Chereads / Si Keren Seks dan Si Cupu / Chapter 3 - 3. Bully

Chapter 3 - 3. Bully

"what the fuck! Anjing banget si cupu itu!" Desis Mili marah sambil nyeka rambut lurusnya.

"Udah deh Si biarin ajalah. Emng itu doang kelebihan doi sih. Yaudahlah ya..." Kata Rena menenangkan sisi yang kesel.

"Nggak bisa gitu Ren. Lu liat ini, nama Alex kedua. Gue malu lah!"

"Yaelah Si, lu malu terus apa kabar gue. Nih nama gue urutan ke lima terakhir."

"Cih, itu sih derita lu Ren. Lu kan ga dituntut harus prestasi lagian lu tinggal sama bokap tiri yang ga minta lu apa apa, cuma minta lu binal aja biar doi puas."

Rena langsung membekap mulut Sisi. "Ssst, mulut lu ember banget!"

"Ya sorry, guekan apa adanya." Kata Sisi ketawa lalu liat Mili lewat menunduk. "Ssst, doi tuh!" Kata Sisi ngodein Rena dengan alis.

"Sabet yuk!" Ajak Rena.

Rena dan Sisi langsung menyetop Mili.

Mili mencoba jalur lain tapi lagi lagi dihadang Rena dan Sisi.

"Hallo orang pinter." Ledek Sisi.

"Dukun dong ya!" Jawab Rena cekikikan.

"Bangga lu jadi no 1 hah!"

"Ya banggalah gue gitu ga ada yang bisa gue banggain kan selain otak gue ini!" Jawab Rena seolah jadi Mili sambil nunjuk kepala Mili.

"Bangke emang lu ya. Lu harusnya enyag tau ga sih!" Tarik Sisi ke kerah Mili bikin Mili bungkam ketakutan. "Lu tau ga kalau lu itu cuma polusi disini. Miskin, bau, cupu, mentang mentang lu pinter jadi lu bisa bangga gitu bisa sekolah sini. Gila ya, gue heran kenapa sekolah ini ngasih beasiswa sama siswa miskin bau tau kaya gini!" Desis Sisi mendorong Mili nyusruk di lantai.

"Si, semua orang nonton tuh." Kata Rena berbisik.

"Biarin aja. Gue udah muak tau ga sih. Gue berusaha mati-matian biar jadi unggul tapi si culun ini, dengan duit sumbangan ortu gue doi berani banget nginjek gue kaya gini!"

Sat!

Sepatu Sisi menekan pundak Mili.

"Iiishh..." Mili meringis kesakitan merasakan injakan sepatu mahal Sisi di pundaknya.

"Lu kenapa ga bilang sama ortu lu buat buang kuman ini?" Tanya Rena berjongkok, menjambak rambut Mili. "Lu tau ga Mil, lu tuh selain polusi, ga guna disini tapi kehadiran lu juga bikin kita risih!!! Cuig!" Rena meludahi kacamata Mili.

Mili mencengkram roknya, pengen nampol Rena tapi ga berani mengingat baik Rena atau Sisi, keduanya anak orang hebat disini.

Saatt!!

Injekan Sisi makin berat di pundak Mili sampai Mili kembali terudsuk di lantai.

Sementara ..

Ngeliat siswa berkerumun Alex jadi penasaran dan ikut menerobos kerumunan. Pas doi ngeliat Mili dibully doi langsung balik badan tapi Mili udah terlanjur sadar dengan gelagat Alex.

Alex berniat kabur dengan muka sedih.

Kelakuan Alex bikin dada Mili mendidih.

"Lepasin!!" Kata Mili mendorong kaki Sisi dan sempat bikin Sisi limbung untung ga jatoh dan lecet.

"What!!!" Rena langsung bangkit menyusul Mili berdiri. "Berani ya lu sekarang!" Kata Rena hendak menampar Mili.

Tapi Mili menangkis tangan Rena sambil menatap punggung Alex.

Siswa-siswi berbisik dan bikin Alex penasaran, dia balik badan lagi dan shock liat Mili menatapnya dengan mata nanar seakan siap menelan Alex.

"Lepasin aku bilang!" Teriak Mili tapi tatapannya ke Alex.

Plak!!

Tamparan sisi membuat bibir Mili pecah dan berdarah.

Alex tambah pucat, tangan Alex menggenggam erat seakan pengen balik nampar Sisi tapi ga Deng, doi lagi cosplay jadi patung aja.

Mili memegang pipinya yang panas dan terus menatap Alex tanpa berkedip.

Sreet!!!

"Berani lu sama gue!! Hah, lonte lu, berani lu sama gue!!!" Tangan Sisi menjambak dan menarik rambut Mili, lalu mendorong kepala Mili ke pilar koridor ruangan.

Buk!!!

Bukk!!!

Bukk!!!

"Lu kira lu siapa anjing lu! Bangsat!!!"

Rena ikutan kesel inget tatapan Mili tadi.

Bukkm!!!

Tendangan Rena mendarat di perut Mili sampai Mili muntah darah.

Buk!!!

Sisi dan Rena ga mudah puas sampai Mili ga sadar dan melorot jatuh di lantai, Mili pingsan dengan darah di wajahnya.

Alex menarik nafas dalam, memejamkan mata.

