Di telepon Karen sedang menelepon Armand. Cowok yang naksir Kayla. Cewek itu tahu, Armand pasti mau macarin Kayla, model remaja yang cantik, apalagi foto syur nya di sebar, siapa cowok yang tidak suka?
"Armand, lo udah denger gosip tentang Kayla?" kata Karen di telepon di rumahnya.
"Kayla jadi model porno? Udah tau, kok bisa?" Armand saja kebingungan.
"Makanya gue juga bingung. lo masih minat macarin Kayla? Kelihatan nya Ronald udah mulai menjauh dari Kayla." Kata Karen memancing Armand.
"Ok gue deketin Kayla, asalkan Erlita cemburu!"
"Iya-lah Erlita ga secantik di banding Kayla. Kalo gitu, lo mau nikung Ronald?" Karen bertingkah polos.
"Kenapa engga? Yang penting Erlita bisa cemburu-gila seperti di mall waktu itu!" kata Armand dengan nada senang.
"Mantap deh kalo gitu, ok yah ini udah malem, gue mau tidur." Kata Karen pada Armand.
"Ok… malam." Telepon di tutup.
***
Pulang sekolah. Armand sengaja datang ke SMA Negeri Jaya Satu untuk bertemu primadona sekolah, yaitu Kayla Elyata. Terlihat Kayla lagi nunggu mom jemput karena dia tidak boleh banyak jalan kaki. Di lobby Kayla duduk sendirian.
Tiba-tiba…
Sosok tak asing bagi Kayla muncul. Armand. Fotografer yang Kayla ingat. Dia menyapa Kayla dengan senyuman-ramah tak mengejek atau pun nyinyir.
"Hai, Kayla, belum pulang?" Armand menyapa Kayla di lobby.
"Belum, lagi nunggu mom jemput." Jawab Kayla.
"Kalo gitu, mau ga kita berdua ke café seberang sekolah? Lumayan lah refreshing, ntar aku tungguin sampai mamah kamu datang." Ajak Armand bersikap mau nikung Ronald.
"Hm…" Kayla mempertimbangkan. Aku kan pacarnya Ronald. Aku selingkuh ga ya? Kalau jalan berdua Armand. Sebagai teman, tapi tadi Ronald bersikap judes padaku, ga ada salah nya kalo aku jalan bareng Armand. Batin Kayla. "Boleh Armand, yuk…" Kayla berdiri. Dia sambil membawa tas sekolah pergi bersama Armand ke café seberang sekolah. Yang mayoritas anak-anak SMA nongkrong di situ kalo pulang sekolah atau kalau weekend.
Mereka berdua jalan menuju café yang tak jauh dari sekolah. Sambil ngobrol santai.
***
Di café. Mereka berdua tak memesan makanan hanya pesan minuman-dingin lezat saja. Irit uang jajan. Kayla pun sudah mengabari mom agar jemput di café seberang sekolah.
"Kayla, ada kabar bagus. Kalender sekolah kamu terjual sekitar 600 an eksemplar! Hebat kan?" kata Armand memulai pembicaraan.
Kayla tersenyum lebar tak menyangka akan laku sebanyak itu. Tadi nya dia berpikir 100 eksemplar saja susah. "Ah masa? Kamu tau dari mana?"
"Karen yang mengabarkan. Tapi uang di transfer ke bendahara yaitu Nadira, bukan ke rekening Karen."
Gadis indo itu mengangguk-angguk senang.
"Lalu aku pengen ngasih kamu nasihat… maaf yah… bukan menghina… gosip yang kamu jadi model porno, ga usah di tanggepin. Kalo ada yang nyinyir, cuekin aja, sebenernya mereka tidak berhak menghina-atau nyinyir ke kamu, itu kan hidup kamu, bukan hidup mereka yah kan? aku yakin kamu bukan perempuan seperti itu… Kayla, yang namanya model banyak yang dengki, palingan kamu di fitnah oleh orang yang di belakang musuhin kamu!" kata Armand menasihati Kayla setulus mungkin. Armand terdengar perhatian. Hati mulai luluh. Tapi kan dia masih status jadi pacar nya Ronald.
"Itu emang fitnah!" kata Kayla ngotot. "Mana pernah aku buka-buka baju? Aku model remaja, bukan model majalah sexy dewasa!" kata Kayla dengan airmata menetes.
