Chereads / CEO VS MAFIA : Love & Trap / Chapter 22 - Hilkia Dan Tikungan

Chapter 22 - Hilkia Dan Tikungan

Seorang gadis indo yang cantik, sedang duduk di sofa di rumahnya, sambil menikmati segelas cokelat hangat bertabur marshmellow. Hujan mengguyur kota jakarta deras. Hilkia, seorang gadis berdarah indo berusia dua puluh lima tahun, adalah musuh bebuyutan Alya semenjak sekolah menengah di bali. Hilkia membuka-buka youtube di android nya. Gadis itu melihat berita pertunangan Alya. Hilkia dengki luar biasa melihat dengan siapa Alya bertunangan!

"MR. KENNET WRIGHT???" kedua mata Hilkia terbelalak kaget. Gadis indo itu pun tak percaya dengan apa yang dilihat nya. 'si kutubuku dapat tunangan pria terkaya di eropa?' gertak Hilkia geram dalam hati. 'kurangajar!' amuk Hilkia dalam hati. Dia pun melihat Alya dan Kennet sangat bahagia. Hilkia dengki dan cemburu buta. Dia tak percaya bahwa Kennet masih saja ingat dengan Alya, karena belasan tahun sudah berlalu.

Hilkia Ernando. Memang bukan artis seperti Alya sekarang. Gadis indo itu adalah teman masa lalu Alya selama sekolah menengah di bali. Alya dan Hilkia adalah model majalah remaja ketika merumur dua belas tahun di bali. Dan owner perusahaan majalah itu adalah Mr. Kennet Wright. Tak seperti Alya yang takut pada Kennet, Hilkia malah sangat naksir pada Kennet semenjak dia remaja. Gadis indo itu pun sering cari perhatian dengan Kennet setiap sesi fotoshoot. Atau kalau ada acara-acara. Kennet menanggapi Hilkia biasa saja, mafia itu sangat terobsesi pada Alya.

Alya dan Hilkia adalah musuh bebuyutan. 'Hilkia' adalah nama yang selalu ingin dihindari Alya seumur hidup. Hilkia, sangat berbeda dengan Alya, dia sombong-angkuh dan mau menang sendiri. Sedangkan, Alya itu lugu, polos dan kalem. Di sekolah menengah di bali, mereka berdua terkenal 'model majalah' kelakuan mereka sangat berbeda, Alya santun dan Hilkia judes dan sombong.

'Alya bisa mendapatkan Mr. Wright? Kurangajar!' amuk Hilkia dalam hati. Kemudian, gadis indo itu pun menyusun siasat rencana curang. 'Sebentar lagi Mr. Wright akan menjadi milikku!' batin Hilkia sambil tersenyum jahat.

*****

Pagi yang cerah di jakarta. Casting sedang mencari calon bintang baru. Di Production House milik Kennet. Brand parfum milik Kennet sedang mencari calon artis untuk penjualan brand parfum di paris.

Casting. Berbagai macam kategori sedang mencari penampilan calon bintang mulai dari berbagai kriteria, ada yang belasteran indonesia-eropa, ada yang berwajah eropa asli, ada yang berwajah melayu lokal eksotis, atau pun berwajah oriental khas asia, bahkan arab atau pun india.

Banyak gadis muda ikutan casting di Production House. Casting ini pun dihadiri Kennet sebagai klien.

Terlihat wanita indo sedang duduk sambil memainkan smartphone nya, Hilkia dia berambisi untuk jadi bintang iklan di brand parfum milik Kennet. Menyaingi popularitas Alya. Namun, Hilkia berambisi untuk merebut tunangan Alya!

Casting berjalan dengan lancar, satu per satu caster meng-casting para calon bintang dengan professional. Kennet pun datang, dan duduk santai mengecek para calon bintang. Mafia itu berpenampilan parlente dan borjuis seperti biasanya, sangat tampan dan gagah. Usia Kennet pun tergolong muda untuk pria dewasa. Seperti biasa, para calon bintang terpesona pada Kennet, dia pria dengan wajah sangat tampan khas eropa.

