"Shinomiya-san, aku sudah mengambil semua yang anda minta? Apa ini sudah cukup?"
"Terima kasih, kurasa aku butuh beberapa lagi."
"Shinomiya-san, ini barang yang kau inginkan, aku sudah mendapatkannya."
"Bagus, taruh saja di situ."
"Shinomiya-san, bisa tolong lihat ini juga!"
"Yah, sebentar."
Aku memeriksa sebuah karung yang berisi barang-barang yang kuminta. Melihat semua barang itu, aku menggangguk dengan puas.
"Ini sudah cukup, terima kasih," ujarku kepada Elf yang mengantarkan barang tersebut, dia menunduk sekali dan kemudian pergi untuk membantu-bantu yang lain.
"Kau terlihat sangat sibuk."
Ketika aku sedang memasukkan semua barang tersebut ke dalam [Inventory]ku, tiba-tiba seorang pria Elf menghampiriku, itu sedikit membuatku terkejut ketika mengetahui siapa dia.
"Umm…"
"Regim."
"Oh ya, itu. Maaf."
"Jangan khawatir, lagipula ini adalah pertama kalinya kita berkenalan secara langsung," ucap Regim sembari mengangkat bahunya dengan santai.
Dia adalah Regim, salah satu dari prajurit Elf yang ada di sini, dan dia juga lah yang menyandang gelar sebagai prajurit Elf terkuat. Ini adalah pertama kalinya kami berbicara seperti ini secara langsung, jadi itu membuatku sedikit gugup.
"Waktu itu terima kasih karena telah menyelamatkan kami."
Ngomong-ngomong, dia jugalah yang menyelamatkan kami saat aku sedang diserang oleh monster singa hitam itu. Bersama dengan para Elf lainnya, dia datang untuk menolongku.
"Yah, itu bukan apa-apa. Aku juga harus berterima kasih karena kau telah menyelamatkan Elvy, dan juga mau membantu kami untuk merebut kembali desa kami."
"Aku tidak melakukan apapun, yang kulakukan hanya memberi masukan saja. Jika sampai ke pertempuran, aku sama sekali tidak berguna."
"Ahahaha, kau terlalu merendah, Shinomiya-san. Bukankah kau sebelumnya berhasil mengalahkan monster singa hitam itu, dan kudengar kau melawannya seorang diri."
"Memang benar, tapi pada akhirnya aku gagal dan ditolong kalian," ujarku dengan lesu, yang merendahkan diriku sendiri sembari tertawa kaku.
Namun, melihat itu, Regim menepuk pundakku dengan kuat. Itu membuatku terkejut, dan spontan aku menatap ke arahnya dengan keheranan. Dia memiliki tinggi yang jauh lebih tinggi dariku, jadi aku harus mendongak untuk melihat wajahnya.
"Apa yang kau katakan, Shinomiya-san? Kau mempertaruhkan nyawamu untuk menolong orang yang kau sayangi, bukan? Kau memiliki kapasitas yang lebih dari cukup untuk menyebut dirimu sendiri sebagai seorang prajurit," ucapnya, yang menyemangatiku dengan senyuman yang tulus.
Mendengar itu darinya, itu membuatku senang, senyuman tipis terlukis di bibirku.
"Terima kasih banyak," balasku yang dengan malu-malu mengatakannya.
Sudah lama sekali aku tidak mendengar seseorang yang memujiku seperti ini. Entah kenapa ini membuatku sedikit malu.
"Nah, Shinomiya-san. Apa aku boleh memanggilmu Riku saja? Kau juga boleh memanggilku Regim sebagai gantinya," celetuk Regim yang membuat alis mataku terangkat.
"Eh, ah..."
Itu membuatku sedikit terkejut, jadi aku tidak dapat merangkai kata-kataku dengan baik. Ini pertama kalinya ada orang yang ingin mencoba untuk akrab kepadaku secara langsung.
Kebanyakan orang di kehidupanku sebelumnya mereka selalu mencoba untuk menghindariku, dan mereka selalu menganggapku sebagai seorang pengganggu, jadi aku tidak terlalu terbiasa bagaimana caranya mengatasi situasi seperti ini.
Tapi, aku mencoba untuk menenangkan diriku sendiri. Kemudian mengulurkan tanganku dan mengatakannya dengan senyuman lebar. "Tentu saja, senang bertemu denganmu, Regim."
"Yah, aku juga, Riku," balas Regim dan dia meraih jabat tanganku. "Jika kau ada masalah, jangan ragu untuk mengatakannya kepadaku," lanjutnya.
"Yah, kau juga."
Hari ini, untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku mendapatkan seorang teman pria.
Ini tidak terlalu buruk.
****************
"Baiklah, sesuai yang sudah kita rencanakan sebelumnya. Regu penyerang akan memancing naga itu ke tempat ini, dan mengulur waktu sampai reguku berhasil menyelamatkan para Elf. Kemudian, regu berikutnya akan bertahan di tempat ini sampai aku datang dan memberikan aba-aba lebih lanjut…"
Berkumpul di luar ruangan dengan semua orang, aku memberi mereka semua perintah dan peran mereka masing-masing di dalam penyerangan kali ini.
Saat aku satu per satu menujuk pemimpin dari setiap regu untuk memberikan tugas itu kepada mereka, mereka semua mangangguk dengan mantap.
"Bagus, setelah semuanya sudah siap. Kita akan membunuh naga itu menggunakan sihir tingkat mitos milik Mila-san. Ingat, keberhasilan kita tergantung kepada kita semua, jadi ayo buat naga itu menerima semua akibatnya!!"
"OOOOOOHHHHHH—!!!" teriak semua orang dengan penuh semangat.
Akhirnya, pertempuran pun dimulai.