Di sekolah. Para siswi-siswi anggota cheers sedang ngumpul di tengah lapangan. Itu merupakan perintah dari Alana kapten cheers yang senior, menyuruh mereka ngumpul di tengah lapangan. Katanya mau ada pengumuman dadakan.
Alana datang ke tengah lapangan. Senior-judes itu pun memberikan pengumuman dengan tegas dan jelas.
"Untuk kalian seluruh anggota cheers, bulan depan kita ada lomba kejuaraan cheerleader tingkat provinsi. Maka mulai besok, kita harus latihan lebih giat lagi! Lalu, sekarang kita punya anggota baru. Namanya, Kayla!" kata Alana dengan gaya yang tegas namun jelas. Alana emang senior-galak yang di segani. "Kayla, yuk maju ke depan dek!" panggil Alana. Ketika Kayla maju kedepan, seluruh pasang mata tertuju pada gadis indo itu. Terutama ketiga cewek sombong, Karen, Mia, Erlita.
Para cewek anggota cheers tercengang melihat Kayla. Mereka mengagumi, bahwa Kayla memang cantik-indo dan bertubuh langsing karena dia emang model. Cocok jadi anggota cheers.
"Kayla???" Karen, Mia, dan Erlita berkata bersamaan sambil tercengang kaget. Mereka tahu, tujuan Alana menjadikan Kayla anggota cheers untuk nilai tambah agar tim mereka menang di lomba kejuaraan bulan depan. Kayla memang primadona di sekolah itu.
"Ha? Si bule jadi anggota cheers?" Mia berkata tercengang. Waduh gawat, ntar kalo mayoritas cowok naksir dia gimana? Batin Mia kesal.
Ronald pasti bentar lagi nembak Kayla! Atau mungkin mereka udah jadian? Batin Karen khawatir.
Hanya Erlita yang terdiam maklum. Yang namanya kecantikan fisik untuk cewek seusia mereka adalah segalanya.
"Sekarang, udah jelas yah! Anggota baru kita namanya Kayla Elyata! Okay?" kata Alana berkata tegas di tengah lapangan pada seluruh anggota cheers.
"Jelas!!!" jawab seluruh anggota cheers mereka memang segan dengan Alana kapten cheers di sekolah yang gaul-abis. "Okay kalo gitu! Kita boleh bubaran!" kata Alana menyuruh mereka bubar. Para siswi bubar dan hanya tinggal Alana dan Kayla berdua di lapangan.
"Kayla, lo tunggu sebentar jangan pergi dulu!" kata Alana.
"Iya ka? Ada apa?" tanya Kayla bingung.
"Lo bisa gerakan basic ga? Kayak squat, salto, atau gerakan atletis lain nya? Setahu gue, lo model, pasti lo rajin oleh raga kan?" tanya Alana dengan nada santun. Tidak keras atau tegas seperti biasanya.
"Aku emang rajin olah raga ka, tapi olah raga biasa aja kayak push up, sit up, jogging kalo sabtu-minggu. Aku bukan atlit ka." Jawab Kayla jujur.
Alana mengangguk maklum. Tak masalah Kayla bukan atlit juga, tujuan Alana ngajak Kayla karena kecantikan paras nya yang bisa menjadi nilai tambah di lomba kejuaraan. "Ya udah kalo gitu, kamu belajar nge-dance aja. Nanti kita ada latihan cheers kok seminggu tiga kali, sampai lomba-kejuaraan tingkat provinsi. Kamu latihan nge-dance aja. Di rumah kamu latihan aja gerakan Zumba supaya kamu tidak kaku. Okay?" kata Alana dengan senyuman ramahnya. Senior yang biasa judes, bersikap ramah pada Kayla. Menurutnya Kayla gadis cantik yang lugu.
"Iya ka okay." Kayla mengangguk nurut. Dia bingung, Alana bersikap begitu ramah padanya.
"Ok cantik, aku pulang dulu yah." Alana pamit. Kemudian Alana mengeluarkan sekantung pelastik berisi kostum cheers untuk Kayla, yang sudah Kayla bayar beberapa hari lalu. "Ini kostum cheers nya, dipakai nya ketika lomba saja. Kalau latihan, kamu pakai kaos aja dan celana training" kata Alana sambil memberikan kostum di bungkus pelastik.
Kayla mengangguk. Dia segan melihat perawakan Alana yang judes, "Makasih ka".
"Iya sama-sama dek." Jawab Alana sopan.
***
Di rumah Karen. Karen, Mia, Erlita sedang nge-gosip tentang Kayla. Mereka bertiga kaget bahwa Alana kapten cheers yang terkenal gaul-abis ngajak Kayla untuk jadi anggota cheers, membuat mereka bertiga jengkel, kesal dan dengki pada Kayla. Lalu, Ronald juga kelihatan bahwa dia naksir Kayla! Ketiga cewek sombong itu pun muram!
"Sialan! Kayla jadi anggota cheers untuk lomba kejuaraan bulan depan?" protes Mia jengkel.
"Ka Alana bagaimana? Kok si Kayla ga di tes dulu? Dulu kan setiap anggota di tes dulu bisa nge-dance apa engga, kaku apa engga," protes Erlita kesal dan dengki.
"Iya yah, tapi biar bagaimana pun, kita ga bisa ngelawan ka Alana! Dia kan senior! Bisa-bisa kita para junior di labrak abis-abisan oleh geng-nya ka Alana!" kata Karen segan.
Mereka tau siapa Alana. Senior paling di segani. Anak orang kaya, bokapnya itu pengusaha sukses, serta Alana itu tipe cewek pemberani yang watak nya keras. Dia pun pandai bergaul sehingga punya geng-anak-anak gaul senior yang di takuti terutama oleh junior.
"Jadi, kita harus bagaimana? Agar si bule itu ga ngerebut popularitas kita?" kata Mia pada kedua temannya.
"Karen, seperti nya lo pasti punya ide kan?" kata Erlita berharap Karen punya rencana jahat.
Karen menggeleng. "Jujur… gue ga berani berurusan dengan ka Alana!" kata Karen terdengar putus asa. "Tapi… kita bisa hancurkan itu si cewek bule tanpa sepengetahuan ka Alana!" kata Karen masih mempertimbangkan rencana nya fatal-apa tidak.
"Apa itu rencana hebat lo, Karen?" tanya Mia putus asa. Dia yakin, Karen ga bakal berani urusan dengan Alana. Nyali Karen bisa ciut urusan dengan senior itu.
Hm… untuk sementara waktu, gue ga bisa geser Kayla agar dia tidak jadi anggota cheers. Jadi gue biarkan saja dulu dia jadi anggota cheers. Ntar diam-diam tapi lihai, gue celakai lo Kayla lihat saja nanti! Batin Karen mantap.
"Karen! Kok lo malah bengong?" kata Mia sambil menyenggol pundak Karen.
"Untuk sekarang, kita biarkan aja si bule jadi anggota cheers, tapi nanti, kita habisin dia tiba-tiba!" kata Karen yang sedang dengki, dan cemburu karena Ronald cowok keren di sekolah ketahuan naksir Kayla.
Mia dan Erlita mengangguk setuju. Mereka tahu, kalau Karen sudah beraksi ga bakalan bisa ketolongan orang yang dia libas itu! Kasihan Kayla, di sekolah baru, tidak tahu apa-apa, malah diincar sebegini nya oleh musuh, yang Kayla bahkan tidak tahu dia mempunyai musuh! Sungguh keterlaluan jahatnya Karen, Mia, dan Erlita.
...…