Chereads / Go to Another World with The Beautiful Goddess / Chapter 18 - Chapter 17: Semua kartu sudah lengkap, saatnya mengakhiri pertempuran ini!

Chapter 18 - Chapter 17: Semua kartu sudah lengkap, saatnya mengakhiri pertempuran ini!

Menaruh telapak tangannya di pipi, wanita itu memiringkan kepalanya ketika dia melihat kami.

"Ara ara~ lihat siapa yang datang, bukankah ini El-chan?" ujarnya dengan mata yang berbinar.

"Lama tak bertemu, Mila-san," balas Elvy.

"Kyaa~! Ini beneran El-chan! El-chan, apa kau baik-baik saja?! Apa kau terluka? Terima kasih karena telah menyelamatkan Onee-chan, tapi sekarang sudah baik-baik saja! Onee-chan akan melindungi El-chan dari semua orang!" jerit wanita yang bernama Mila itu sambil memeluk dan mengelus-eluskan pipinya ke pipi Elvy.

Dia terus tersenyum lebar dan terus tertawa "Muehehe~" dengan air liur yang terus mengalir.

"Umm, Mila-san, tolong hentikan," rajuk Elvy dengan ekspresinya yang tersiksa.

"Eeh~ tidak mau~ jika El-chan tidak memanggil Onee-chan dengan panggilan 'Onee-chan'. Onee-chan tidak akan pernah melepaskanmu loh~!" tolak Mila dengan senyuman lebar.

Dia stess.

"U-Umm, Onee... -chan, tolong hentikan itu. Ada yang ingin kami bicarakan denganmu, jadi tolong lepaskan aku." Merasa putus asa, Elvy terpaksa memanggil wanita itu dengan sebutan 'Onee-chan' dan akhirnya wanita itu melepaskannya dengan wajah yang puas.

Sepertinya wanita ini benar-benar berbahaya.

Entah kenapa dia berbeda jauh dari yang kubayangkan, aku pikir dia akan sedikit lebih kalem karena penampilannya yang dewasa. Aku tidak percaya orang yang seperti ini adalah seorang Saint, bukankah ini penipuan?

Baiklah, lupakan itu, aku harus percaya padanya sekarang.

Tidak ada waktu lagi untuk terus di sini, karena kami telah berhasil bertemu dengan Mila, yang merupakan kartu as kami untuk mengalahkan naga itu. Secepat mungkin kami harus segera menyusul mereka yang sedang mengulur waktu untuk kami.

Kurasa sebentar lagi efek debuff yang diterima oleh naga itu akan habis.

"Ehem." Aku berbatuk sekali untuk membuat wanita itu melihatku, dan saat dia memalingkan pandangannya melihatku, aku lanjut berkata.

"Mila -san, maukah anda membantu kami untuk menyelamatkan semua orang. Aku dengar anda bisa menggunakan sihir tingkat mitos, jadi bisakah anda menggunakannya untuk kami?" tanyaku untuk memastikannya lagi.

Aku rada gugup karena dia terlihat lebih dewasa dariku, sehingga tanpa sadar aku menggunakan bahasa formal kepadanya.

Ini efek karena tidak pernah bersosialisasi— tidak, kurasa ini karena aku masih perjaka.

Ini terlalu berat untuk perjaka sepertiku berbicara dengan wanita dewasa sepertinya.

"Hmm~"

Saat wanita itu melihatku, dia menyipitkan matanya dengan tajam. Itu membuatku semakin gugup lagi.

Apa aku melakukan kesalahan?

"Ara-ara~ bukankah kau manusia? Kenapa manusia bisa ada di sini? Selain itu, kenapa kau bisa bersama dengan El-chan? Seperti apa hubungan kalian, bisa kau jelaskan dengan rinci kepada Onee-chan," ujarnya dengan suara yang lembut, namun entah kenapa aku merasakan duri yang dingin dari balik kata-katanya.

Seperti yang kuduga, wanita ini benar-benar berbahaya.

