3 hari setelah berlayar
3 hari sudah pelayaran ini. dan kini pioneer tengah berada di lautan luas harmonia dan sebentar lagi akan mencapai samudra nan luas dan panjang. malam begitu dingin di tengah lautan. ada suasana sedikit angker dan aneh ketika berada di lautan luas, seperti halnya kita seperti sebutir biji kecil ditengah ruangan kosong besar berwarna putih namun kebalikannya suasana di laut begitu gelap,dingin dan hening sekali.
Gustav berada di ruang kemudi bersama Malfoy si nahkoda II, Moody tengah beristirahat sebelum shiftnya dimulai beberapa jam lagi. "bagaimana keadaan malam ini?" tanya gustav, "sangat baik master. tidak ada yang perlu dikhawatirkan". "bagus.pertahankan kecepatan di 7 knot, tidak perlu terlalu cepat sebab kita samasekali tidak tahu apa yang ada didepan kita". Gustav lalu menyesap teh lemon hangatnya, menyesap teh lemon hangat adalah suatu hal yang baik ketika ditengah lautan dingin nan gelap seperti ini.
"hei gustav" kata karl. dia masuk kedalam ruang kemudi, ketika membuka pintu udara diluar turut masuk kedalam,menambah dingin keadaan di ruang kemudi. tutup pintunya, udaranya dingin tahu". Karl menutup pintu ruang kemudi lalu berjalan mendekat ke gustav. "hei kamu belum cerita soal benua baru ini loh.kamu janji akan menceritakannya ketika sudah berlayar....sudah telat tiga hari tahu" ungkap Karl mengingatkan. Gustav paham kenapa Karl ebgitu penasaran. selama di Harmonia Gustav hanya mengajak Karl saja tanpa memberi tahu secara rinci mereka hendak pergi kemana. "ah kau karl....baiklah jika begitu, mari sini masuk kedalam". maksud Gustav adalah ruangan kapten kapal yang berada dibelakang stir kemudi kapal, Gustav menyuruh masuk Karl lalu berkata kepada malfoy "kalau ada apa-apa langsung panggil saja,pertahankan kecepatan dan koordinat"..."baik kapten" ujar Malfoy sambil mengangguk pelan.
Karl menyesap sedikit teh lemonnya lalu memulai pembicaraan "jadi...darimana kamu mengetahui soal benua baru ini?.kuharap bukan dari hal-hal remeh temeh lain". Gustav terkekeh sedikit dengan perkataan Karl. "well tentu saja tidak temanku, kau tahu aku. untuk apa aku pensiun dini dari dinas ketentaraan, menghabiskan seluruh uang tabungan dari gajiku yang kukumpulkan selama 15 tahun hanya untuk pergi berlayar ke suatu tempat antah berantah dari sesuatu yang tidak jelas".
Ada jeda sedikit sebelum Gustav melanjutkan ceritanya, Karl menyimak dengan seksama "kamu tahu kan kalau aku pernah ditugaskan dalm ekspedisi melawan kerajaan Florian ketika dua kerajaan ini saling berseteru" ujar gustav. "ya tentu...kamu dan regumu berkiprah sangat baik disana...bahkan kamu yang memimpin regumu dalam merebut Istana kerajaan florian dalam operasi final mengalahkan kerajaan florian di-ibukotanya sendiri....kerajaan malang, mereka seharusnya menerima tawaran Harmonia untuk menjadi vassalnya". Gustav mengganguk "sebenarnya bukan itu.....tapi ketika regu kami pertamakali memasuki istana kerajaan florian, aku menyelamatkan satu hal penting daripada jatuh kepada harmonia"..."apa itu" tanya Karl dengan rasa penasaran.
