"Mil, kamu serius ngasih aku izin buat jamah kamu malam ini?" Mata alex berbinar menatap Mili yang setengah telanjang.
Mili menutupi mukanya. "what ever Lex, do what you want to do tapi bisa ga kamu bilang ke semua orang, ga ga, bukan ke semua orang tapi sama temen temen kamu aja kalau you and me, we are dating!!!" Tegas Mili dengan suara serak.
Alex terdiam. "You know kan Mil, gimana aku sayang dan cinta banget sama kamu. Aku takut kalau muka ini!" Kata Alex sambil mengelus pipi, bibir dan hidung mancung Mili. "Aku takut orang sadar betapa cantik dan menggairahkannya kamu dibalik kacamata kamu itu. Aku takut Mil, aku ga siap kalau orang sadar betapa menariknya kamu itu. Aku ga siap Mil, aku ga siap kehilangan kamu!" Kata Alex merebahkan kepala, menindih badan Mili.
"Lex, aku bakal benci sama kamu after tonight..." kata Mili pelan sementara tangan lentik Mili Uda menyusup dibalik ban pinggang Alex, tangan Mili menemukan gundukan tebal di balik kolor ketat Alex. "Kita tau perasaan dan hati kita tapi I'm not sure kalau ini cinta Alex, aku pikir ini cumalah obsesi, obsesi kamu untuk memiliki aku dan aku untuk memiliki kamu."
"Mil, ini bukan obsesi, aku yakin kalau aku jatuh cinta sama kamu." Lirih Alex menatap dalam mata Mili, perlahan tapi pasti bibir Alex kembali menindih bibir Mili. Gerakan lembut menjadi lebih berani, bibir keduanya berpagutan erat saling melahap lincah, sesekali lidah keduanya bertemu dan saling menghisap kuat.
"Mmmmhhhh.... Uuummm..."
"I want you so bad Mil." Lirih Alex, sambil berbisik parau tangan Alex dan Mili menyusup ke balik celana dalam pasangannya.
Jari jemari keduanya bermain main di bawah sana membuat badan Alex maupun Mili terus merespon rangsangan panas itu.
Jari Alex menyusul kian dalam, menekan kacang Mili, menekan beberapa kali sampai akhirnya dua jari Alex menyusup ke lubang sempit Mili, mengocok pelan sambil menarik nafas berat lalu kembali menyergap bibir kenyal Mili.
Sama kaya Alex, jari lentik Mili juga mengelus perlahan kontol tegang Alex, memijat pelan sambil mendengus merasakan kocokan jari Alex di memem Mili.
"Uuuggghhhh.... Aaahhhh... bentaaarrr Lexxx... aaahhh... pleeeaseee... stoop Leeex..." lirih Mili disela desahan panjang pas jari Alex menekan GSpot Mili, Alex makin semangat mengocok memek Mili ngeliat respon positif badan Mili yang terus melonjak panas.
Cengkraman tangan Mili mengendur di kontol Alex, badan Mili dibuat kalang kabut merasakan kocokan jari Alex yang makin cepat. "Aaaahhhhh...."
Lirih Mili mendengus panjang, kedua tangan Mili udah mencengkram erat seprei, "iuuuuuuuhhhhh..." laki Mili terus menggosok ranjang, sesekali gerakan kaki Mili naik turun dan lutut Mili menyodok bokong Alex.
"Aaaleeeex .. pleaseee...stoop Leeexxx .."
"Tapi your body ga bilang gitu Mil, jujur aja Mil, kamu juga udah terangsang dan pengen kan?" Bisik Alex lalu mengulum telinga Mili, sontak itu membuat badan Mili tersentak hebat hingga payudara Mili berayun indah di mata Alex.
"Nooo... nooo... please... Aleee... zzz aaahh... nooo..." lirih Mili lemah.
"Mil, kamu lain di mulut lain di hati ya. Jelas jelas body kamu pengen rasain kontol aku Mil." Kata Alex menjulurkan lidah menjilati belakang telinga Mili yang sensitif.
"Uuuhhh ..... ahhh... honey, I love you Mil... you are mine mil...."
"Aaaihhh... Leeexxx... aaah..." Mili udah pasrah dan lemah karena Alex terus menyerang point' sensitif dirinya. Telinga Mili berkali kali dilumat Alex, leher, payudara dan sekarang perut Mili, semua bagian itu habis dijilati oleh Alex.
"Aaaahhhh eeuunggg...." Cengkraman tangan Mili makan kuat di seprai tiap Alex semakin nurunin kepalanya.
Tatapan Alex liar ngeliatin muka sangge pacarnya, tangan Alex dengan cekatan membuka celana Mili berikut celana dalam Mili.
Memek gundul bersih dan wangi punya Mili bikin Alex terpesona, dihirupnya wangi memek Mili sebelum akhirnya dilahapnya dengan rakus.
Sluurrrppp ...
Sluurrrppp
"Aaahhhh.... aleeexx.... Eeeuuhhh..." Mili cuma bisa pasrah, jilatan Alex bikin badan Mili gemetar hebat, darah Mili berdesis panas, nafsu birahi memenuhi otak dan hatinya, Mili bisa ngerasain betapa luar biasa rangsangan lidah Alex di memeknya, membuat Mili ga kuat dan pengen rasain kontolnya Alex.
"Aaahhh... uuuhhh.... Aaaleeexxx.... Itu... ah... jangan... no alexxx..."
Alex berhenti sejenak dan menatap wajah merah Mili. "Kenapa honey, bukannya ini enak?? Ahhh... aromanya kesukaan ku... slurrp... kamu memang milikku seorang mil... slurrrp..." Alex dengan rakus kembali menikmati memek basah Mili, dan Mili cuma bisa gigitin bibir.
"Aaaahhhhhhhh..... uuuuuhhhh...." Badan Mili terus meronta nikmat merasakan jilata kasar di memeknya.
Muuaahhh... muaah... Alex terus menciumi memak Mili.
"Aaahh Alexxx... kamu bawa kondom kan??" Tanya mili.
"What, I don't have it!" Jawab Alex.
"What!!!" Mili langsung bangun dan nendang Alex.
Bruk!!
Alex limbung lalu jatuh ke lantai. "Aaw!!" Ringisnya.
"Sorry, but kita ga akan lakuin itu tanpa pengaman Lex! Aku ga mau hamil! Kita bahkan belum lulus SMA!"