'Kurangajar' amuk Hilkia dalam hati. 'Alya berhasil mendapatkan Mr. Wright? Apa lebihnya dia dari aku? Alya kan ga pernah jadi cewek paling populer di sekolah! Aku kan dulu lebih populer dari Alya!' Hilkia berpikir dengki pada Alya.
'Aku punya ide!' kata Hilkia dalam hati. Masih di studio tempat shooting iklan parfum, kemudian dia tersenyum penuh kelicikan!
*****
"Hai Alya!" sapa Hilkia, di studio tempat shooting iklan. Gadis itu berusaha menjadi gadis periang. "Yuk kita latihan acting sesuai naskah… kan masih harus lanjut shooting setelah jam istirahat," Hilkia tersenyum ceria.
Alya dan Dania bingung, mengapa gadis angkuh itu sekarang ramah dan ceria.
"Aku rasa aku udah hafal naskah, jadi ga usah latihan ga masalah," Alya berusaha menolak halus.
"Ayolah Alya… ini kan shooting pertama ku… kalo kamu kan artis terkenal… kalau aku? Aku ga sehebat kamu Alya!" Hilkia berusaha memujinya dengan nada tulus.
Alya sedikit tercengang. Melihat kelakuan Hilkia yang berubah drastis. Dari dulu Alya tahu siapa Hilkia, gadis paling angkuh di sekolah menengah di bali. Hilkia memang selalu berbuat sewenang-wenang pada siapapun di sekolah kecuali teman-teman se-geng nya yang memang anak-anak orang kaya dan gaul.
"Ayo dong Alya ntar kita latihan yuk?" rayu Hilkia halus.
Alya mengangguk, "Baiklah. Tapi kau hafalkan naskah dulu."
"Okay thank you," kata Hilkia ramah gadis itu berwajah ceria.
Hilkia pergi meninggalkan Alya dan Dania yang sedang duduk santai. Mereka sudah makan siang bareng Kennet, tapi pria itu pergi karena ada urusan maka tidak nonton shooting sampai akhir.
"Alya… artis itu… dia kenal kamu?" tanya Dania bingung.
"Itu Hilkia teman sekolah menengahku di bali. Dia itu musuh bebuyutan ku!" kata Alya sambil mengingat memori yang buruk.
Dania bengong, "Musuh bebuyutan?" gadis imut itu tercengang.
"Iya…" kata Alya memastikan.
"Kalau gitu… kenapa sekarang dia jadi baik???" tanya Dania sambil melongo.
Alya mengangkat bahu, "Tidak tahu, Hilkia itu orang tersombong yang pernah aku kenal." Kata Alya yang juga bingung.
Mereka kemudian tak memusingkan tentang Hilkia, Alya dan Dania tak tahu bahwa 'tikungan' siap menjebak.
*****
Shooting berlanjut, Alya dan Hilkia sedang memperagakan acting dengan bagus. Proses shooting berjalan dengan lancar. Ketika Hilkia melirik ke kursi penonton, dilihat, tidak ada Kennet, pria itu pergi karena ada urusan, Hilkia terlihat kecewa tak ada mafia ganteng itu. Hilkia melanjutkan shooting dengan kecewa, walaupun begitu, dia tetap professional.
'Dimana Mr. Wright? Kenapa ga ada? Yah aku tidak punya akses ke Mr. Wright lebih lanjut!' batin Hilkia kecewa. 'Kalau begitu aku manfaatkan Alya saja!' batin gadis itu berencana kelanjutannya untuk menikung Alya.
Shooting selesai setelah beberapa jam. Sutradara dan para kru bubar. Hilkia mendatangi Alya dengan wajah ceria.
"Alya, kamu mau kemana?" tanya Hilkia ramah.
"Aku? Mau pulang." Jawab Alya.
"Hm… ga mau nongkrong dulu di café? Tau kan di seberang sana ada café." Kata Hilkia berusaha merayu Alya.
"Tapi… ini udah senja… aku capek… maaf yah," kata Alya menolak halus.
"Ayo dong Al… kita kan udah lama ga ketemu…" rayu Hilkia dengan ramah dan ceria.
Alya bingung, dia tak menyangka Hilkia gadis tersombong di sekolah nya, bisa sebaik sekarang.
"Ini kan senja… bentar lagi malam, maaf aku sedang capek." Jawab Alya sopan.
Hilkia memasang wajah sedih. "Ok Al, kalau begitu aku minta nomer telepon mu dong," kata Hilkia sambil tersenyum.
Alya memberikan nomernya, kemudian mereka berpamitan, Alya dan Dania pergi meninggalkan studio. Hilkia bersorak dalam hatinya, 'Sebentar lagi aku akan beraksi! Alyara sayang, Mr. Wright akan segera menjadi milikku! Kau tahu Alya sayang? Kamu terlalu lugu, kamu bahkan tidak pernah punya pacar! Aku? Mantan-mantan ku semua orang kaya dan mayoritas anak-pejabat! Rasakan tikunganku, Alyara!' Hilkia berkata dalam hati dengan rencana matang di dalam benaknya!
...…..
readers donasi untuk author yah seikhlasnya untuk uang saku author makasih.
DANA: 085218926699