3km dari lepas pantai "dunia baru"
4 bulan kemudian
setelah lama berlayar di lautab yang luas, melewati terik matahari lautan, asinnya aroma lautan dan badai yang kasar di lautan, Gustav dan orang-orangnya akhirnya mencapai tempat yang dituju sesuai dengan peta perbendaharaan Florian. "tuan,pantainya sudah terlihat" ujar Rick si mualim. Gustav yang berada disisi kanan melihat si mualim yang mengangguk pelan, jarak antara kapal dengan bibir pantai hanya berjarak kurang dari 2km saja. Gustav dapat melihat hamparan pasir pantai berwarna kuning dan barisan pohon kelapa yang melambai ditiup angin seolah sedang melambai kearahnya. sekilas ada senyuman dan rasa syukur bagi Gustav dan orang-orangnya, bahwa mereka tidak perlu berada lebih lama di lautan.
didalam kabin kemudi selain Gustav dan Rick, Karl juga berada disana. Gustav menoleh kepada Karl dan tersenyum, Karl membalas senyum kepada Gustav, lalu Gustav berkata "baik tuan-tuan sekalian.saya yakin kita telah mencapai tempat tujuan...turunkan sekoci, Karl dan sersan Matthew ikut aku. Rick selama aku disebrang sana kamu bertanggungjawab atas kapal ini dan isinya". "ya tuan Gustav" ujar Rick.
para kru mempersiapkan sekoci yang akan dinaiki Gustav dan rombongan, 3 sekoci diturunkan dan tiap-tiap sekoci berkapasitas mampu memuat 16 orang; jadi Gustav memilih untuk berada di sekoci terdepan, Karl di sekoci kedua dan sersan Matthew di sekoci ketiga. Gustav memerintahkan kepada Sersan Matthew agar orang-orangnya membawa senapan, hanya untuk berjaga-jaga saja jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, perintah untuk menenmbak sepenuhnya ada pada Gustav. Gustav juga memerintahkan kepada Karl untuk membawa barang-barang yang kiranya diperlukan sebagai hadiah kepada orang-orang yang kemungkinan akan mereka temui.
sebelum menaiki sekoci dan berlayar ke daratan diadakan doa bersama yang dipimpin oleh bapa Tyler sang pendeta kapal, upacara doa berlanngsung khidmat, doa singkat meminta pelrindungan dan kejayaan kepada tuhan yang maha esa. doa selesai dan masing-masing tim peneroka sudah berada di sekoci. para awak kapal lain, si juru masak Paul, si dokter kapal Bernard dan bapa Tyler berdiri di sisi kapal. mereka melambaikan tangan dan terlihat mereka semua tersenyum.
perlahan-lahan sekoci mendekati daratan pantai. pantai-nya bisa dibilang cukup bagus dengan deretan pohon-pohon kelapa dan semak-semak didepan. sejauh ini belum ada tanda-tanda kehidupan. namun tampaknya jalan menuju daratan didalam sana bisa dilewati dengan baik. sekoci pertama yang ditumpangi Gustav akhirnya mencapai pantai lalu disusul sekoci kedua dan ketiga. Gustav bersma yang lain menceburkan diri ke laut yang untungnya hanya membasahi celana mereka sampai dengkul. mereka lalu berjalan hingga menjejakkan kakinya di pantai.
"Tuan Gustav. apa perintah anda?" kata si awak kapal dengan memegang senapan-nya.Gustav memperhatikan semak-semak yang ada didepan, lalu menemukan ada semacam jalan setapak karena di sisi kanan dan kiri-nya terlihat seperti ditebang,intuisi Gustav menangkap kemungkinan itulah jalan biasa yang dipakai oleh penduduk lokal setempat. "mari kita kesana...ayo". perintah Gustav. rombongan peneroka memasuki semak dan pepohonan,jalan setapak itu lurus dan sesekali berbelok namun kemudian lurus lagi. "kesana...ikuti saya" perintah Gustav.
(Bersambung)