Karl dan Gustav tengah dibawa menggunakan kereta berkuda. malam ini mereka berdua telah diundang oleh raja Naravarman untuk menghadiri suatu pesata penyambutan untuk kedatangan mereka. dalam perjalanan Gustav berpikir bahwa begitu baiknya raja Narawarman menyambut mereka dengan suatu pesta besar, tapi tentunya sambutan baik ini tentunya tidaklah gratis, Raja Narawarman pasti menginginkan sesuatu dari mereka dan disitulah Gustav harus memanfaatkan ini dengan baik.
"aku yakin Raja itu pasti menginginkan sesuatu dari kita, yang tentunya sesuatu menguntungkan bagi posisinya" ujar Karl membuyarkan lamunan Gustav.
"aku tahu itu. ketika Raja itu mulai menawar sesuatu, disitulah aku akan meminta konsesi dari dia"
"Menarik. konsesi apa yang kau inginkan?" tanya Karl
"Tanah untuk bermukim, dan juga posisi jabatan didalam pemerintahannya"
"tidak buruk...kau cerdas juga Gustav"
Gustav tersenyum. "ini kesemptan buatku dan buat kita....di Harmonia kita tidak menjadi apa-apa. tapi disini kita bisa menjadi sesuatu"
sekitar setengah jam kemudian mereka berdua akhirnya sampai ke tempat pesta. mereka berdua menaiki tangga undakan yang jumlahnya sekitar 50 anak tangga sebelum sampai di atas, diatas tempat itu ternyata tanahnya sudah dilapiisi batu bata sebagai lantai, disisi kiri kanannya terdapat pilar-pilar besar dan patung-patung berukuran sedang, tempat ini rupanya semacam aula atau kuil. di kedua sisi terlihat barisan prajurit kerajaan pallawaburi berdiri tegak dengan tombak terhunus keatas, seorang bentara menginformasikan bahwa kedua tamu kehormatan telah tiba di tempat, kemudian seorang emban wanita mengantarkan karl dan gustav ke meja mereka, disana Raja Narawarman sudah menunggu. Gustav duduk berdampingan dengan Raja Narawarman. disekelilingnya para tamu undangan yang terdiri dari pejabat-pejabat kerajaan pallawaburi juga ikut hadir untuk meramikan acara.
acara pesta dimulai dengan pembukaan berupa doa-doa yang dirapalkan oleh seorang pendeta, kata Raja Narawarman sang pendeta memberi doa-doa kepada dua tamu asing dan berdoa demi kesehatan dan kejayaan raja dan keluarga serta kemakmuran dan keamanan bagi negeri. kemudian emban wanita menyajikan segelas minuman kepada hadirin, termasuk kepada Gustav. "Ini tuak terbaik negeri kami, kamu mungkin suka, ini dari Sari Jagung yang difermentasikan" ujar raja Narawarman. Gustav mengganguk. ia mengangkat gelasnya dan meminum tuak tersebut, rasanya asam namun terasa panas namun juga nikmat.
acara berlanjut ke pertunjukan tarian tradisional. di panggung terlihat 10 orang gadis-gadis muda, mereka semua lumayan cantik dan memiliki bentuk tubuh yang bagus, para penari ini mengenakan hiasan kepala berwarna emas yang tinggi, dileher mereka terdapat seutas kalung yang dihiasi oleh batu-batu hias, sementara dada mereka ditutupi oleh sejenis kemban yang menutupi dada mereka dan bawahannya ereka mengenakan sejenis kain yang bermotif hias. diantara 10 penari itu Gustav tertarik kepada seorang perempuan yang agak berbeda dari 9 penari lainnya, karena hiasan kepalannya yang meskipun berwarna emas namun bentuknya lebih mirip seperti mangkok daripada yang lain. ternyata si penari tersebut adalah perempuan yang ia lihat kemarin ketika melakukan audiensi dengan Raja Naravarman, Gustav berpikir gadis ini pastilah merupakan orang penting atau keluarga kerajaan.
"Paduka yang mulia maaf izin bertanya, kalau boleh saya tahu ini tarian apa" tanya Gustav kepada raja Naravarman, Gustav ingin mempelajari adat budaya di negeri Pallavarman dan menanyakan tarian yang sedang ia saksiskan ini menurutnya merupakan suatu awal yang bagus.
"oh ini tarian ini kami namai Tapsari. tarian ini merupakan tarian tradisional yang sudah bertahan selama 300 tahun lamanya" ujar Raja Naravarman, "Tarian ini biasanya dimainkan ketika acara ulangtahun raja, ketika hari panen raya atau acara spesial seperti menyambut tamu kehormatan....kamu suka?" ujar raja Naravarman. Gustav mengangguk setuju dengan pelan, "aku suka dengan gerak tariannya dan hiasan-hiasan yang mereka kenakan....kalau boleh saya tahu siapa gadis yang tampaknya menjadi pemimpin bagi penari-penari lain itu" ujar Gustav sambil menunjuk kearah gadis tersebut.
Raja Naravarman tersenyum. "itu anak gadisku. Sashi namanya yang artinya Bulan....aku namai dia demikian karena ia lahir tepat ketika bulan purnama penuh menggantung diatas langit.". "anak perempuan anda cantik" puji Gustav, Raja Naravarman tersenyum "terimakasih. nampaknya kamu suka dengan kecantikan dan kegemulaian putriku" goda Raja Naravarman, Gustav hanya tersenyum saja.
setelah sesi tarian tradisional selesai. kemudian berlanjut ke sesi makan malam. emban wanita kembali datang menyajikan hidangan kepada para hadirin. kemudian setelah raja Naravarman mulai menyantap hidangannya Gustav juga turt menyantap makanannya. smbil makan Raja Naravarman mengobrol mengenai topik masing-masing : Gustav menceritakan sejarah Harmonia dan perjalanan mereka dengan laut menuju ngeri Pallavarman. sementara raja Narawarman menceritakan mengenai sejarah negeri Pallawaburi. kemudian topik beralih kepada maslah peperangan antara Negeri Pallawaburi dengan Butua.
"sebenarnya, negeri kami saat ini tengah berperang dengan negeri Butua di Timur sana. putraku pangeran mahkota Ramavarman sedang memimpin pasukan dan menunggu untuk membendung pasukan Butua"
Gustav hanya mengangguk sambil mendengarkan dengan penuh perhatian
"orang dari Harmonia...orang-orang anda memiliki teknologi dan kemampuan yang lebih daripada bangsa kami. saya harap anda mau membantu kami" pinta Raja Naravarman
inilah saatnya, pikir Gustav. Gustav menyesap araknya lalu berkata "saya siap untuk membantu negeri anda....tidak hanya dalam peperangan negeri anda dengan rivalnya, tapi juga setelahnya"
Bersambung