Ardent membuka matanya, dan segera bangun dari tempat tidur. Ia berjalan menuju cermin, dan menatap dirinya di cermin.
Ardent memperhatikan wajahnya. Ia merasa ada sesuatu yang janggal. "Bukankah aku seharusnya di ruang kerja?"
"Hnggggh ..." Ia meregangkan tubuhnya karena ia merasa pegal di seluruh engselnya.
Ia berjalan menuju pintu, dan menyadari sesuatu. "Pelindung rumahnya menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi ... "
Ia tidak mengetahui bahwa dirinya sudah tertidur selama beberapa hari. Ia pun segera mengaktifkan kembali sihir pelindungnya, dan membuka pintu kamar. Ia keluar dari kamar, dan berjalan menuruni tangga untuk memeriksa lantai satu.
Saat menuruni tangga, ia mendengar suara banyak orang yang berasal dari ruang tamunya. "Hmm?"
Ia mengenali suara tersebut berasal dari para anggota Fallen Orions, tapi ia tidak mengerti kenapa mereka berkumpul disana. Ia lanjut berjalan menuju ruang tamu, dan melihat dari luar pintu yang terbuka dengan lebar.
"Ardent!" Rikka berteriak penuh semangat ketika Ardent memperhatikan mereka.
Semuanya menengok kearah Ardent di depan pintu.
Reol menelan makanannya. "Hoi Sarden, sudah bangun?"
Mereka semuanya menyapa dan menyambut Ardent dengan gembira. Ardent hanya berdiri disana, dan bingung dengan perlakuan mereka semua.
Rikka berdiri dan menghampiri Ardent sambil memberikan piring berisi sepotong kue. "Mari bergabung!"
Ardent mengambil kue tersebut dan mencicipinya. "Aku tidak mengerti, tapi baiklah."
Ardent kemudian menyadari bahwa ada 3 murid akademi yang juga berada disana. "Kalian, kenapa disini?"
Cherry, Kurosaki, dan Reina hanya tersenyum dan tertawa kecil, tidak bisa menjawab pertanyaan Ardent, karena mereka disana pun tidak tahu bahwa semua akan berakhir seperti itu.
"Duduklah, kami akan ceritakan apa yang terjadi padamu." Locked bergeser, memberikan ruang untuk Ardent duduk.
"Padaku? Memang apa yang terjadi padaku?"
Rikka mendorong Ardent dari belakang sambil satu tangannya masih memegang piring. "Sudah sudah, duduk saja dulu."
Ardent kemudian duduk bersama mereka.
Army melihat jam yang ada disana. "Ah, sudah jam segini. Cherry, bagaimana kalau kalian pulang duluan? Ini sudah terlalu malam, dan kalian besok harus berangkat pagi."
Cherry, Kurosaki, dan Reina ikut melihat jam.
"Ah iya!" Mereka kemudian bersiap untuk pulang setelah menyadari bahwa hari sudah cukup malam. Selain itu, mereka juga mengerti kenapa Army menyuruh mereka pulang, yaitu karena ada sesuatu yang ingin mereka bicarakan dengan Ardent, dan sesuatu itu tidak boleh diketahui oleh orang banyak.
"Kakak, selamat malam!" Cherry melambai dari luar pintu.
"Sampai jumpa Shiro! Aku akan kabarkan kepada bibi bahwa kau telah pulang."
Reina menundukkan tubuhnya. "Terimakasih semuanya!"
Rikka tersenyum dengan lebar dan melambai kepada mereka. "Hati-hati di jalan ya!" Ia benar-benar menjadi orang yang sangat bahagia pada malam itu.
Beberapa jam telah berlalu, dan waktu sudah mencapai tengah malam. Seluruh orang yang berpesta sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Sementara itu, Ardent sedang berada di ruang kerjanya, mencatat apa saja yang diceritakan oleh para anggota Fallen Orions saat pesta sebelumnya.
"Hahhh ..." Ia menghela nafas setelah selesai menuliskan semuanya. Ia melipat tangannya di meja, dan terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Ia mengeluarkan buku sihir yang selalu ia bawa, dan menatap buku tersebut selama beberapa saat. Ia membuka buku tersebut, dan membaca sedikit dari isinya.
"Kurasa sudah waktunya."
Ia menutup kembali bukunya, dan pergi meninggalkan ruang kerjanya. Ia berjalan melalui koridor rumah menuju gudang.
Saat membuka pintu gudang, matanya langsung tertuju pada sebuah lemari kaca. Lemari tersebut diisi oleh berbagai jenis barang, tapi terlihat ada satu tempat yang masih kosong. Ia berjalan menuju lemari, dan membukanya.
Sekali lagi, Ardent menatap buku sihirnya. "Terimakasih sobat."
Ia meletakkan buku tersebut kedalam lemari, dan menutup kembali lemarinya. Ia berjalan keluar, dan menutup pintu gudang secara perlahan.
"Sampai jumpa."