"Dasar lonte!" Desis Sisi puas lalu meludahi rambut Mili dan pergi sama Rena.

Rena dan Sisi sempat papasan sama Alex yang terpejam.

"Alex, kamu ngapain, yuk cabut! Orang sekolah bakalan urusin lonte itu!" Kata Sisi menarik tangan Alex.

****

Mili terbangun dengan perban dan muka bengep di ranjang rumah sakit bahkan tangannya ga bisa digerakin sama sekali, sekujur tubuhnya sakit tapi dia ga bisa nangis lagi.

"Kamu udah sadar?" Tanya suara berat ternyata itu Broto.

Mili mau jawab tapi kesulitan.

"Mil, om prihatin ya sama keadaan kamu tapi kamu tenang aja. Om udah punya cara untuk bawa kamu keluar dari sekolah itu. Om akan sekolahin kamu ke luar kota." Kata Broto.

Mili menelan Saliva kasar. Mau jawab ucapan Broto tapi ga bisa.

Klek!!!

Mata Mili membesar ngeliat Alex masuk.

"Pa, papa disini?" Tanya Alex ke Broto.

"Ya. Papa udah tau semuanya Lex. Ga ada yang bisa kita lakuin, yang hebat yang terkuat. Siapa yang mau cari ribut sama anak orang nomer satu di kota ini. Jadi papa akan cari alternatif lain lagipula nilai Mili udah keluar."

"Maksud papa?"

"Papa pindahin Mili ke luar kota."

Alex kaget. "Tapi pa?"

"Itu yang terbaik buat Mili. Mil, om makasih banget sama kamu selama tiga tahun ini kamu mau jadi guru privat Alex. Pasti berat banget buat kamu hadapi Alex sampai akhirnya kalian bisa akrab dan Alex bisa dapat skor terbaik di sekolahan. Ga ada yang bisa om lakuin karena om ga berani ambil resiko juga. Om cuma bisa support sekolah kamu dan berharap kamu jadi orang hebat di masa depan nanti." Kata Broto.

"Pa, memangnya harus dipindahin ya? Kenapa ga~"

"Alex, kamu ga mikirin mental Mili? Bayangin apa yang bakal terjadi nanti. Kalau tiba-tiba Mili tewas dianiaya dan dibilang kecelakaan gimana. Lagian porsi kamu itu cuma teman privat aja kan. Kamu bukan siapa siapa Mili. Kamu ga bisa minta ini itu sama Mili, papa tau kamu egois orangnya dan Papa tau kamu suka seenaknya sama Mili tapi sekali lagi papa tegasin ya Lex, kamu itu bukan siapa siapa Mili, kalo kamu pacar Mili atau keluarga Mili ya bolehlah kamu minta ini itu. Ini kan enggak." Potong Broto panjang kali lebar.

"Kalau gitu Alex juga mau pindah sekolah ikutan Mili."

Broto menggeleng. "Kamu memangnya pacaran sama Mili?"

Alex terdiam sambil natap mata nanar Mili yang mau nangis.

"Nggak pa."

"Yaudha ga ada alasan kan. Lagian pacar kamu Sisi itu bakalan ngamuk kalau tau kamu dekat sama Mili."

"Aku ga pacaran sama Sisi pa."

"Kamu jangan salah Alex. Cuma kamu cowok yang dekat sama Sisi, kalau bukan pacarnya terus apa. Babunya?"

Alex menelan Saliva kasar. "Kami cuma temenan pa."

"Temenan apa. Kamu sama Sisi cuma nunggu waktu aja. Nunggu ortu Sisi datang ke rumah dan ngomongin pernikahan. Udah! Jangan kamu buat Mili susah. Menurut kamu kenapa Sisi benci banget sama Mili."

"Aku ga tau pa." Jawab Alex polos.

"Ya karena kamu!!!" Tunjuk Broto.

Seet...

Air mata Mili jatuh.

"Papa akan urus semua dokumen. Kamu jagain Mili." Broto laku keluar.

Alex langsung duduk di kursi dan menangis sampai sesegukan. "Hiks.... Huhuhu... Maafin aku Mil, maafin aku... Aku ga guna buat kamu...."

Mili cuma diam.

"Mil, aku sayang dan cinta banget sama kamu. Aku ga mau jauh dari kamu Mil..." Kata Alex lemah sambil mengelus lengan Mili, dipegangnya erat tangan Mili lalu diciumnya.

"Mil, maafin aku..." Lirih Alex ngelus dahi Mili yang dibungkus perban.

Bibir Mili terbuka dan kepala Alex mendekat.

Ga bisa ngomong, sepatah kata ga bisa keluar dari bibir Mili.

Tapi Alex memang ga pernah bisa menahan diri meski keadaan Mili lagi kayak gini, bibir terbuka Mili bikin Alex nafsu, dengan lembut dan perlahan bibir Alex menyegel bibir Mili.

Eeemmhhh...

Meski perih dan sakit, Mili ga bisa berontak ketika bibir Alex terus menghisap bibirnya, ketika lidah Alex menyusup masuk ke rongga mulutnya dan melumasi mulut kering Mili dengan Saliva Alex.

"Mil, kita Bakan belum pernah ngelakuin itu tapi kamu harus pergi. Aku ga rela mil..."