Armand bersikap lembut, "Iya Kayla… paham… paham… jangan nangis dong…" Armand memberikan tisu pada gadis itu.
"Aku takut karir aku sebagai model hancur gara-gara kasus-fitnah ini! aku bukan keluarga-berada, uang hasil modelling untuk uang tambahan keluargaku!" Kayla curhat pada Armand.
Armand menanggapi curhatan Kayla, "Emang papah kamu kerja apa?"
"Papah aku asli belanda. Kami tinggal di bali dari awal aku lahir, papahku bekerja sebagai karyawan di perusahaan asing waktu di bali. Tapi, papahku sakit-sakitan dan sering ga masuk kerja. Akhirnya papahku di pecat. Semenjak papahku di pecat, mom bekerja jadi karyawan biasa di perusahaan yang ga terlalu besar." Kata Kayla bercerita jujur.
"Lalu?"
"Aku tinggal berempat, papah, mom, aku, dan adik-ku yang masih kecil. Semenjak aku remaja berusia dua belas tahun, aku di tawarin jadi model. Di perusahaan majalah. Awalnya hanya beberapa kali, tapi cukup-lah uang nya untuk keluarga aku yang emang agak kekurangan perekonomian nya. Itu waktu masih di bali. Tiga tahun kemudian, aku pindah ke jakarta, ke sekolah ini. itu pun untuk masuk sekolah ini itu tabungan papah, makanya aku terpuruk kena gosip miring kayak gitu, aku ga punya uang untuk pindah sekolah." Kayla cerita sambil menangis. Dia pun nyadar jahat nya teman-teman sekolah seperti apa. Dia belum pernah di perlakukan seperti ini, sebelumnya.
Armand terdiam melihat Kayla. Kasihan gadis itu, berwajah cantik malah hancur reputasi nya gara-gara fitnah.
"Lanjut ceritanya…" kata Armand mendengarkan dengan serius.
"Lalu aku dapat pekerjaan di majalah remaja Teen Idol, itu kan terkenal di seluruh indonesia, aku kerja di situ selama satu tahun. Aku pun ikut seleksi dulu waktu itu, tapi gampang, hanya ngirim foto close up dan full body, sama data diri, seperti nama lengkap, nomer telepon, berat badan, tinggi badan, alamat rumah, email, gitu. Ternyata aku dapat job itu aku menang juara satu. Sekarang aku rutin modelling di majalah Teen Idol selama satu tahun."
Cowok itu ngangguk tanda kagum. Dia kagum, majalah Teen Idol memang terkenal di indonesia, yang blasteran pun banyak yang ikut kompetisi, tapi malah Kayla yang menang sebagai juara satu, dari yang di pilih tiga besar. Berarti kecantikan Kayla tak bisa di remehkan.
"Rencana kamu lulus SMA mau kuliah dimana? Jurusan apa?" tanya Armand. Dia ingin tau seperti apa masa depan yang Kayla inginkan.
"Aku rencana mau kuliah jurusan desain, rencana nya mau bikin brand clothing line, aku followers sosmed puluhan ribu sekarang, mungkin tahun-tahun depan bisa sampai ratusan ribu followers, dan aku ingin menjadi penulis novel." Kata Kayla mantap.
"Penulis novel? Novel genre apa?" kata Armand kagum. Ternyata Kayla mempunyai rencana masa depan yang bagus. Tak hanya mengandalkan tampang sebagai model.
"Novel dengan genre fantasy, aku penggemar cerita fantasy, atau kalau bukan fantasy aku nulis novel dengan genre teenlit, atau romance." Jawab Kayla sambil kemudian meminum susu cokelat dingin pesanan nya.
Mereka berdua terdiam sejenak. Armand memikirkan tentang status Kayla yang menjadi pacar Ronald. Armand ingin bertanya, tapi dia ragu-ragu.
"Kayla, katanya kamu jadian dengan Ronald yah?" tanya Armand memasang wajah bingung.
"Iya, tapi semenjak aku kena kasus foto-dan situs porno, Ronald terlihat menjauh dari aku. Dia bahkan agak judes dan cuekin aku. Heran… Ronald tiba-tiba begitu." Kayla cerita dengan nada sedih.
Cowok itu mengangguk maklum. Kayla dianggap perempuan murahan. Ronald pasti takut reputasi nya hancur dan tercoreng.
"Kenapa bisa tiba-tiba ada kasus begitu?" Armand memasang wajah bingung.
