Chereads / Go to Another World with The Beautiful Goddess / Chapter 19 - Chapter 18: Jalan hidup seekor Naga Jahanam, Rodan.

Chapter 19 - Chapter 18: Jalan hidup seekor Naga Jahanam, Rodan.

Dalam pertarungan ini, Rodan berpikir bahwa kemenangan sudah pasti menjadi miliknya. Dia tidak akan pernah berpikir bahwa para Elf itu memiliki kesempatan untuk bisa mengalahkannya, karena itu dia sama sekali tidak berwaspada terhadap serangan balasan dari mereka.

Lagipula itu percuma saja, serangan mereka sama sekali tidak akan berpengaruh apapun terhadap dirinya. Apa yang bisa mereka lakukan hanya dengan sihir lemah dan anak panah kecil itu?

Rodan memililki kulit yang sangat keras, selama itu bukan senjata sihir, dia bisa menahan semua serangan fisik dari tebasan dan tusukan para Elf lemah itu tanpa masalah sama sekali.

Tidak ada satupun serangan yang dapat melukainya.

Karena itulah, saat ini dia benar-benar sangat marah. Dia tidak akan pernah memberikan mereka belas kasihan sedikitpun. Meskipun mereka sadar bahwa mereka tidak akan pernah bisa mengalahkannya, tapi mereka dengan keras kepala mencoba untuk melawannya.

Itu tidak benar, seharusnya orang lemah seperti mereka hanya perlu berdiam diri di dalam rumah dan meringkuk sambil diselimuti oleh rasa takut.

Kenyataan bahwa sampai saat ini mereka mencoba untuk melawannya, itu benar-benar sesuatu yang tidak termaafkan.

"Aku akan menghancurkan kalian semua!!"

'Bum!'

Roden mulai mengepakkan sayapnya yang besar dan terbang setinggi mungkin.

Di sana, ketika dia melihat Elf yang selama ini telah menyulitkannya, Rodan mulai bersiap dengan nafas apinya, dan kali ini dia membuatnya jauh lebih kuat dibandingkan yang biasanya.

Seharusnya dengan itu dia bisa membunuh para Elf rendahan itu tanpa membiarkan mereka dapat melarikan diri lagi. Dia juga telah memastikan bahwa tidak akan ada anak panah lagi yang menganggu serangannya jika dia terbang tinggi di atas langit.

Sekarang, dia bisa lebih leluasa menggunakan nafas apinya untuk membakar semuanya.

"Matilah kalian!!" pekik Rodan.

Saat itu juga api merah yang kejam berkobar dengan penuh kemarahan dan menghanguskan semua yang ada di sekitarnya.

Namun—

Ketika apinya ingin menerjang semua hutan tersebut dan membakarnya. Angin yang sangat kencang membuat nafas apinya malah berputar balik menyerang dirinya.

"Apa?!"

Menyaksikan kejadian itu, mata Rodan terbalalak kaget dengan tidak percaya.

Karena terkejut, dia tidak dapat menghindari serangan balik itu, dan pada akhirnya dia dengan bodohnya tertelan oleh apinya sendiri.

"Keh!" rintih Roden menahan rasa sakitnya.

Sekalipun dia memiliki pertahanan yang tinggi terhadap serangan api, itu tetap mustahil untuk menetralkan kekuatan dari apinya sendiri yang terlalu kuat.

"Mungkinkah para serangga itu menunggu waktu ini?!" teriak Roden dalam batinnya.

Tak terbayangkan bahwa para Elf itu akan memanfaatkan serangannya sendiri untuk menyerang balik.

Mereka dengan sengaja menunggu Roden untuk terbang dan menggunakan nafas apinya, sehingga mereka dapat menggunakan sihir gabungan untuk menghempaskan kembali serangan apinya.

Semisalnya Rodan menggunakan nafas apinya ketika dia berada di bawah, Elf itu tidak akan berpikir untuk menghempaskan nafas apinya, karena itu dapat mengenai rekan mereka sendiri yang sedang bersembunyi di belakangnya.

Untuk itulah mereka menunggu momen di mana Rodan terbang di atas langit.

Menyadari hal itu, Rodan terkekeh.

