Chereads / Unsolved World / Chapter 22 - CHAPTER 22 | Raja Perang

Chapter 22 - CHAPTER 22 | Raja Perang

— Chapter 22

Canon kembali berdiri dan Melihat kearah bangku para Dewa, lalu Canon berkata "Jadi.. Siapa yang ingin ku hancurkan selanjutnya?", Ares yang merasa dirinya tertantang karena perkataan Canon, dia pun meminta kepada Aphrodite untuk maju saat pertarungan selanjutnya. Dialah Ares sang Dewa yang haus darah dan perwujudan dari pembunuhan, Ares akan berjanji bahwa dia akan memenggal kepala Canon di depan para Dewa dan jutaan penonton di depannya. Dendam Ares tak dapat di bendung kembali, Aphrodite pun mengizinkan Ares untuk maju di pertarungan berikutnya, menurut Ares pertarungannya kali ini akan menjadi pertarungan terakhir pada acara RunGaunlet kali ini, karena Ares percaya bahwa dia akan mengalahkan Canon demi Dendamnya pada kematian Poseidon. Setelah kemenangannya melawan Poseidon, kini Canon akan melawan Ares, dan tidak ada jeda pertarungan. Aphrodite akan terus mendesak Canon hingga kelelahan sedikit demi sedikit, mereka tak tahu bahwa Canon tidak akan pernah lelah walaupun seluruh kekuatannya di keluarkan. Terompet terdengar dari luar, Canon harus segera pergi dan kembali ke arena pertarungan untuk melanjutkan RunGaunlet melawan Ares.

Kini sudah terlihat dari Posisi kanan dan kiri, bahwa keduanya telah memasuki arena pertarungan. Para penonton terlihat kecewa, karena Dewa sebelumnya yang dianggap sangat kuat dengan seketika mati di tangan lawan yang begitu dianggap lemah. Canon saat ini menjadi Pajangan mata para penonton, karna kehadirannya yang membuat mereka tercengang semenjak mereka melihat pertarungan sebelumnya. Emosi Ares semakin meluap ketika ia melihat wajah Canon dihadapannya, ia berharap dapat memenggal kepalanya dan menaruhnya di pajangan koleksi tempat ia tinggal. Keduanya telah berada di tengah arena, terlihat bahwa aura Ares benar-benar berwarna pucat dan pekat karena Emosi yang meluap. Pertandingan akan dimulai dalam hitungan detik sebelum mereka berdua bertarung, terlihat Ares sang Dewa petarung langsung menyiapkan kuda-kudanya, sedangkan Canon tetap berdiri seperti biasanya dengan tatapan yang datar. Terdengar bunyi lonceng yang dimana itu menandakan bahwa pertarungan akan dimulai.

Dengan kecepatannya seketika Ares berlari kearah Canon, kecepatan Ares tak main-main, kecepatan rata-rata yang di dapat para Dewa adalah Faster Than Light atau lebih dari kecepatan cahaya, paling rendah kecepatan yang didapat para Dewa adalah Speed Of Light atau kecepatan setara dengan Cahaya, dan terakhir adalah yang paling tertinggi yaitu Kecepatan tak terbatas. Kecepatan tak terbatas hanya didapatkan Oleh Zeus sang Ayah dari para Dewa, Ares sendiri telah mendapatkan kecepatan Faster than Light atau lebih dari kecepatan cahaya. Terlihat bahwa kecepatan perpindahan Ares sangatlah cepat yang tak dapat dilihat oleh manusia, dikarenakan dia berpindah sebelum Manusia dapat berkedip. Tetapi terlihat bahwa Canon mengindari serangan dari Ares dengan menolehkan kepalanya.

Ares melihat ke arah Canon dengan tersenyum lebar karena kiranya ia telah membunuh Canon dengan cara membelah tubuhnya menjadi dua. Tetapi ekspresi tersebut berubah ketika ia melihat bahwa Canon baik-baik saja, bahkan tidak ada goresan sedikit pun pada tubuhnya. Ares benar-benar tidak ingin menganggap bahwa ia harus menghormati lawannya, ia merasa jika Canon bukanlah makhluk yang harus ia lawan dengan Kekuatan penuh. Ares kembali menyerang Canon dengan kekuatannya, ia mengangkat tombaknya yang berujung perunggu dan mengisi kekuatannya pada ujung tombak tersebut, terlihat perunggu pada ujung tombak itu menjadi bercahaya. Kekuatan ilahi telah sampai pada ujung tombak Ares, kini perunggu pada ujung tombak tersebut menjadi lebih kuat dan Ares pun mengayunkan tombaknya kearah tanah, terlihat tanahnya terbelah dengan dasyat menjadi dua, membuat gempa yang tak terkendalikan, belahan tersebut terbelah sangat fantastis dan mengarah cepat kearah Canon.