Tiba saat Hilkia di casting, gadis itu maju dan memperkenalkan diri di video profile di hadapan caster dan juga klien, Mr. Wright.

"Nama saya Hilkia Ernando, umur saya dua puluh lima tahun, tinggi badan saya seratus enam puluh lima centimeter, berat badan empat puluh Sembilan kilogram, pengalaman saya foto model." Kata Hilkia mantap.

Kennet memperhatikan Hilkia, gadis itu mempunyai profile yang bagus. Gadis itu memperagakan acting sesuai naskah, dan Kennet terpukau dengan gaya dan penampilan nya, gadis itu sangat professional, maka Kennet mempertimbangkan untuk mempekerjakan Hilkia sebagai bintang iklan di brand parfum berikutnya.

Hilkia sudah selesai di casting, dia mau segera pergi dari studio, Hilkia, gadis indo itu pun mendapat panggilan khusus dari Kennet. Mafia tampan itu menyapa Hilkia, "Hilkia Ernando? Itu nama mu?" tanya Kennet ramah tentu saja santun. "Tolong kau catat nomor agency mu dan nomormu." Kata Kennet memberikan selembar kertas catatan. Gadis indo itu dengan senang hati menulis nomer telepon agency dan nomer dirinya. Dia yakin, pasti Kennet akan mempekerjakan dirinya sebagai 'bintang iklan'.

"Terimakasih, kau boleh pulang," kata Kennet santun. Hilkia tersenyum lebar dengan pipi merah karena naksir banget dengan Kennet. Bagi gadis itu Kennet sangat tampan, sangat gagah.

"Baik Mr. Wright, di tunggu yah kabarnya." Kata Hilkia dengan wajah ceria.

Kennet mengangguk sambil tersenyum, mafia itu bersikap santun dan membuat para gadis terpesona. Kennet sudah yakin akan mempekerjakan Hilkia, acting dan penampilan nya pas untuk produk iklan parfum. Itu iklan mahal yang akan tayang di seluruh negara.

Kennet tidak menduga bahwa ada 'tikungan' siap menjebak!

*****

Studio. Hari ini tiba saat shooting brand parfum berikut nya. Alya bersama sahabat imutnya Dania datang ke studio untuk shooting iklan. Parfum ini akan di luncurkan di paris.

"Ternyata, brand parfum milik Mr. Wright akan diluncurkan secara internasional di paris!" Dania berkata heboh.

"Kalau begitu, aku calon bintang iklan internasional yah!" Alya berkata antusias.

"Alya, tapi kan kamu kena kasus fitnah bulan lalu… apakah itu akan baik-baik saja?" Dania berkata dengan nada perhatian. Dia khawatir.

Alya tak mungkin menjawab pernikahan dirinya dengan Kennet hanya untuk menutupi kecurigaan publik. Itu akan membahayakan reputasi dan karir nya.

"Aku rasa… sudah jelas bahwa itu adalah fitnah." Jawab Alya lega.

Dania menghela nafas, "Syukurlah kebukti itu fitnah. Alya untuk kasus itu kau selamat!" kata Dania mendukung. Dia sahabat setia.

Tiba-tiba… di ujung sana…

"Selamat pagi," sapa Kennet manis pada tunangan nya Alya. Kennet berkata santun. Mafia itu melihat Alya sedang bersiap-siap untuk shooting.

"Pagi Mr. Wright," jawab Alya gugup. Dania hanya tersenyum tenang melihat Alya, dia senang Alya sudah tidak takut lagi.

"Alyara sayang, kau terlihat sangat cantik…" kata Kennet merayu tunangan nya. Alya pun tersipu malu.

Di ujung sana…

Seorang gadis indo sedang memandang Alya penuh kedengkian. Hilkia, berambisi untuk menikung musuh bebuyutannya. Gadis itu menyapa Kennet dengan senyuman manis yang menggoda.

"Good morning, Mr. Wright!" Hilkia menyapa Kennet dengan percaya diri.

