Di suatu negara yang sangat korup, dimana seorang pemimpin dijadikan boneka oleh oligarki, kebohongan berceceran disetiap ruas jalan yang menderitakan setiap manusia yang kelaparan.
Namun kisah ini dimulai ketika seorang bayi laki-laki lahir dari rahim suci seorang ibu. Senyuman bahagia menghangatkan hati sang bayi, tangisan kebebasan meneriakkan ribuan kata yang tak diketahui
Sang Ibu memberikan sebuah nama yang di kemudian hari akan diingat oleh jutaan mahluk.
"Mulai saat ini, namamu adalah Faith" lirih, suara yang sunyi bersembunyi dari balik keramaian hiruk-pikuk kekacauan.
Ia bukanlah anak normal pada umumnya, putra pertama dan terakhir dari istri ketiga seorang oligarki yang sangat dibenci jika keberadaannya diketahui.
Lima tahun kemudian, sang ibu berusaha membawa kabur Faith keluar negeri, namun digagalkan oleh suaminya, dan berakhir dilema bagi sang anak. Dengan tegas sang ayah berteriak,"Faith jika kau memilih bersama ibumu, maka kalian berdua akan aku bunuh saat ini juga, jika kau memilih bersamaku, maka ibumu akan aku biarkan hidup dan kau akan aku didik sebagai pewaris terakhir!" Dengan tatapan penuh ketidaktahuan, Faith terbelit akan dua pilihan yang mana ia tahu jika memilih satu diantara keduanya sama saja.
Namun sang ayah sudah melampaui batas kesabaran, ditengah bandara yang terguyur hujan deras, akhirnya sang ayah memutuskan untuk menembak istri ketiganya dan membawa Faith untuk dijadikan sebagai salah satu pewaris dari sekian banyak anaknya.
...
Selama dua puluh tahun Ia bersandiwara, memakai wajah lain dari sisi koin. Ia benar-benar merasakan betapa pedih nasibnya yang berada dalam genggaman seorang tiran dari balik layar, namun diluar sana jutaan orang lebih menderita dibandingkan dirinya. Selama ia di didik oleh sang ayah, Faith selalu memendam rasa benci karena kehilangan sang ibu, dan perlahan tanpa diketahui ia menggerogoti Piramida yang telah dibangun ayahnya, menghancurkan sedikit demi sedikit bisnis gelap yang dikelola oleh sang ayah.
Namun pada akhirnya ia gagal, usia 25 tahun menjadi end game dari keseluruhan rencana balas dendam dirinya untuk menghancurkan kekuasaan yang dibangun oleh ayahnya sendiri.
"Huh..." Ia menghela nafas panjang, sembari duduk di depan sebuah kaca gedung, ditemani segelas kopi yang dibuatkan oleh asistennya.
Historis rasa sakit pun mulai muncul, Faith mengungkapkan alasan dibalik tindakan nekatnya selama ini."Angie, maaf sepertinya kita semua akan berakhir disini" dengan nada penuh penyesalan, ia yang selalu percaya dan berpegang teguh pada "the law of attraction" merasakan kegagalan yang sangat massive.
Angie dengan tulus menyatakan jika dirinya tak merasa kecawa padanya "Sepertinya ingatan tuan mulai lemah, anda adalah pria yang berani mengubah secara diam-diam negeri ini dari balik layar, saya sangat bangga dengan berada disisi tuan" Faith tersenyum sebelum detik-detik terakhir hidupnya.
"Hei Angie, karena obsesi balas dendam dimasa lalu hingga sekarang, telah menghalangi mimpi saat aku masih kecil dulu, saat ibuku menggendongku karena ingin terbang seperti pahlawan" suara memekik dari jet tempur mulai mendekat, "dunia yang indah,damai,sejuk di pagi hari dan hangat dimalam hari, entah itu Atlantis maupun Shangri-La, semua itu hanyalah utopia", Faith mengenakan topi fedora yang sebelumnya ia taruh diatas meja.
Dan itulah akhir dari hidupnya di dunia ini.
"(Bajingan itu sampai memberikan hadiah jet tempur untuk kamikaze saat hari ulang tahunku, huhh ... Berakhir sudah.....)"
Suara ultrasonik memekikkan telinga, pandangan gelap dengan suasana yang begitu asing, Ia teringat jika pesawat jet seharusnya mengeluarkan suara supersonik.
"(Arghhh, kepalaku pusing, rasanya seperti diteriaki puluhan kelelawar!)" Ia merasakan guncangan kecil, serta mendengar suara hentakan kaki yang teratur.
Kedua matanya terbuka dan melihat sekelilingnya, "(mengapa banyak manusia berpenampilan aneh disini?)" Pria dan wanita, anak-anak dan lansia, namun mengapa mereka memiliki desain tubuh yang jauh berbeda?
Advocatus_D