—Chapter 20
Mendengar hal tersebut Zeus tersenyum dan mengetuk Palu sebagai tanda Setuju dengan Ide yang diutarakan oleh Aphrodite, Dewa dan Dewi lain seakan-akan tak percaya mereka akan melawan Makhluk yang dianggapnya Lemah. Di hadapan para Dewa, Canon dan Neva hanyalah sesosok manusia biasa yang lemah, sedangkan Canon sengaja menahan Auranya dan juga dengan Sengaja dirinya ditahan agar para Dewa berfikir bahwa Canon hanyalah Makhluk lemah dan di samping Alasan itu Canon juga ingin mendapatkan lawan yang sengit. Jika ia membuka Auranya tersebut para Dewa dan Dewi akan Otomatis mati karena dari awal mereka sudah memiliki Rasa ingin membunuh yang Kuat, Canon pun tidak mendapatkan lawan yang membuatnya bertarung dengan sengit jika para Dewa mati dengan Instan.
Setelah persidangan telah selesai dan para Dewa kembali, Poseidon terbayang dan banyak yang memuat di otaknya. Poseidon masih belum percaya akan Hal itu, dia akan melawan Manusia lemah yang bahkan Bawahannya terburuk pun dapat Melawannya, Canon dan Neva dipindahkan ke ruangan lain untuk dipersiapkan melakukan RunGauntlet, sebelumnya Aphrodite telah Memberikan informasi terkait mekanisme berlangsungnya acara tersebut. Terdapat 12 Dewa dan terbagi menjadi 6 Dewa dan 6 Dewi tetapi hanya Hermes lah yang tidak dapat Bertarung, ia hanya menjadi Pembawa pesan Para Dewa. Tujuan awal sang Aphrodite adalah ingin membuat 2 RunGauntlet secara langsung yaitu Canon melawan para Dewa dan Neva melawan para Dewi, Tetapi saat pembicaraan Hermes dengan Canon, sang pemeran utama memohon agar Neva tidak mengikuti peristiwa ini. Canon meminta agar Neva duduk di kursi penonton.
Oleh karena itu sang Dewi merubah Rencananya, kini ia hanya akan Membuat 1 acara saja yaitu Canon melawan 11 Dewa yang berada di Olympus, Aphrodite telah menunggu Peristiwa ini terjadi. Pertarungan antara Manusia dan para Dewa akan segara dimulai, Daftar pihak para Dewa telah ditentukan. Dewa pertama yang akan melawan Canon adalah Poseidon, Tidak perlu waktu lama RunGauntlet berlangsung ketika Kedua pihak siap untuk saling bertarung. Setelah fajar tiba sudah banyak orang bergemuruh di arena untuk menunggu pertarungan pertama antara Manusia melawan Dewa, Canon memasuki arena pertarungan dari arah Kiri sedangkan Poseidon memasuki arena pertarungan dari arah Kanan.
Setelah memasuki arena pertarungan Canon tetap menahan auranya agar Poseidon tidak mengetahui Kekuatan asli Canon, Kini kematian instan Canon juga terdapat di bagian Auranya yang Luasnya tidak relevan atau bahkan tidak terbatas. Kematian instan Canon dapat di Aktifitasi melalui Berbicara, Melihat, Berfikir bahkan menyentuh, tetapi tidak dengan Aura Canon yang selalu aktif. Kesimpulannya Kematian instan pada tubuh Canon dapat diaktifkan melalui pemikiran Canon sendiri sedangkan pada Aura berbasis Selalu aktif dan juga akan Aktif jika lawannya berniat membunuh Canon, dan Aura Canon dapat mengantisipasi jika lawannya tidak ada Niat membunuh, Secara otomatis Aura Canon akan mengakibatkan lawan memiliki niat membunuh Canon, walaupun Pemikiran dari Lawan tidak akan Membunuh Canon dan kekuatan ini akan Aktif jika pemikiran lawan tahu akan hal kelemahan Canon. Dengan ini Canon tidak akan terkalahkan, oleh karena itu Canon menahan Aura ini agar ia dapat bertarung sengit dengan para Dewa. Langkah demi langkah Poseidon dan Canon berjalan kearah tengah Arena agar keduanya bersiap untuk bertarung.
Bersambung...