"suatu pengetahuan yang tentunya ada hubungan dengan benua ini....tahukah kau ketika aku menyita isi ruang arsip kerajaan Florian,aku menyelamatkan dokumen dan log catatan serta bendaharanya...seorang tua yang baik, bendahara itu menceritakan bahwa kerajaan Florian pernah melakukan suatu ekspedisi ilmiah...ekspedisi ini adalah pelayaran menuju ke timur jauh sekaligus mencari potensi yang mungkin terdapat di timur jauh"bkata Gustav, Karl menyesap lagi teh lemonnya seraya menganggik-angguk "ok .sepertinya aku sudah agak paham dengan maksud dan tujuanmu tentang benua ini....tapi apakah ada informasi lanjut lagi mengenai benua baru yang letaknya ribuan mil jaraknya di timur jauh?".
Gustav pun melanjutkan "itu dia. singkat cerita tim ekspedisi dari kerajaan Florian ini mencapai satu tempat di benua di timur jauh ini. mereka sempat mengadakan penelitian dan eksplorasi dan bermukim selama beberapa bulan di tempat di benua ini. dikatakan benua ini belum bertuan samasekali namun telah dihuni oleh manusia, yaitu orang-orang yang ciri fisiknya berbeda sekali dengan kita, namun mereka sudah berperadaban yang cukup terorganisir namun masih tidak mengenal struktur pemerintahan yang mantap dan batas wilayah, teknologi dan pengetahuan mereka juga dapat dikatakan masih terbelakang dibadningkan kita. orang-orang ini dalam log yang aku baca umumnya baik dan yang membuatku sangat tertarik di benua ini adalah....".
"adalah apa?" kata Karl mendesak. Gustav terkekeh dan melanjutkan "well apalagi kalau bukan emas dan perak serta sumberdaya alam lainnya. tim ekspedisi ini tidak bermukim cukup lama di benua ini dan memutuskan untuk kembali ke Florian.namun sebelum pergi salahsatu tim ekspedisi ini mengatakan di catatannya bahwa dia menemukan sebuah Gua yang disekeliling gua itu terdapat pecahan berkilau dan berat berwarna kuning keemasan dan penduduk suku-suku itu dikatakan sudah mengenal alat tukar berupa kepingan-kepingan kecil berwarna kuning keemasan". Karl terkesiap, sorot matanya yang selalu sayu mendadak terbelalak dan menyort tajam ke wajah Gustav "wah sudah pasti itu emas atau logam berharga lain...well jika begitu pelayaran kita ini adalah pelayaran yang mengantarkan kita kepada kekayaaan" ujar Karl, "tapi bagaimana dengan pihak kerajaan Harmonia?, arsip yang kau curi dari ruang arsip kerajaan Florian itu secara teknis adalah milik kerajaan Harmonia. dan apabila pihak kerajaan Harmonia mengetahui hal ini maka akan berat akibatnya".
gustav menyesap teh lemon hangatnya lalu berkata "itulah...kita harus menjadi yang pertama yang memiliki klaim atas benua dan negeri itu. kerajaan harmonia sudah cukup rakus dengan mencaplok tetangga-tetangga mereka di benua western hemisphere, ironisnya lagi semua hasil kekayaan di tanah-tanah pendudukan Harmonia mengalir ke Kas Kerajaan dan dinikmati oleh segelintir elitnya saja. sudah waktunya bagi kerajaan harmonia untuk menghentikan sikap rakusnya. dan bagiku penemuan mengenai benua antah berantah di timur jauh ini merupakan suatu kesempatan yang amat sayang untuk dilewatkan" Gustav terdiam sebentar sementara Karl mengangguk setuju.
"Ya memang. Elit berkuasa di negeri kita memang rakusnya bukan main, kita tak lebih hanya cecunguknya saja yang hanya digunakan oleh mereka untuk diperintah-perintah dan mati sebagai kotoran, aku merasa bersedih dengan gugurnya ratusan ribu para prajurit-prajurit kita yang gugurselama ekspedisi penaklukan, mereka mati hanya supaya elit penguasa dapat mengembungkan kantongnya lebih besar lagi" tegas Karl menguatkan ucapan Gustav. Gustav lalu berkata untuk menutup kalimatnya dengan sempurna "pemenang adalah mereka yang mampu menangkap kesempatan dan mampu memanfaatkan kesempatan itu".