untuk kepentingannya kedepan.

Ia bergegas menuju benteng, dan malah terlibat dengan pertarungan dua legenda hidup.

"Apa-apaan semua ini!?" Seluruh area kecuali benteng hancur lebur rata dengan tanah, bahkan guncangan gempa sering bermunculan.

Sebuah gelombang energi melayang kearahnya, begitu massive hingga sang ratu harus mengambil alih kendali atas tubuh fisik Faith.

"Mulai saat ini, kau hanya akan menjadi penonton bocah, lihatlah kekuatan maha dahsyat dari sang ratu yang anggun ini" (Seringai!!!)

Hanya dengan menggerakkan tangan kirinya, gelombang tersebut berbelok, pertarungan ini akan ia ambil alih.

"Pedang yang tajam tidak akan berguna jika yang menggunakannya hanya orang bodoh, biar ku tunjukkan cara menggunakan relik yang benar"

"Cutterfall"

"Hiiiii!!!!"

Sang ratu menebas satu sisi yang menghempaskan Taskal dan Avatar naga.

"Siapa kau!!!!!!!" Dengan nada marah tanduk taskal membara.

"Dimana Rasa Hormatmu iblis yang lahir kemarin sore?"

Sang naga tanah berusaha menahan tombaknya agar tidak jatuh ke tanah, namun perasaan kagetnya melebihi batasan hanya sekedar percaya.

"Mustahil, Kau..."

Sang Ratu berdansa menjadi pemeran terakhir diatas panggung teater tragedi ini.

"ENYAHLAHHH!!!!!!" anger of the devil

"VAMPIR PERAKKKK!!!!!" anger of the primordial dragon