"Ghahahaha! Baiklah baiklah, aku akan memuji kalian karena itu. Tidak kusangka kalian akan dapat memberikan luka kepada diriku ini," ujarnya dengan senyuman lebar.

"Tapi, cukup sampai di sini saja, status buruk yang kuterima telah sepenuhnya habus, sudah saatnya untuk membunuh kalian semua dengan serius," lanjut Rodan, dan dia mulai turun kembali ke tanah.

Dengan dirinya yang telah pulih sepenuhnya dari efek debuff, tidak akan ada lagi yang bisa menghentikannya. Setelah dia turun ke bawah, dia akan mulai serius membantai semua Elf itu.

"Baiklah, mari kita mulai pembantaiannya— Hm?" Namun, begitu Rodan turun ke bawah, dia melihat siluet seorang remaja yang berdiri di atas pohon dan memandangnya dengan tatapan yang berani.

Tapi, yang membuat Rodan penasaran bukan itu, tapi keberadaannya sendiri.

"Manusia?" serunya sambil menyipitkan matanya dengan tajam ke arah manusia itu. "Kenapa dia bisa ada di sini? Apa dia rekan para serangga itu?" tanya Rodan yang sedikit penasaran.

Ini cukup mengejutkan untuk mengetahui bahwa akan ada manusia di hutan ini. Selain itu, dia juga heran apa yang sedang manusia itu lakukan di sini? Karena seharusnya Elf dan manusia memiliki hubungan yang buruk satu sama lain.

"Yah, itu bukan urusanku, aku hanya perlu membunuhnya juga, kan?" ujarnya kembali dengan nada suara yang ringan.

Setelah itu, Rodan mulai turun ke bawah secara perlahan-lahan tanpa memikirkan manusia itu yang terus melihatnya dengan senyuman berani.

Tapi—

"Dasar bodoh, aku pikir kau akan sedikit sulit ditangani karena memiliki kecerdasan, tapi pada akhirnya kau tetap seekor monster bodoh," ujar manusia itu sambil menatapnya dengan mata yang dingin, membuat Rodan terbelalak kaget.

—Begitu dia meletakkan kakinya di atas tanah, tiba-tiba para Elf itu mulai menyerang bagian bawahnya menggunakan sihir untuk meledakkan tanah yang menjadi pijakannya, dan membuat kawah yang besar di bawah kakinya, sehingga membuat pendaratan Rodan menjadi tidak stabil.

"Huh? Apa?!"

Terkejut dengan hal itu, Rodan terjatuh ke dalam kawah tersebut, tapi tidak cukup sampai di situ, para Elf mulai melemparinya sesuatu dari atas pohon, dan ketika dia melihat benda apa yang mereka lempar, mata Roden terbuka lebar.

"Tunggu! Itu—"

Namun, tidak sempat untuk terkejut, para Elf mulai meledakkan benda yang mereka lempar menggunakan anak panah mereka, dan pada saat itu juga asap dari ledakan bubuk itu mulai bertebaran menutupi pandangan Roden.

Itu tidak lain adalah bubuk yang memberikan status buruk seperti sebelumnya.

Menyadari hal itu, Roden mulai menutupi hidungnya.

Akan tetapi—

"Itu percuma saja, bubuk itu juga bisa masuk melewati matamu," sahut manusia itu dengan senyuman lebar, sambil terus menontonnya dari atas pohon dengan santai

Melihat itu, alis mata Roden mengerut.

"Keparat!! Jadi selama ini kaulah yang berada di balik ini semua!!" jeritnya.

Tapi, itu sudah terlambat untuk menyadarinya.

Puluhan dari bubuk yang memberikan efek status buruk itu mulai masuk ke dalam tubuhnya melewati kelopak matanya yang terbuka.

Sekalipun efeknya akan sedikit berkurang jika melewati mata, tapi setidaknya itu sudah cukup untuk membuatnya melemah dan tidak bisa bergerak untuk sementara.

"Keh, bajingan!!" rintih Rodan ketika dia merasakan seluruh status buruk itu sekaligus dari di dalam tubuhnya dan membuat dia tidak bisa melakukan apapun.

Ada lebih dari 10 menit sampai efeknya berakhir.

Menggunakan kesempatan itu, para Elf mulai menghujani Rodan dengan sihir gabungan mereka sampai semua sihir mereka habis.

