Chereads / War Torn: Nation of Ruins / Chapter 4 - "The Facility" Part 1

Chapter 4 - "The Facility" Part 1

25 Desember, 2030

Sebentar lagi tahun baru, pernikahanku seminggu lagi, dan kondisi negara tiba-tiba menjadi kacau, tiga fasilitas rahasia hancur dalam semalam tiga hari yang lalu, senjata biologis di sana lepas, hanya tuhan yang tahu apa yang para ilmuwan dan petinggi gila di sana lakukan.

Yang pasti pinggiran kota Lutovka yang berada 5 kilometer dari sana terdampak, tiga regu Aresnov Regional Defence Force dikirim untuk "membersihkan" kekacauan ini. Mereka bilang Aresnov Regional Defence Force itu tentara penjaga perbatasan. Itu hanya wajahnya saja di depan.

Jika semisal ada kekacauan seperti ini atau masalah yang harus diselesaikan dengan kekerasan, kamilah yang diterjunkan. Fasilitas pemerintah mengalami kebobolan? Hubungi kami, kurang dari 24 jam akan kami respons, atau jangan sama sekali, intinya Aresnov Regional Defence Force bisa tahu jika fasilitas rahasia pemerintah mengalami masalah.

Oh Aleksei, apa kau menyukai pekerjaan mu? Kesampingkan gaji yang besar dan bonus jika terjadi masalah, aku benci pekerjaan ini jika sudah berhubungan dengan mengeksekusi warga sipil. Ya, Aresnov Regional Defence Force melanggar hak asasi antar ras.

Aku melihat sekeliling kabin helikopter, pandanganku berhenti pada pemimpin reguku, sekaligus pemimpin kompi yang juga calon kakak ipar ku, letnan Marshenka, ia tengah menginspeksi senapan serbunya, dia adalah seorang Vyr. Jangan tertipu dengan badannya yang pendek tidak lebih dari 150 sentimeter, kulit putih pucat seperti orang anemia, rambut putih mengkilap sepanjang bahu, dan warna iris mata merah. Dia terlihat tidak berbahaya tapi orang waras tak ada yang berani membuatnya marah. Untuk membandingkan seberapa pendeknya letnan Marshenka, seluruh orang di sini selain Marshenka ber-ras Elfar yang memiliki tinggi rata-rata 170 sentimeter, sedangkan Vyr memiliki tinggi rata-rata 150 sentimeter.

Aku melihat ke arah sekeliling dan melihat anggota regu yang lain terlihat cukup gugup sepanjang perjalanan menaiki helikopter ini. Aku melihat keluar jendela, dan di sebelah kiri kami terdapat dua helikoper angkut lainnya sedangkan di bawah kami terdapat kota Lutovka yang sudah kosong.

Aku mengalihkan pandanganku ke letnan Marshenka, ia tengah melihat ke arah jam tangannya sebelum mata merahnya yang tajam bergerak memerhatikan tujuh anggota regunya, termasuk aku.

"Kita akan sampai dalam dua setengah menit, siapkan masker gas kalian, pastikan peralatan CBRN kalian terpasang ketat. Kalian terinfeksi, kalian mati," tegas letnan Marshenka.

Aku melepaskan masker gas yang terikat di pinggul ku, dan segera mengenakannya. Ah ya ampun, talinya tidak nyaman di telinga runcing ku. Seragam CBRN ini pun terasa sangat tidak nyaman.

Suasana di dalam helikopter sangat menegangkan, bagaimana tidak? Saat briefing, mereka bilang yang sudah sepenuhnya terinfeksi oleh virus ini jika ditembak kepalanya pun belum tentu mati, makhluk apa yang tidak mati jika kepalanya tidak ditembak? Apa nama virus ini... Jika tidak salah Necroneuron?, entahlah bagaimana ini bekerja, aku tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu.

Letnan Marshenka melihat ke arah jam tangannya lagi sebelum mengenakan masker gas nya.

"Satu menit!" ucap Letnan Marshenka.

Aku melirik keluar jendela, dan helikopter kami tengah mengelilingi sebuah bangunan yang terlihat seperti gudang.

Helikopter kami mulai menurunkan ketinggiannya, Letnan Marshenka segera memerintahkan seluruh anggota regu untuk turun dari helikopter setelah helikopter mendarat.

Di luar akhirnya kami dapat melihat banyak penjaga keamanan yang mati dengan panah tertancap di kepala, atau leher mereka, apa yang terjadi di sini sebenarnya?

