"Benarkah?... Oh gitu… baiklah aku akan membayarmu sekarang." Kemudian menutup telepon. Mr. Kennet Wright seorang pria kebangsaan prancis sedang berada di mansion-nya. Yang mewah di kawasan elit di Jakarta. Mr. Kennet Wright sangat tampan. Rambutnya berwarna hitam agak kecoklatan. Rambut nya di potong pendek yang rapi khas pria eropa, memperindah parasnya yang sangat ganteng. Kedua matanya berwarna hijau terang yang bersorot tajam menunjukan dia pria yang arogan. Wajahnya yang tegas menunjukan pribadi yang kuat. Tubuhnya pun atletis dan tinggi badan sekitar 180 cm pria dewasa. Usia Kennet 38 tahun, gagah, arogan, dan tegas.
Kennet memperhatikan layar smartphone nya. Dia selalu bekerja dengan teliti. Lalu pria itu bergegas untuk berangkat. Pria itu bergegas, menuju mobil Audi terbaru yang dia beli, Kennet memang sangat kaya, koleksi mobilnya terbaru dan mahal-mahal. Segera bergegas Kennet menuju suatu tempat. Tempat yang menjadi incarannya.
*****
Vino dan Shane tersenyum jahat. Setelah menghack smartphone milik Alya mereka tahu bahwa gadis cantik itu akan menjadi bintang iklan terkenal di perusahaan brand-brand yang sangat terkenal. Ide curang muncul di otak cerdik mereka. Rencana terburuk hendak di laksanakan. Hanya menunggu waktu. Mereka siap mengerjai Alya sang calon artis tersebut habis-habisan.
"Vino, gimana rencana kita?" tanya Shane pada Vino. Lalu sorot mata Vino berubah jadi licik.
"Kita harus mempermalukan Alya."
"Tapi, bagaimana caranya?" Shane berkata bingung.
Vino ada akal. dia tersenyum sinis-yang jahat.
*****
Alya sedang berada di studio per-filman terkenal di Jakarta. Gadis itu baru saja datang. Wajah Alya yang bule-arab dengan mata biru muda yang cantik pun memang pas menjadi bintang iklan berbagai produk. Terutama produk sejenis kosmetika seperti sabun, shampoo, bahkan make up atau boleh juga parfum.
Alya datang memberitahu resepsionis bahwa dia adalah artis yang akan shooting di sini, sebagai brand ambassador produk sabun terkenal, sabun Lovenia.
"Permisi, nama saya Alya saya mau shooting iklan sabun Lovenia." Kata Alya ramah pada resepsionisnya.
"Oh ya nona Alyara yah? Baik silahkan tunggu sebentar." Jawab resepsionis itu ramah. Resepsionis itu menelepon seseorang.
Alya segera duduk di lobby, setelah 5 menit, datang seorang bernama Doni. "Alyara yah? Yuk segera masuk ruang make up."
Doni mengantar Alya menuju ruang make up. Alya akan di dandani oleh makeup artist professional, rambut Alya yang hitam dan panjang pun akan di tata oleh stylist. Alya merasa dirinya bagaikan selebriti, atau yah calon selebriti terkenal. Gadis indo itu memasuki ruang make up sudah di tunggu oleh make up artis dan hair stylist.
"Alya yah?" kata seorang wanita ramah.
"Namaku Nia, aku makeup artist dan aku bagian hair do juga. Yuk Alya silahkan duduk."
Alya duduk di kursi tepat di depannya ada meja rias dengan dikelilingi lampu-lampu terang. Lalu di meja ada peralatan make up yang banyak, rapi dan tentu saja lengkap dari brand-brand mahal. Alya tahu, Nia adalah make up artis professional.
Alya merasa seperti superstar gadis itu tak berhenti tersenyum manis dengan kedua mata berbinar.
"Kamu cantik sekali Alya, wajahmu belasteran cocok jadi bintang iklan." Kata Nia ramah sambil mendandani Alya.
Gadis indo itu terlihat ceria. Merasa bagai selebriti, atau memang sebagai calon selebriti terkenal. Sedikit menyembuhkan luka di hati Alya, yang semasa kuliah sering di ejek 'modal tampang' dengan IPK terendah, dan setelah lulus kuliah Alya tidak bekerja. Dua tahun Alya menganggur, tidak dapat pekerjaan, ini satu-satunya pekerjaan yang Alya dapat dari Mr. Carter.
"Alya, setelah shooting, kostumnya di bawa pulang aja. Hadiah dari klien." Kata Nia.
Gadis indo itu tersenyum senang, kostumnya adalah gaun branded yang mahal. Satu jam Alya di rias, rambut Alya yang panjang di catok agar bergelombang dan rapi. Alya merasa bagaikan seorang 'selebriti'.
