Chereads / A tale of redemption / Chapter 1 - You

A tale of redemption

🇮🇩advokatus_D
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - You

Dia hanya berdiam diri sambil mengotak-atik logika pikirannya mengenai peristiwa anomali ini, puluhan manusia yang wujudnya tak pernah ia bayangkan dan ia deskripsikan menjadi salah satu variabel problem yang kini harus ia pecahkan, namun waktu yang ia alami terasa sangat singkat dan pada akhirnya ia harus ikut serta dalam peristiwa anomali ini.

Faith setelah satu jam lebih berfikir, ia menemukan celah dari peristiwa masa kini, poin pertama "kini statusku jelas-jelas adalah budak yang diperdagangkan" Poin kedua, "dunia ini benar-benar asing, apakah ini dunia tempat dimana aku harus menebus kesalahan dan mengulangi ujian yang sebelumnya gagal aku jalankan?"

Satu demi satu potongan puzzle ia susun dengan keterbatasan pengetahuan terhadap situasi, namun pikirannya yang terganggu bertubi-tubi harus rehat sejenak sesaat sebelum ia memasuki ruang gelap jeruji besi yang mengisolasi setiap budak. Ada sebuah tindakan khusus untuk budak yang masih terlihat sehat dan durability kuat, yaitu disiksa hingga sekarat untuk menjamin rendahnya persentase pelarian.

Faith dipukul, ditendang, dibanting, dan terakhir ia dilempar kedalam ruang sempit nan gelap yang jauh dari cahaya luar, "huek!" Darah mengalir dari mulutnya karena adanya kerusakan pada jaringan dan sistem yang mengalami malfungsi. Ia berusaha bersandar di tepi ruangan dan sembari mengutuk dirinya sendiri.

"Mengapa aku lemah? Bodoh, tak berdaya, sial, gagal..... DASAR ORANG TUA KURANG AJAR!!, Pasti saat ini kau sedang bersenang-senang atas penderitaan orang lain! F*CK!!!" Ia berusaha menenangkan pikirannya, dan dari dekat ia melihat siluet wajah seorang gadis remaja yang dihiasi oleh cahaya luar yang sanggup melewati celah yang sempit seolah-olah alam ingin Faith memerhatikan gadis itu lebih dekat.

Dan benar saja Si gadis itu memerhatikan Faith dari awal dengan tersenyum manis penuh ketulusan serta perhatian. "Pasti berat kan" suara serak yang lirih beresonansi ditelinga Faith.

Si Gadis dengan rambut pirang serta Profil misterius ini mulai menjadi variabel baru baginya. "Maaf, aku pasti mengganggumu" Faith menunduk dengan rasa bersalah karena lalai dengan situasi kondisi, Namun gadis ini mendekatinya dengan menyeret kedua kaki yang hampir lumpuh karena disfungsi oleh peristiwa di masa lalu, dengan tatapan sayu ia mencoba menepuk pundak sang lelaki yang baru saja ia temui dengan harapan, "Sebelumnya aku minta maaf, mungkin tidak relevan jika seorang gadis yang masih kecil dan setengah mati ini memberikan nasehat yang terdengar aneh, tapi menurutku pribadi, kamu harus lebih memperhatikan dirimu sendiri tapi jangan sampai kamu mengidap narsisme ya, jika dirimu sudah tenang maka membantu orang lain yang kesusahan bukan lagi hal yang membuatmu menderita"

Ini bukanlah kebaikan atau bantuan bagi si gadis, namun ia beranggapan hal ini bisa menjadi tolak ukur untuk dirinya, apakah selama ia didalam jeruji besi perbudakan, akal pikirannya masih sehat? "Mungkin sebaiknya aku saja yang berkata seperti itu" Faith mencoba menyangga tubuh si gadis yang hampir runtuh. "Aku hanya sedang menguji akal sehatku, apakah sudah atau akan lumpuh seperti halnya kedua kakiku, hehe" Sangat aneh, pertama kalinya Faith dihadapkan oleh seorang manusia dengan cara berfikir yang abnormal baginya, apalagi ia seorang gadis remaja yang seharusnya memiliki waktu untuk lebih mengeksplorasi dunia yang luas ini.