Kayla jawab dengan nada kesal, "Palingan Erlita, mantan pacarmu yang melakukan nya, dia aja nampar aku di mall di depan semua orang!" kata Kayla geram.
"Erlita emang keterlaluan! Berani amat dia nampar kamu di mall! Padahal kamu diem aja, kamu bahkan ga komentar apa-apa!" Armand membela Kayla.
Tiba-tiba…
Kayla teringat sesuatu. Surat-kaleng. Dia segera mengeluarkan itu dari tasnya. Lalu mengasih lihat pada Armand.
"Sekitar dua bulan lalu aku dapat surat-kaleng misterius. Surat misterius di taro dalam kaleng, lalu di masukin ke tas-ku. Ketika jam pelajaran di kelas, aku kaget nemu surat kayak beginian. Ini kamu baca! Isinya aneh deh!"
Kertas itu berbunyi:
Dear, Kayla
Kalo elo berani ngadu apapun ke Ronald, pasti lo kita habisin! Jangan mentang-mentang lo paling cantik di sekolah lo bersikap manja pada Ronald!
Paham?
Armand membaca kertas itu. Tulisan tangan. Armand memiliki otak cerdik, dia langsung memberi saran pada Kayla, apa yang harus gadis itu lakukan.
"Keterlaluan itu isi surat! Tapi… aku mau bahas sesuatu yang penting…" kata Armand.
Kayla menatap Armand penuh perhatian.
"Kamu analisa isi dan tulisan kertas ini. Erlita nampar kamu karena dia cemburu padaku, dia itu mantan pacarku…" kata Armand serius.
"Lalu?" Kayla menyimak dengan baik.
"Isi surat ini adalah 'kamu di suruh jauhin Ronald' berarti secara logika tidak mungkin Erlita yang naro surat kaleng ini!" kata Armand bagai detektif ala anak SMA.
Kayla mengangguk paham. Ternyata itu bukan Erlita. Gadis itu tak ada urusan nya sama Ronald.
"Lalu kamu lihat… ini hasil tulisan tangan. Yang namanya tulisan tangan itu bisa di 'cek' oleh guru-guru juga bisa. Mereka para guru-guru di sekolah, memang ahli nya mengecek hasil tulisan 'para murid' supaya ga bisa sewa joki tugas!" kata Armand dengan saran yang sangat bagus.
Kayla mengangguk paham. Dia tak menduga Armand memang sangat cerdas menurutnya.
"Lalu… yang ketiga… sidik jari. Untuk memastikan siapa yang nulis, kamu cek di kepolisian, siapa saja sidik jari yang muncul di kertas ini. Kayla, kamu harus lapor polisi segera, kamu harus kebukti bahwa kamu tidak bersalah! Kalau kamu kena kasus prostitusi online? Kamu bisa hancur seumur hidup!" kata Armand menjelaskan. Cowok itu terlihat prihatin pada Kayla.
"Jadi aku harus gimana?" tanya Kayla bingung.
"Kamu foto copy itu kertas sekitar enam kali. Aku akan telepon pamanku dia kepala polisi di kantor kepolisian. Kamu harus ceritakan semuanya pada orang tua kamu yah, kita harus begegas Kayla, aku yakin orang yang 'menghancurkanmu' bukan sembarang orang. Dia orang cerdik yang kaya raya!" kata Armand memandang Kayla serius. Dia nyadar, dia pun naskir dengan Kayla. "Kayla, kertas asli nya jangan sampai hilang atau basah. Hanya itu satu-satunya yang bisa membuktikan kamu 'tidak bersalah' paham?" kata Armand siap membantu.
"Ok kalo gitu Armand, mom sudah mau sampe ke café, aku pulang dulu sekalian mau foto copy kertas ini. Agar nama baik-ku kembali!" kata Kayla nyadar ini kasus-bukan sembarang kasus.
"Ok Kayla!" Armand memegang pundak Kayla tanda perhatian. "Hati-hati!" kata cowok itu, yang mulai cinta pada Kayla.
Gadis itu membalas tatapan lembut Armand. "Iya Armand makasih sudah niat bantu."
"Sama-sama." Kata cowok itu sangat perhatian.
...…
Readers, yuk donasi buat author supaya author semangat nulis.
DANA : 085218926699 (se-ikhlasnya aja)
Thank you readers.