Kennet, Alya, dan Dania menengok.

"Pagi, Hilkia." Kennet berkata santun.

"Mr. Wright, anda datang!" Hilkia berkata genit, gadis indo itu bertingkah mesra.

Alya tercengang melihat siapa yang datang. Alya tak percaya dengan siapa yang dilihatnya. 'Hilkia??? Apa yang dia lakukan di sini?' batin Alya kaget.

Hilkia berlagak mesra dengan Kennet membuat Alya cemburu. Tingkah Hilkia bagaikan siap menikung mangsa.

"Eh… Alya…" Hilkia menyapa dengan nada agak angkuh.

Alya tersenyum kecut. Malas melihat Hilkia yang bertingkah mesra dan merayu Kennet, tunangan nya!

Mereka berdua bertingkah kaku. Dania paham, bahwa ada yang tidak beres dengan kehadiran Hilkia. Gadis imut itu sebal melihat kelakuan Hilkia. Gadis indo itu memang menyebalkan dan banyak bicara dengan gaya merayu Kennet.

Sekarang…

Sutradara memperingatkan mereka untuk segera shooting. Alya dan Hilkia di sorot oleh berbagai kamera-kamera dari berbagai arah. Mereka bersiap untuk shooting. Kennet dan Dania duduk di kursi penonton. Sutradara dan para kru bekerja dengan professional, mereka memulai proses shooting dengan lancar, Alya dan Hilkia ber-acting dengan bagus.

Dua jam berlalu…

Shooting berjalan dengan baik.

"Cut!" kata sutradara, Alya dan Hilkia berhenti.

"Alya… kau maju ke depan, lalu… kau tersenyum…" kata sutradara. "Camera… rolling… action!"

Alya maju ke depan, mulai menjalankan adegan acting, dia tersenyum tapi agak kaku.

"Alya, kamu agak kaku senyum nya… di ulang lagi yah… yuk… camera rolling action!"

Alya mulai menjalankan peran, lalu kaku dan di ulang.

"Cut! Alya wajahmu kaku… yuk di ulang sayang…" kata sutradara protes halus.

Tiba-tiba Hilkia menyelak, dia sok mengajarkan Alya. Di studio, Hilkia bertingkah menyebalkan.

"Alya… kamu itu kaku! Coba kamu lemaskan tubuhmu ketika bergerak, lalu senyum nya selebar mungkin!" Hilkia berkata dengan nada agak nyolot. Alya sangat sebal melihatnya.

"Ayo Alya! Cepetan! Setelah itu kan giliran aku!" Hilkia agak sedikit menyentak Alya.

Alya jengkel. Dia tahu Hilkia memang rival nya semenjak sekolah menengah di bali!

"Alyara come on!" Hilkia berkata dengan nada angkuh.

"Aku udah paham kok! Kan aku juga hafal naskah!" Alya berkata dengan wajah tidak suka. Dan tegas.

"Come on, Alyara! You're wasting my time!" Hilkia benar-benar nyolot dan sok memerintah.

Kennet dan Dania paham, takut ada pertengkaran!

Sutradara segera menyela, dia paham gelagat seperti itu, gelagat pertengkaran para artis memang kadang terjadi di studio! "Okay kita mulai yah!" kata sutradara spontan, takut mereka bertengkar dan ada teguran dari klien!

"Okay, Alya… yuk… camera rolling action!" kata sutradara.

Alya memperagakan acting dengan bagus. Sutradara dan para kru bertepuk tangan.

"Cut! Yah… bagus Alya!" kata sutradara mantap, "Sekarang giliran… Hilkia!" kata sutradara mengatur proses shooting.

Hilkia menyahut dengan gaya genitnya, "Ready Mr. Director!" jawab gadis indo itu.

"Hilkia… kamu putar badanmu… lalu… 'smile' ok yah yuk!" kata sutradara mengarahkan.

Hilkia memperagakan adegan acting, gadis itu bergerak dengan anggun, ketika dia berputar melambaikan tangan… 'PAKK' dia menampar Alya, dengan sengaja.