Aku lihat regu yang lain menyusul turun dari helikopter yang lain, jumlah kami ada 24 orang yang terbagi menjadi tiga regu.

Regu pertama, yaitu Delta-1 berjalan menuju pintu gudang diikuti dengan regu kedua, Delta-2, sedangkan regu kami, Delta-3 berputar ke pintu belakang.

Saat mengitari bangunan ini, regu kami menemukan lubang yang cukup besar di dinding, kemungkinan dari sebuah ledakan. Letnan Marshenka menyuruh regunya untuk berhenti, dan ia menyalakan alat komunikasi di lehernya.

"Delta-3 masuk, kami menemukan lubang di dinding menuju gudang."

Beberapa detik kemudian, Letnan Marshenka menunjuk seorang anggota regu dengan tangannya dan menyuruhnya untuk menutupi titik buta regu lain yang akan masuk.

Sersan Filya mengangguk dan berjalan ke sisi dari lubang di dinding dan mengintip ke dalam lubang itu dengan laras senjatanya sudah dia arahkan ke dalam sana.

"Clear."

Beberapa saat kemudian, terdengar pintu depan didobrak terbuka, dan lima tembakan semi otomatis dari senapan serbu yang diredam oleh peredam suara terdengar, dan saat itu juga kadet Filya menarik pelatuk senapan serbunya, menghabiskan seluruh magasinnya, tembakan dari sisi pintu depan juga terdengar tembakan dilepaskan oleh dua regu lainnya.

Letnan Marshenka mengangkat senjatanya dan memerintahkan regunya untuk masuk dan memberikan bantuan tembakan.

Saat itu juga aku dan lima anggota regunya yang lain berlari ke arah lubang itu dan akhirnya dapat melihat puluhan orang dengan seragam militer, ilmuwan, dan penjaga keamanan yang berlumuran darah berlarian ke arah pintu depan, sedangkan beberapa berlari ke arah kami.

Secara spontan aku mengarahkan laras senjataku kepada mereka dan menarik pelatuk senapan serbu ku diikuti oleh anggota regu yang lainnya, tembakan itu memberikan lubang pada kepala dan dada mereka, tapi mereka tetap terus berlarian.

Sudah habis satu magasin tapi mereka masih tetap hidup, kami mulai terpukul mundur. Aku mengambil magasin dari chest rig milikku dan menaruh yang kosong di sana, lalu mengisi ulang senapanku dan kembali menembaki orang-orang yang terinfeksi itu.

Mereka terlihat seperti zombie di film-film, siapa tahu Svartov ada mengembangkan senjata seperti ini.

Kami terus mundur sampai ke pintu depan dan bergabung dengan regu yang lain, dan pada saat itu rombongan orang-orang yang terinfeksi sudah sangat sedikit, beberapa hanya bisa merangkak dan dapat diakhiri dengan mudah.

"Ya ampun... Mereka menghabiskan banyak peluru..." Ucapku.

"Kita isi ulang magasin kita di sini," Ucap Letnan Marshenka.

Pemimpin regu yang lain pun setuju. Aku mengambil peluru cadangan di dalam tas ku dan mulai mengisi magasin yang sudah kosong.

Butuh beberapa menit untuk mengisi magasin yang kosong. Aku menghitung sekilas seberapa banyak rombongan orang-orang yang terinfeksi itu, dan ada kurang lebih 30, dan itu menghabiskan tiga magasin ku, Ada 24 orang di sini, dan mereka semua menembaki orang-orang gila ini, tapi mati pun sulit. Apa-apaan?

Setelah selesai mengisi magasin yang kosong, seluruh regu kembali ke posisi awal dan masuk, di dalam terlihat seperti gudang biasa, namun tepat di tengah ruangan yang luas itu terdapat lubang bekas ledakan yang ukurannya 4 x 5 meter, dan di dalam terlihat sangat gelap.

Aku menyalakan senter pada senapanku dan mengarahkannya ke lubang itu, dan aku melihat siluet seseorang yang berjalan mundur sampai tidak dapat ku lihat lagi. Mereka yang melihatnya segera siaga dan menyalakan senter senapannya dan mengarahkan senapan mereka ke arah lubang itu, namun tidak melihat apa-apa.

"Aku melihat visual, seseorang berada lubang itu," ucapku.

Ucapanku dikonfirmasi dengan beberapa anggota reguku dan regu lain yang juga melihatnya.

"Kita ke bawah," ucap letnan Marshenka.

Apapun yang di bawah sana, perasaanku tidak enak dengan apa yang akan kami temui di bawah sana.