Semua pandangan terhalang karena banyaknya debu dan tanah berterbangan layaknya sedang berada di bentangan padang pasir, Semua penonton tersedak dan batuk karena hal tersebut. Tetapi itu adalah permasalahan yang dapat di hiraukan ketika penonton melihat Canon tak terluka setelah menerima serangan tersebut, sebelum serangan tersebut mengenai Canon, kekuatanya yaitu Knie telah diaktifkan sehingga benar-benar dapat kekebalan dari semua serangan. Ares benar-benar tercengang saat melihat hal tersebut, Tak kuat menahan rasa amarah ia melepaskan beberapa bagian dari zirahnya tersebut. Ares akan mempertahankan julukannya sebagai Dewa perang.

Terlihat Aura pada tubuh Ares semakin membesar dan kini berubah menjadi berwarna kuning cerah, Ares telah mengumpulkan kekuatannya dan kini ia akan bertarung jarak dekat sampai mati. Ares mempunyai kekuatan "Bloodlust" yang dimana ini adalah titik Ares akan membunuh lawannya hingga tak bersisa, Ares menjadi Dewa yang haus darah untuk membunuh musuhnya. Ares akan bertarung mati-matian, semua kekuatan dan kemampuannya meningkat total, semua statistik yang diperoleh oleh Ares naik secara drastis. Ares berlari lebih cepat bahkan sangat cepat dan benar-benar tak terkendali dari Kecepatan Cahaya, dengan kata lain kecepatannya benar-benar lebih, lebih, lebih bahkan lebih dari Kecepatan cahaya.

Ares berlari kearah Canon dan menyerangnya dengan tombaknya, ia benar-benar sangat gila dalam pertarungan Jarak dekat. Hanya dengan Tangkai pohon, Canon dapat menangkis semua serangan yang dilontarkan Ares. Semua reaksi kecepatan bahkan gerak yang dimiliki Ares dapat dia imbangi tanpa kesulitan sedikit pun, karena Canon akan berada terus-menerus diatas kemampuan lawannya. Ares terus menyerang Canon dengan tombaknya, Kecepatan yang benar-benar tak wajar dalam pertarungan, penonton sampai tak dapat melihat apapun dalam arena. Mereka berdua mendominasi pertarungan, Ares terus-menerus menyerang, menghambat dan membuat Canon tersungkur, sedangkan Canon terus-menerus melawan serangan yang di lontarkan Ares dengan santai bahkan tak ada kesulitan apapun saat harus mengimbangi kecepatan yang dimiliki Ares. Sudah setengah jam berlalu dan terlihat Ares masih menyerang Canon, Kemampuan dan statistik Ares akan terus dalam mode "Bloodlust" atau peningkatan kemampuan secara besar-besaran dengan Haus darah hingga lawannya mati tangan Ares itu sendiri.

Canon merasa bosan dan mengaktifkan Die dengan matanya, kini siapapun yang menyentuh dan menyerang Canon semua kemampuan, kekuatan, statistik, kecepatan, pertahanan, fisik dan magisnya akan berkurang secara keseluruhan. Lawan yang terkena efek ini tidak akan merasa bahwa dirinya sedang diserang, secara tiba-tiba mereka tak dapat bergerak bahkan tak dapat melakukan apapun hingga titik Nol dan nyawa mereka melayang. Nahas, Ares kini terkena efek dari hal tersebut, kekuatan dan kecepatan Ares semakin melemah dan menurun. Ares tak sadar bahwa ia telah diserang secara langsung, Ares tetap melanjutkan serangannya sampai ia sadar bahwa tangannya melambat dan pergerakan Kakinya semakin berat. Ia tak sadar apa yang ia lakukan, semua organ dalam tubuhnya ikut melemah hingga titik Nol. Semua pandangan Ares kabur dan tergeletak tak sadar pada pada titik butanya, Secara tak langsung Ares telah mati karena terus-menerus kehilangan kekuatannya, sampai detak jantungnya tak dapat beroperasi kembali.

Canon mengambil Roh Ares dan menyimpannya pada aliran tangannya, tak seperti Poseidon yang rohnya telah dihancurkan pada tahap Fundamental. Pada ronde kedua RunGaunlet kali ini Canon menjadi Pemenangnya, para Dewa pun tercengang dan tak dapat lagi meremehkan kekuatan Canon.

Bersambung...