Sambil memangku tubuh si gadis, mereka berdua saling berinteraksi, saling bertukar pikiran dan cerita mengenai dunia. Dan pada akhirnya Mereka berdua saling memahami filosofi hidup yang ternyata memiliki tujuan yang sama walau jalan yang akan mereka tempuh mungkin akan sangat berbeda.

"Ding!!!" Bel berbunyi sebagai tanda jika setiap budak akan memperoleh sebuah makanan unik. Sebuah benda mirip seperti roti kecil namun jika dimakan bisa membuat orang yang mengkonsumsinya tahan lapar hingga seharian, dan tentunya segelas air putih biasa.

Lalu saat itu juga, Faith mengambil sebuah pisau yang ia sembunyikan dari setelan jas hitam miliknya, satu-satunya kenangan dari sang ibu sebelum pergi selamanya. Wajahnya terpantul dari bilah yang tajam tersebut, lalu ia memutuskan untuk melanjutkan cerita miliknya yang berakhir didunia sebelumnya.

"Namaku... Faith, hanya Faith dan aku berasal....." Belum usai ia berbicara si Gadis memotongnya dengan lihai, dan ini membuktikan jika Faith percaya bahwa ia akan sanggup untuk melanjutkan kisahnya untuk terakhir kalinya, "Dunia Lain, Kau berasal dari tempat yang jauh kan, dari caramu berbicara serta struktur wajah yang jauh berbeda, dan pakaian yang sama sekali tak ku kenali, aku bisa beranggapan seperti itu terdengar aneh namun logis bagiku" Terkejut, namun hubungan mereka yang berawal dari obrolan kecil akan menjadi penentu awal sebuah peristiwa besar di masa depan.

"Irly.... Namaku Irly Loneliest, hanya gadis biasa yang bermimpi mengubah dunia yang terasa sempit ini" dengan bersemangat Faith mengulurkan tangannya bagai menggapai tangan seorang putri terhormat.

"Jadi,maukah kau kabur bersamaku untuk mengeksplorasi dunia ini lebih jauh tuan putri?"

"Tentu saja!"

Lalu Faith mengayunkan pisau untuk memotong rantai kunci jeruji besi, rencana mereka bukanlah kabur sendirian, akan tetapi mereka akan membuat situasi lebih chaos dengan membuka seluruh pintu jeruji para budak.

Faith bergegas sembari menggendong Irly yang tak sanggup berdiri, "Hei kau! Tolong bebaskan aku juga" bisik seorang lelaki bertelinga serigala, Faith membebaskan lelaki itu yang kebetulan bersama dengan saudarinya, namun dengan syarat mereka berdua mau melakukan seluruh rencana Faith dan Irly.

15 menit kemudian.....

Seorang penjaga berlari dan berteriak kencang dengan badan berlumuran darah, "TOLONG!!!!, PARA BUDAK MELARIKAN DIRI!!!!!!" "AARRGGGGHH!!" seekor harimau raksasa mencabik-cabik badannya. Dari belakang, Faith terbang menunggangi wyfern hitam yang ia lepaskan dari belenggu rantai yang menjauhkannya dari langit. "Oke Lucy, Belok kiri dan bawa aku tepat ke arah tumpukan balok kayu itu!". Faith terjun bersama Irly yang ia gendong bermodalkan kain lusuh sebagai safety, lalu ia mengambil pisau lipat dari sakunya.

"Lucy? Lagi pula belum pernah ada orang nekat yang menaiki punggung wyvern sebelumnya" begitulah tanggapan Irly yang asik menarik kedua telinga orang yang menggendongnya, "wyvern? Terkadang imajinasi melebihi pengetahuan", Ia Masih memandang sebuah lampu raksasa yang bergantung di tengah ruangan transaksi.

Faith menunggu momen yang tepat, berdasarkan informasi dari Irly yang sangat akurat, serta kemampuan deduksi Irly yang tak ia ragukan."(apa ini berjalan sesuai rencana!?)" Ia masih menunggu momen, lalu harimau raksasa beserta pria bertelinga serigala memberinya sebuah sinyal. "Oii!!!" Lambaian tangan dari pria bertelinga serigala serta Auman dari harimau raksasa pertanda jika seluruh penjaga serta penjual budak sudah berada dalam lokasi kekacauan.