'Bum! Bum! Bum!'

"Khh!" Rodan mengerang kesakitan.

Ratusan sihir menyeranginya tanpa ampun selagi dirinya tidak bisa bergerak. Mungkin karena efek dari debuff itu juga, serangan sihir para Elf itu menjadi jauh lebih kuat begitu mengenainya dan membuatnya menjadi semakin lemah.

Namun, tetap saja, itu masih belum cukup untuk membunuhnya.

"Kalian benar-benar membuat perlawanan yang sia-sia, sekalipun kalian menghujaniku dengan ratusan sihir lemah seperti itu, kalian tidak akan bisa membunuhku!" teriak Roden dan mulai tertawa dengan suara yang sombong.

Tapi, pada saat itu juga, dia mendengar suara manusia itu sekali lagi.

"Tentu saja, kami tau semua itu," ujarnya.

"Kau!!" Mendengar itu, Roden melototinya dengan penuh amarah. "Setelah semua ini berakhir, aku pasti akan pertama kali membunuhmu, manusia rendahan!!" teriaknya dengan penuh intimidasi.

"Heh, cobalah jika kau bisa!" balas manusia itu menertawakannya. Kemudian, dengan senyuman sombong, dia kembali berkata. "Kami tau kami tidak akan bisa membunuhmu hanya dengan ini, tapi setidaknya itu sudah cukup untuk melemahkanmu sampai kami dapat membunuhmu hanya dengan sekali serangan."

"Huh?!" Mata Roden terbuka lebar.

Sesaat kemudian, dia merasakan kekuatan sihir dengan jumlah yang besar dan dengan cepat dia langsung memalingkan pandangannya ke arah sumber kekuatan sihir itu.

Di sana, dengan pakaian seorang pendeta yang ketat, dia melihat seorang wanita Elf yang sedang merampalkan sihir dalam jumlah yang sangat besar.

"Mungkinkah?! Sihir tingkat mitos?!" pekiknya, tapi semua sudah terlambat.

Wanita itu telah selesai dengan rampalannya.

"Selamat tinggal, Dragon-chan~★ [Luminous Wind]!" teriak wanita itu melepaskan sihirnya.

Seketika, pandangan Roden dipenuhi oleh cahaya hijau dalam jumlah besar, dan secara berutun cahaya itu mulai meledak dengan ledakan yang mengerikan.

Tubuhnya seakan tercabik-cabik begitu ledakan itu mengenainya dengan kekuatan yang berkali-kali lipat berkat Debuff yang dia terima.

—[Luminous Wind] adalah sihir angin yang memberikan ledakan dari pusaran pedang angin yang akan terus menerus mencabik-cabik targetnya tanpa ampun. Tapi, yang membuat sihir ini mengerikan dan berada ditingkat mitos adalah efek dari ledakan yang dia berikan.

Di mana pada ledakan sihir ini, memiliki 100% penetrasi sihir. Sehingga, sekalipun dia memiliki pertahanan yang tinggi terhadap sihir, dia tidak akan bisa selamat dari serangan ini.

Selain itu, sihir ini juga dapat terus aktif dan memberikan damage secara buruntun sampai mana dari pengguna sihir tersebut habis.

Bahkan Rodan sekalipun tidak akan bisa bertahan ketika menerima serangan dari sihir itu secara beruntun, dengan kondisinya yang telah menerima banyak sekali efek debuff, dia pasti akan berakhir.

Hanya tinggal masalah waktu saja sampai dia benar-benar mati.

Namun—

"Tidak, masih belum…"

Harga diri Rodan terus menolak untuk mati di sini.

Terutama mati di tangan serangga rendahan seperti mereka, dia tidak akan pernah mati. Sekalipun dia akan mati, dia tidak ingin mati di tangan mahkluk rendahan seperti mereka.

Itu tidak akan pernah.

Dia adalah Naga Jahanam, Rodan.

Mahkluk dengan ras terkuat yang ada di dunia ini. Tidak akan dia biarkan para serangga-serangga itu mempermainkannya seperti ini terus.

Akan dia tunjukkan kepada mereka seperti apa kemarahan dari seekor naga yang sebenarnya.