"Oops! Sorry…" Hilkia berkata dengan gaya senga. Tentu saja Alya tau Hilkia sengaja menampar wajahnya walaupun tidak terlalu keras. Alya sangat sebal padanya.

"Cut!" kata sutradara tahu ada gelagat pertengkaran. "Hilkia… agak jauhan dari Alya yah… yuk di ulang…" kata sutradara santun.

Hilkia terlihat menyebalkan, Alya jengkel. Dania pun ikutan jengkel.

"Yes Mr. Director!" jawab Hilkia dengan gaya yang di buat-buat, dia sok baik di hadapan Kennet dan sok kegenitan dengan mafia itu.

Ternyata, sudah waktunya jam makan siang. Shooting segera dihentikan. Sutradara menyudahi proses shooting, "Sekarang jam istirahat, waktunya jam makan siang. Kita istirahat."

Para kru mulai bubaran. Alya dan Hilkia pun juga bubar, di bagi-bagikan catering yang tentu saja catering mahal dan lezat.

Kennet, datang menghampiri tunangan nya, Alyara yang terlihat sangat cantik. Mafia itu berkata dengan nada merayu, "Alyara sayangku…" katanya santun.

Tiba-tiba… Hilkia yang berada di situ menyelak dan menyapa Kennet duluan, "Mr. Wright, sekarang jam makan siang, apakah anda masih nonton shooting hingga selesai?" Hilkia berkata dengan gaya yang genit dan mesra.

Alya tercengang-jengkel. Hilkia musuh bebuyutannya terlihat mencoba merebut tunangan nya! Gadis itu sebal dan muram memandang Hilkia.

Kennet tahu Alya mulai cemburu, dia berkata, "Hilkia, sekarang jam makan siang, kamu boleh makan siang dulu, akan di bagikan catering di luar." Jawab Kennet santun, tapi untuk membela Alya.

"Mr. Wright? Apa mister tidak ingat aku?" tanya Hilkia cari perhatian.

"Kamu? Siapa yah?" Kennet terlihat bingung.

"Aku Hilkia, aku foto model di bali… di majalah Girlz milik Mr. Wright, dulu banget waktu umurku dua belas tahun…" jawab Hilkia memastikan.

"Oh… ya… ingat…" jawab Kennet sambil mengingat, Alya terlihat kesal.

"Yah, Hilkia! Sekarang bukan saat nya bernostalgia!" jawab Alya tegas, pendek dan agak kesal.

"Excuse me…" Hilkia berkata angkuh, "aku kan hanya nanya Mr. Wright!" gadis itu mulai menyebalkan.

Alya sedikit mencibir Hilkia. Musuh bebuyutan nya yang sedang mencoba menikung dirinya, Kennet memang pria idaman, tak terkecuali Hilkia! Dania sang gadis imut pun ikut kesal dengan Hilkia.

"Yah… itukan… masa lalu…" kata Dania membela Alya, "Kurasa ga usah di ingat-ingat…" jawab Dania dengan nada tidak suka.

Hilkia mengernyitkan dahi.

"Yah, dan Mr. Wright akan segera makan siang denganku! Dia itu 'tunanganku' paham?!" Alya berkata tegas menunjukan bahwa dia tak suka dengan Hilkia. Alya bukan gadis culun yang penakut seperti dulu ketika sekolah menengah, Alya sekarang lumayan percaya diri dan tegas, walaupun tetap saja lugu dan polos.

Kennet sadar, Alya mulai cemburu, "Ayo, Mr. Wright!" Alya menggandeng tangan Kennet berjalan pergi, diikuti Dania sang gadis imut yang mendukung Alya.

Hilkia terdiam agak malu, karena Kennet tidak merespon rayuan nya. Hilkia semakin tambah dengki pada Alya, siasat nya belum berhasil. Gadis indo itu menyusun rencana yang akan menghancurkan hubungan Alya dan Kennet!

...…..

Readers donasi buat author yah seikhlasnya lumayan buat uang saku nya author. Makasih.

DANA: 085218926699