"Mila-san, saat ini semua orang sedang mengulur waktu melawan naga itu untuk kita, dan kami ke sini untuk meminta bantuanmu, karena kami memerlukanmu untuk mengalahkan naga itu!" ujar Elvy dengan penuh rasa khawatir, yang membantuku untuk menjelaskan situasinya.

Mendengar itu, Mila tersenyum lembut.

"Ya ampun, bukankah sudah kubilang untuk memanggil Onee-chan dengan 'Onee-chan'. Tapi, baiklah, mana mungkin Onee-chan bisa menolak permintaan El-chan yang imut dan manis ini!" balasnya sembari memeluk Elvy dengan erat.

Mendengar itu, aku dan Elvy tersenyum. Sekarang kami telah menemukan cahaya harapan untuk bisa memenangkan pertarungan ini.

Meskipun aku masih khawatir karena dia masih salah paham terhadap hubunganku dengan Elvy, kami tidak memiliki waktu untuk meluruskannya.

Dengan ini, semua kartu yang dibutuhkan sudah berada di tangan kami.

Saatnya melawan naga sialan itu.

"—Tapi, setelah semuanya selesai. Aku ingin kau menjelaskan semuanya, anak muda," tambah Mila sambil menusuk pipiku dengan jari telunjuknya.

"Baik…"

Karena tidak memiliki celah untuk melawan, aku hanya bisa menggangguk pasrah.

Melihatku yang seperti itu, Elvy sedikit tertawa kecil, dan itu hanya membuat wanita itu menjadi semakin kuat menusuk pipiku sambil menggembungkan pipinya sendiri.

Sepertinya setelah ini semua selesai, aku masih akan terlibat oleh masalah lain.

****************

"Jadi, bisa kalian jelaskan situasinya saat ini?" tanya Mila selagi kami terus berlari melewati hutan untuk menyusul para prajurit yang sampai saat ini masih mengulur waktu melawan naga itu.

Kami telah meninggalkan Pohon Suci, dan menyerahkan perlindungan di sana kepada para prajurit Elf yang kubawa. Sekarang hanya tersisa aku, Elvy dan juga Mila.

Jujur saja, aku masih khawatir sama Alicia yang kami tinggalkan sendiri.

Tapi, sayangnya kami sudah tidak memiliki waktu lagi untuk memikirkan hal itu. Melihat dari waktu yang terus berlalu, seharusnya sebentar lagi debuff yang diterima naga itu akan habis.

Jika itu terjadi, para prajurit Elf itu tidak akan bisa menahannya lagi, dan pada akhirnya mereka semua hanya akan terbantai habis.

"Yah, singkatnya, aku ingin Mila-san untuk menembakkan sihir terkuatnya kepada naga itu, dan mengakhiri semua kekacauan ini," jawabku pada pertanyaannya.

"Itu benar-benar sangat sederhana. Apa kau yakin hanya dengan itu kau bisa membunuh naga itu? Bukankah kau terlalu meremehkannya," ujar Mila yang masih merasa ragu terhadap rencanaku.

Yah, memang benar, aku tidak pernah berpikir hanya dengan menembakkan sihir tingkat mitos saja bisa membunuh naga itu. Lagipula dia memiliki ketahanan yang tinggi terhadap serangan sihir.

"Karena itulah, kita akan melemahkannya terlebih dahulu sampai dia bisa dibunuh hanya dengan sekali serangan," balasku dengan senyuman penuh percaya diri.

"Ya ampun, kalian benar-benar ceroboh. Aku memang terkejut saat kau dapat menciptakan [Buff Potion] dan [Debuff Powder] dengan kualitas yang tinggi. Tapi, apa kau sungguh yakin bisa mengalahkannya hanya dengan itu saja?"

"Tentu saja tidak."

"Huh?"

Mendengar jawabanku yang tanpa keraguan sedikitpun, dia terlihat terkejut, ekspresinya seketika membeku.