*****
"Camera rolling… action!" kata sang sutradara di studio tempat berlangsungnya shooting iklan sabun Lovenia. Alya berada di tengah-tengah kamera yang menyorot dirinya. Gadis itu sedang ber-acting mengucapkan dialog sesuai naskah iklan yang di hafalnya. Kalo seandainya dia lupa-pun, bisa melihat ke layar yang sudah di siapkan.
"Kulit lembut- halus formula keajaiban sabun Lovenia dengan sari bunga mawar merah dan madu melembutkan, melembabkan kulit cantik-mu Lovenia lovely miracle" kata Alya sambil memperagakan adegan acting yang sudah di ajarkan oleh asisten sutradara.
"Cut! Bagus sekali Alya!" kata sutradara. Para kru bertepuk tangan. "Sekarang jam makan siang, boleh istirahat." Terlihat para kru mulai bubaran. Mereka di bagi-bagikan nasi kotak catering untuk makan siang. Alya juga menerima catering, yang lumayan mahal dan di jamin catering lezat.
Terlihat di ujung sana, Mr. Daviel Carter ternyata menonton Alya shooting. Lalu C.E.O kaya itu menghampiri Alya yang sedang berdiri. Daviel adalah owner brand sabun Lovenia yang sangat terkenal.
"Halo, Alya," sapa Daviel ramah, "acting kamu bagus, kamu datang kemari sendirian-kah?"
"Mr. Carter, terimakasih pekerjaannya, iya aku datang sendirian. Kenapa?"
"Sendiri? Tidak datang bersama pacar misalnya?" kata Daviel santun.
Sorot mata Daviel terlihat perhatian. Santun, dan ramah.
Alya mulai gugup, dia tahu, dia mulai naksir dengan C.E.O tampan itu. Daviel sangat menarik, baik dan santun tapi berwibawa dan kuat.
"Pacar?" Alya berkata gugup. "Aku tidak punya pacar." Jawab Alya polos.
Daviel agak bengong sedikit, "Masa gadis secantik kamu ga punya pacar?" tanya Daviel pada Alya.
"Aku tidak pernah mempunyai pacar sampai sekarang. Aku single"
Daviel mengangguk, terlihat sorot mata Daviel agak sedikit senang mengetahui Alya tak punya pacar. "Baiklah, kalo gitu nanti aku antar pulang mau kah?" kata Daviel kemudian tersenyum manis. Alya dan Daviel saling menatap. Benih cinta muncul di hati mereka. Bagi Alya, Daviel memang pria idaman. Tentu saja Alya menerima ajakan Daviel untuk di antar pulang setelah shooting iklan.
*****
Vino dan Shane sembunyi di luar di balik dedaunan, di luar studio per-filman tempat Alya shooting iklan. Sambil menghack smartphone Alya, mereka dapat mendengar percakapan Alya dan Mr. Daviel Carter. Vino dan Shane kaget, Alya bisa kenal dengan C.E.O paling terkenal di Jakarta.
"Alya kenal dengan Mr. Daviel Carter?" kata Shane heboh.
Vino dan Shane terdiam sejenak. Mereka jengkel dan dengki.
"Alya jadi bintang iklan sabun terkenal?" kata Shane lagi.
Mereka berdua dengki dan sangat jengkel, tiba-tiba Vino ada akal licik.
*****
Bak mandi di dalam studio. Untuk shooting iklan sabun Lovenia. Memang ada adegan Alya harus mandi dengan busa menutupi tubuhnya, tapi ketika jam istirahat Vino dan Shane menyelinap masuk ke dalam gedung studio. Menuju ruang tempat Alya shooting yang sepi tidak ada siapapun.
"Itu dia, bak mandi untuk Alya shooting!" kata Vino heboh.
Mereka berdua menghampiri bak mandi yang elegan itu. Tengok kanan-kiri tak ada yang melihat, mereka berdua mulai beraksi! Di tuangkan satu cup cairan 'mematikan' yang dapat menghancurkan reputasi dan harga diri Alya.
*****
'TOS' Vino dan Shane merayakan hasil sabotase mereka. "Sperma! Itu akan merusak harga diri Alya, dan jika dia hamil akan merusak reputasi nya sebagai simpanan Mr. Daviel Carter! Hahaha…" Vino tertawa jahat, begitu juga Shane.
"Aku yakin, kita bisa mengerjai Alya habis-habisan… sebulan kemudian kita punya kabar mengerikan tentang Alya!" kata Shane, lalu kedua pria itu ketawa jahat.
