Di rumah. Shayran sedang duduk santai sambil menikmati cemilan kesukaan nya di depan TV. Dia menonton iklan yang terdapat dirinya yaitu iklan sabun terkenal.
Walaupun begitu, hati Shayran masih jengkel akibat perbuatan Arderan yang nakal.
Ulah CEO itu, aku dipermalukan. Dianggap simpanan nya. Memalukan. Batin Shayran kesal pada Arderan.
Iklan sabun tayang dengan visual yang bagus. Terlihat bahwa iklan mahal dengan kru profesional yang memproduksi iklan.
Aku akuin, nama ku sebagai artis semakin terkenal. Batin Shayran.
Namun, pintu terketuk. Shayran beranjak bangun. Dia memang menunggu sang paman untuk datang kemari.
"Sebentar paman" kata Shayran teriak sopan. Wanita itu segera membuka pintu.
"Selamat siang Shayran" sang paman terlihat gembira.
"Paman" Shayran memeluk paman nya yang memang lebih tua dari ayahnya.
"Kamu sudah besar yah, tambah cantik" kata paman nya penuh kasih sayang.
"Paman, silahkan duduk. Aku ambilkan es krim vanilla mau yah?"
"Terimakasih sayang." Kemudian paman nya duduk di sofa yang tidak terlalu besar.
Rumah sederhana. Shayran tinggal sendirian, sudah tidak punya orang tua.
"Ini paman" Shayran sudah mengambil es krim dari kulkas. Es krim kesukaan nya.
"Makasih" pamannya segera mengambil es krim nya dan menyantap makanan itu. Lezat dan dingin.
"Emang ada apa paman datang kemari?" Tanya Shayran.
"Paman rindu padamu. Dan paman punya berita baik, lahan tambang paman di beli oleh orang yang sangat kaya." Kata paman nya dengan wajah ceria.
Kasihan paman. Umur sudah tua, hutang ratusan juta rupiah, syukurlah ada orang kaya yang mau beli lahan tambang paman. Batin Shayran sedih. Kasihan melihat pamannya.
"Siapa orang kaya itu paman?"
"Mr. Sander Lainn dan Mr. Kalvin Howard. Mereka pengusaha kaya dari eropa" kata paman nya. "Mereka mau usaha pertambangan di indonesia. Mereka mau beli lahan tambang milik paman"
Shayran terdiam senang. "Syukurlah paman. Memang mau paman jual berapa?"
"Paman butuh uang, maka paman jual murah, sekitar 1 juta dolar amerika" kata paman nya mantap. "Luas yang tak terlalu luas"
"Luar biasa paman" Shayran ikutan senang.
"Lusa, paman mau bertemu dengan pembeli nya, untuk deal jual beli nya" kata paman nya. "Kamu mau ikut? Kita ketemu nya di restoran, paman bersama owner perusahaan Mr. Lainn dan Mr. Howard."
Shayran berpikir sejenak. Aku ikut saja kali yah, menemani paman. Paman sudah tua dan ga punya anak.
"Baik paman aku ikut" kata Shayran semangat.
"Baik Shayran paman akan jemput kamu, berkabar yah" kata paman nya senang.
☆☆☆☆☆
Di restoran mahal di daerah jakarta. Mr. Howard, dan Mr. Lainn sedang duduk santai, sambil menunggu yang pemilik lahan tambang.
"Mr. Lainn, kurasa tambang timah akan jadi permulaan yang bagus investasi kita di indonesia." Kata Mr. Howard dengan bahasa inggris.
"indonesia kaya dengan tambang dan hasil laut. Itu akan menjadi bahan usaha yang menguntungkan" jawab Mr. Lainn.
Selagi mereka berbicara.
Seorang pria tua dengan penampilan sederhana datang memasuki restoran. Mr. Avanaker, paman Shayran sedang berjalan ke arah mereka.
"Selamat siang tuan-tuan" kata pria tua itu ramah. Terlihat bahwa dia minder ketika berhadapan dengan orang-orang borjuis itu.
Mereka orang kaya. Konglomerat di eropa. Lihat penampilan nya, borjuis. Batin Mr. Avanaker.
"Mr. Avanaker, selamat siang" Mr. Howard dan Mr. Lainn menjabat tangan nya secara bergantian.
Nama nya Avanaker? Penampilan nya seperti orang eropa. Bahasa inggris nya lancar. Dia bukan orang indonesia. Batin Mr. Howard.
Penampilan nya sederhana. Batin Mr. Lainn.
Tapi mirip orang eropa. Wajah nya? Sial, mirip dengan Albert Kerringson.