Aku mengabaikannya dan melanjutkan kembali perkataanku dengan raut wajah yang serius.

"Yah, tidak mungkin aku bisa dengan yakin mengatakan bahwa dengan cara ini kita bisa mengalahkannya. Aku bukan pahlawan, aku tidak bisa dengan sombong mengatakan bahwa aku bisa menyelamatkan semua orang. Tapi, setidaknya aku masih ingin melawan. Meskipun aku tau bahwa itu akan gagal, selama masih memiliki harapan untuk menang, aku akan tetap melawannya. Aku hanya ingin membuktikan, bahwa tanpa pahlawan dengan kekuatan cheat sekalipun, kita masih bisa bertarung dengan cara kita sendiri. Karena itu, aku akan melakukan apapun yang kubisa untuk memenangkannya."

".... "

"...."

Ketika aku mengatakan hal itu dengan tatapan yang penuh semangat, mereka berdua terus menatapku tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

Itu membuat suasananya menjadi canggung.

"Hei, serius, jangan hanya diam saja! Apa kalian tau seberapa malunya aku setelah mengatakan kalimat keren seperti itu?! Tolong jangan mengabaikanku, itu hanya akan membuatku terlihat seperti orang sakit!" teriakku dengan putus asa.

Ini benar-benar memalukan.

Setelah itu, ketika aku berpikir bahwa akhirnya mereka ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba Mila mendecakkan lidahnya dengan kecawa.

"Tch… Yah, untuk sekarang kurasa kau aman."

"Tunggu, apa maksudmu dengan 'aman'?!"

"Riku-san, kau keren!"

"Elvy-chan, tolong jangan buat ini menjadi semakin rumit! Kau sama sekali tidak membantuku, itu hanya membuatku menjadi semakin malu!"

Sial, seharusnya aku tidak perlu bertingkah sok keren.

****************

"Berhenti kau sialan! Apa yang bisa kau lakukan hanya terus berlari?!" teriak Rodan dengan suaranya yang bergema sampai ke seluruh hutan ketika dia dengan penuh amarah mengejar Elf yang daritadi terus mengejeknya.

Namun, Elf itu sama sekali tidak membalasnya, dia hanya terus berlari dan berlari secepat mungkin sembari menghindari setiap serangannya.

Rodan yang sadar bahwa dirinya hanya diabaikan menjadi semakin kesal dan kesal. Dia mulai mengamuk dengan lebih ganas, menabrak semua pohon-pohon yang menghalangi jalannya dan terus mengejar Elf tersebut dengan mati-matian.

"Serangga sialan!! Matilah kau!" pekiknya sambil mengayunkan ekornya yang panjang ke arah Elf itu, tapi dia dapat menghindarinya dengan mudah.

Alasan kenapa sampai saat ini Elf itu tidak dapat tertangkap, itu karena dia terus menerus meminum [Buff Potion] penambah kecepatan dan penampah tenaga, sehingga membuatnya dapat terus berlari tanpa rasa lelah.

Selain itu, masih ada juga efek debuff yang dimiliki oleh Rodan, sehingga membuatnya tidak dapat mengeluarkan kekuatannya secara optimal.

"Benar-benar menjengkelkan!!" cetus Roden dengan amarah yang sudah tak tertahankan lagi. "Baiklah, jika itu mau kalian, aku akan bermain dengan kalian secara serius," tambahnya, dan pada saat itu juga dia tiba-tiba berhenti.

Elf yang terus berlari itu mengernyitkan alisnya dengan bermasalah, dia tau ini akan segera datang, tapi dia tidak menyangka akan secepat ini.

"Haruskah aku mengulur waktu lebih lama lagi?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Tapi, pada saat itu juga dia melihat rekan Elfnya yang memberitahunya sesuatu.

Melihat itu, senyuman tipis terlukis di wajahnya.

Arti dari sinyal itu adalah—

"Sudah saatnya untuk menyerang balik."