*****
Shooting iklan sabun berlanjut. Terlihat Alya sedang mandi di bak mandi dengan busa-busa menutupi tubuhnya, untuk shooting adegan mandi. Alya segera melakukan adegan mandi di iklan sabun Lovenia iklan yang akan tayang di seluruh stasiun TV nasional. Gadis itu tidak tahu apapun tentang apa yang Vino dan Shane lakukan dan berakibat 'fatal'.
Setelah selesai shooting, hari mulai gelap, Alya sudah beres-beres dan sekarang dia dan Mr. Carter segera pulang. Daviel akan mengantar Alya pulang dengan mobil Lamborghini nya. Mereka berdua segera pergi meninggalkan studio.
"Alya, karena sudah malam, mau-kah kita makan malam di restoran The Kanitz? Tidak jauh dari sini, aku rasa kamu lapar-kan?" tanya Daviel sambil menyetir mobil.
Alya mengangguk, restoran The Kanitz memang restoran terkenal di Jakarta. Restoran favorit para artis juga. Dengan menu-menu makanan yang lezat dan tentu saja mahal. Alya belum pernah makan di restoran tersebut.
"Bagaimana Alya? Ku traktir yah?" kata Daviel sambil menengok ke Alya.
"Boleh." Jawab Alya agak gugup. Ketika Daviel memandang wajahnya dengan pandangan mengagumi kecantikan Alya.
"Aku rasa kau akan suka makan di sana, menu-menu nya lezat dan tidak membosankan." Kata Daviel, kemudian pria itu tersenyum manis, terlihat perhatian dari sorot kedua matanya.
Sepanjang hidup Alya agak monoton. Tapi semenjak Daviel hadir dalam kehidupan Alya, kehidupan Alya mulai berwarna, beserta cinta yang mulai tumbuh dalam hati nya.
Sekarang, Alya dan Daviel sudah sampai di restoran. Mereka berdua sedang duduk mengamati menu restoran yang lezat. Restoran ini termasuk restoran mahal di Jakarta.
Alya sedang mengamati menu-menunya, ada daging black pepper ala asia, ayam goreng mayones, nasi goreng tuna pedas, ayam goreng cabai hijau dan nasi, kerang pedas-manis, French fries saus keju, dan berbagai macam menu lainnya. Daviel memanggil seorang pelayan restoran, datang seorang pelayan laki-laki yang siap mencatat pesanan.
"Alya, mau pesan apa?" tanya Daviel ramah.
"Aku pesan ayam goreng mayones dan nasi putih."
Pelayan itu mencatat pesanan.
"Kalo saya, pesan nasi goreng tuna pedas. Minumannya, es lemon-madu, Alya mau pesan minum apa?" tanya Daviel pada Alya.
"Aku? Minumannya es cokelat-caramel saja." Jawab Alya. Ini pertama kalinya Alya makan di The Kanitz.
Pelayan itu pergi, dan sekarang Alya dan Daviel sedang menunggu pesanan. Mereka mengobrol santai sambil menikmati suasana restoran yang berkelas namun elegan. Alya sering tersenyum kalau mendengar Daviel cerita, ketika dulu Daviel kuliah di prancis, menurut Alya masa-masa Daviel kuliah menyenangkan. Lucu, dan penuh warna. Daviel cerita ketika dia dan temannya ketahuan nyontek, lalu dia dan temannya dihukum oleh pembimbing akademis. Lalu Daviel rajin belajar dan menjadi mahasiswa berprestasi di kampusnya, Daviel senyum-senyum sendiri bernostalgia bercerita dengan Alya. Alya berpikir 'Mengapa masa kuliahku begitu kelam?' Alya selalu punya masalah dengan cowok. Karena dirinya, tidak pernah mau berpacaran, mungkin ada beberapa cowok dendam padanya.
"Oh, Alya…" panggil Daviel pada Alya yang gadis itu sedikit melamun.
"Iya, Mr. Carter ada apa?" jawab Alya yang buyar lamunan nya.
"Hari minggu kalo kamu mau, kita olahraga di taman yuk? Di taman dekat lokasi mansion ku." Ajak Daviel, "nanti aku jemput."
"Olahraga di taman?"
"Iya, mau yah?" kata Daviel sedikit merayu ketika mengajak Alya.
Alya tersenyum lebar, kedua pipinya merah. Lalu mengangguk. Alya tau, Daviel orang yang santun dan berkelas, tapi tidak sombong, selalu ramah-tamah pada siapa saja. Lalu sering membeli bonus bulanan untuk para karyawan nya.
Selagi mereka berdua asyik berbicara, pasang mata jahat mengawasi mereka. Orang itu memandang mereka berdua dengan pandangan sinis nya.
"Alyara…" dia bicara pelan nyaris tak terdengar.
...…..
Silahkan berdonasi seikhlas nya
DANA : 085218926699