"Keparat!!!! Siapa yang membiarkan dagangan ku kabur!!!!!" Si penjual sangat marah, otot wajahnya sangat menonjol ia menggertak giginya sambil sambil membawa sebuah tongkat sihir. Dengan sigap Faith melemparkan pisau lipatnya tepat mengenai tali lampu raksasa dan berhasil menjatuhkannya sebelum si penjual merapal mantera.

Minyak tanah tersirat disekitar area target, dan si penjual budak beserta bawahannya terbakar habis, wyvern yang Faith bebaskan meniupkan angin dan berhasil membakar seluruh ruang bawah tanah tersebut. Seluruh tahanan budak berhasil kabur, ...mereka bebas.

"Akhirnya!!!!!!!!" Tangis bahagia, kegirangan, melambaikan kedua tangan, ratusan budak membeberkan kebahagiaan mereka kepada dunia yang kala itu masih malam. Sang Wyfern terbang bebas diangkasa, Ia sempat terbang lambat untuk mengamati Faith yang menggendong Irly, karena mereka berdua yang terakhir keluar dari markas besar penjual budak.

Faith yang bergegas melewati hutan di sapa oleh pria bertelinga serigala yang bersama saudarinya, "Hei tadi itu luar biasa, bagaimana caramu membuka gembok itu?" Si pria bertanya sambil menggerakkan kedua telinga berbulunya yang dipenuhi rasa penasaran. "Tentu saja pengalaman berpisau puluhan tahunku tak akan mengkhianati hasil, hehe" Jawaban yang penuh dengan kebanggaan, lalu Irly menarik kedua telinganya dan ia menjelaskan maksud dari pertanyaan si pria serigala.

Mereka berempat masih berlari menyusuri hutan rimba.....

Irly menjelaskan bahwasanya gembok yang Faith potong adalah gembok khusus dengan sihir pengikat, senjata biasa tak sanggup memotong gembok tersebut, lagi pula pisau miliknya hanyalah pisau biasa tanpa sihir apapun.

Faith hanya melongo senbagai entitas asing di dunia tersebut dan hal yang mengagetkan terucap dari saudari si pria serigala... "Dan hal yang membuatku terkejut, kamu sama sekali tak memiliki mana, dan hal ini pasti tak memungkinkan mu untuk menggunakan sihir"

"Wtf?" Dalam Hal ini Faith menyimpulkan satu hal, dunia yang mengandalkan sihir ini, yang mana setiap orang mampu menggunakan kekuatan dahsyat tersebut, Faith hanyalah manusia lemah yang pastinya akan sangat dan harus bekerja keras jika ia berhadapan dengan situasi dimana kekuatan harus diadu.

Akhirnya mereka berempat berpisah, Faith dan Irly beristirahat di bawah sebuah pohon. Irly yang bersandar di bawah pohon mengajukan sebuah pertanyaan."Jadi setelah ini apa rencanamu?" Karena telah mengeluarkannya dari perbudakan, maka Faith tentunya harus bertanggung jawab pada gadis yang saat ini masih lumpuh.

"Apa ada semacam tempat seseorang belajar di kerajaan ini? Semacam sekolah atau universitas" kedua mata Faith menatap dedaunan yang mengawasi mereka berdua dari atas.

Irly menjawabnya dengan serius "Ada".

"Apa ada biaya gratis jika seseorang yang mendaftar adalah anak yang sangat jenius?" Kedua matanya beralih menatap sebuah Batu didepan mereka berdua, hanya dalam waktu singkat Irly memahami maksud dari kedua pertanyaan pria yang saat ini ia pegang erat telapak tangannya. "Ouhhh, jadi maksudmu kamu berencana menaruhku di tempat pendidikan...? Kupikir kau akan bertanggung jawab karena telah mengeluarkanku dari sana!? Hmmphhh!" Irly menarik telinga kiri lawan bicaranya ini sambil memukul lemah lengan kirinya.

"Aku hanya bercanda, tapi tetap serius"

"Dasar Kau ya!! Tidak tahu cara memperlakukan wanita dengan baik!!"

"Heii, kau itu masih kecil, dengar saja perkataan kakak ini"

Senda Gurau mereka berlanjut hingga Larut.....