"Silahkan duduk" kata Mr. Lainn dengan bahasa inggris yang lancar.
Mr. Avanaker kemudian duduk. Mereka mulai pembicaraan dengan bahasa inggris. Lalu, pria itu pun di belikan minuman dan kentang goreng oleh Mr. Lainn.
Tak lama kemudian Shayran datang menghampiri mereka, tadi Shayran sedang memesan minum es cokelat yang lezat. Gadis itu pun menyapa kedua tamu nya.
"Selamat siang tuan-tuan" sapa Shayran dengan bahasa inggris yang lancar.
Kedua konglomerat itu melongo. Mereka terpesona dengan kecantikan Shayran. Menurut mereka Shayran sangat cantik.
"Selamat siang, Mr. Avanaker, apakah ini anakmu?" Mr. Lainn beranjak berdiri.
"Bukan, dia ponakanku"
"Dia sangat cantik Mr. Avanaker" kata Mr. Lainn kagum. "Kenalkan aku Mr. Lainn" Mr. Lainn berkata dalam bahasa inggris, sambil menjabat tangan Shayran.
"Siapa namamu?" Tanya Mr. Lainn terpesona.
"Namaku Shayran"
"Nama yang cantik, silahkan duduk" kata Mr. Lainn, lalu Mr. Howard hanya tertawa kecil.
Shayran duduk di samping paman nya. Mereka mulai bicara tentang bisnis dan deal jual beli tanah.
Mereka berbicara fokus dan santun. Mr. Howard dan Mr. Lainn pun ramah. Karena lokasi sudah di tinjau dan sudah sepakat, sang paman nya di suruh tanda tangan sebuah dokumen.
"Mr. Avanaker, aku siap memberi uang di awal, karena kita memang sepakat beli. Silahkan tandatangan dokumen ini dulu" kata Mr. Lainn sopan. "Ntar uang di awal akan ku transfer ke rekening mu. Uang di awal 5% dari harga jual"
Mr. Avanaker terlihat sangat gembira. Dia membaca dokumen itu segera. Setelah lima belas menit dia pun bergegas tanda tangan di surat pernyataan tersebut.
Deg
Mr. Lainn dan Mr. Howard terkaget, tapi mereka berdua menyembunyikan kekagetan nya.
Di tangan kanan Mr. Avanaker ada sebuah tato berukuran besar dan sangat jelas. Sebuah tato yang mungkin mereka kenal.
Tato itu? Seperti nya aku tau batin Mr. Lainn dengan otak cerdas berpikir.
Kurangajar. Batin Mr. Howard. Siapa orang ini sebenarnya? Melihat dari penampilan nya sangat sederhana, lihat itu pakaian murah tak ada brand nya, mengapa ada tato yang sangat familiar?
Tak lama kemudian.
Mr. Fematson datang ke restoran. Dia terlambat. Di sana, dia melihat Mr. Howard dan Mr. Lainn sedang berinteraksi dengan penjual lahan tambang.
Arderan menatap sosok dari kejauhan.
Shayran Avanaker? Apa yang dia lakukan disini? Kata CEO itu dalam hati nya.
Arderan menghampiri mereka.
"Selamat siang, semuanya" katanya dengan gaya keren nya.
Shayran menengok. Oh tidak. CEO itu? Apa yang dia lakukan di sini? Batin Shayran kesal.
"Halo Shayran, kita berjumpa lagi" Arderan berkata santai.
"Halo Mr. Fematson" jawab Shayran dengan nada tidak suka.
"Mr. Avanaker, sudah tandatangan surat pernyataan. Mungkin kau mau berdiskusi dengan nya?" Kata Mr. Lainn dengan nada sopan yang curiga.
"Mr. Avanaker, anda adalah orang tua nya Shayran?" Tanya Arderan.
"Saya pamannya" jawab Mr. Avanaker yang terlihat minder.
Paman nya? Dia menjual lahan sangat murah yaitu satu juta dolar? Batin Arderan bingung.
Rencana dahsyat di rencanakan oleh CEO itu dalam hati. Mungkin ini salah satu akses untuk aku mendapatkan Shayran.
"Sudah selesai tuan?" Tanya Mr. Howard. Pada paman nya Shayran.
"Sudah tuan terimakasih"
Mr. Howard mengambil surat pernyataan itu.
"Uang mu segera di transfer ke rekeningmu" kata Mr. Lainn. Pada paman nya Shayran.
Arderan mulai tersenyum. Senyuman licik penuh arti.
Semacam kontrak? Batin Arderan penuh rencana dahsyat.
....