Saat ini, berkumpul kembali di meja diskusi, kami melanjutkan kembali pembahasan kami.
"Seperti yang kupikirkan, cara terbaik yang bisa kita perolah adalah memancing naga itu ke tempat ini, dan kemudian pasukan yang dipimpin oleh Rezim-san akan menyerbu Pohon Suci untuk menyelamatkan teman kita. Karena di sini kita memiliki Alicia-sama yang dapat melawan undead, kita memiliki kesempatan untuk menang melawan Pimpinan Raja Iblis itu," cetus seorang prajurit elf berpengalaman dengan ekspresi serius sembari memindahkan pion naga yang ada di atas peta ke suatu tempat yang terlihat seperti hutan lebat.
Memang benar, itu adalah rencana terbaik yang saat ini bisa kita dapatkan. Tapi, tentu saja itu juga masih belum sempurna. Soalnya tujuan yang ingin kami semua capai bukan hanya satu.
"Semisalnya kita menggunakan rencana itu, terus bagaimana cara kita mengalahkan naga itu? Percuma saja jika kita masih belum mengalahkannya, sekalipun kita berhasil mengalahkan Pimpinan Raja Iblis. Naga itu tetap akan ada di sana. Apa kau lupa tujuan utama penyerbuan kali ini? Kita akan merebut kembali desa kita!" sahut seorang pria Elf lainnya, yang membuat situasi ini menjadi semakin rumit.
Benar, dalam penyerbuan kali ini, kami memiliki dua tujuan yang harus tercapai.
Pertama, menyelamatkan para Elf yang masih berlindung di dalam Pohon Suci, dan kedua, adalah merebut kembali desa mereka dari pasukan musuh.
Seperti yang sudah pernah kukatakab, dengan kekuatan yang saat ini kami miliki, itu mustahil untuk mengalahkan naga itu. Sekalipun kami dapat mengalahkan Pimpinan Raja Iblis berkat Alicia yang berada dipihak kami, itu akan percuma aja kalau naga itu masih hidup dan menjadikan desa itu sebagai tempat tinggalnya.
Tampaknya mereka juga tidak memiliki pilihan untuk pindah dari hutan ini, karena bagi mereka, Pohon Suci adalah tempat yang sakral, dan satu-satunya rumah mereka bagi mereka, jadi mereka tidak bisa meninggalkannya begitu saja.
Ini merepotkan, aku tidak tau seberapa kuat naga itu, jadi aku tidak dapat membuat rencana yang bagus untuk mengalahkannya. Jika di sini aku membuat rencana dengan setengah-setengah, itu hanya akan membuatnya menjadi semakin kacau semisalnya rencana tersebut berakhir gagal.
Aku tidak ingin mengambil resiko apapun.
"Nee, Riku, entah kenapa pembicaraan ini sama sekali tidak berkembang. Apa kau yakin ini akan baik-baik saja? Bukankah kau biasanya punya banyak rencana licik disaat seperti ini, apa kau memikirkan sesuatu?" tanya Alicia yang berbisik kepadaku dengan raut wajah yang khawatir.
"Jangan bilang itu licik. Yah, bukan berarti aku tidak punya. Hanya saja aku tidak ingin mengambil resiko ketika kita tidak memiliki informasi yang lebih akurat," jawabku dengan suara yang pelan.
Satu-satunya yang jadi masalah di sini adalah, bahwa diantara kami semua tidak yang memiliki kekuatan yang cukup untuk membunuh naga itu.
Awalnya aku berpikir untuk memancing naga itu di dekat jurang, menjatuhkannya ke dalam jurang, dan kemudian melemparinya dengan pasak kayu pohon yang banyak. Setelah itu membakarnya hidup-hidup menggunakan sihir api setelah menghujaninya dengan ribuan sihir.
Hanya saja, dari yang kudengar, sepertinya naga itu memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan sihir, jadi cara itu hanya akan berakhir sia-sia.
Haruskah kami menaruh jebakan berduri di dalam dasar jurang itu?
Kurasa itu akan lebih beresiko, jika aku melakukan itu, kemungkinan naga itu akan menjadi lebih waspada dan menyadari rencana kami, karena dia juga mahkluk yang diberkahi oleh kecerdasan.
Serius, bukankah ini mustahil?
Untuk bisa lolos dari situasi sekarang, kami memerlukan kartu yang kuat, yang dapat menggunakan kekuatan yang cukup kuat untuk memusnahkan naga itu dalam sekali serangan. Mungkin itu harus setara dengan daya ledak senjata kelas misil anti-tank atau nuklir.
Selagi aku memikirkan hal itu dan berusaha untuk mencari cara lain, aku mendengar seorang Elf bergumam dengan wajah yang menunduk suram.
"Andaikan saja di sini ada Mila-sama."
Mendengar itu, mataku terbuka lebar.
"Mila-sama? Siapa orang itu?" tanyaku spontan.
Menanggapi pertanyaanku, seorang Elf yang ada di sebelahku menjawabnya.
"Mila-sama adalah penyihir terkuat diantara kami semua para Elf. Tidak hanya bisa menggunakan sihir tingkat tinggi, dia juga bisa menggunakan sihir tingkat mitos. Dia juga adalah seorang Saint yang melindungi Pohon Suci. Aku yakin sekarang dia sedang berada di Pohon Suci untuk melindungi semua orang," jawab Elf itu dengan penuh kebanggaan dan rasa kagum kepada orang yang bernama Mila tersebut.
Aku tidak tau seberapa terkenal dirinya, tapi melihat raut wajah semua orang yang ada di sini terlihat begitu berharap ketika mendengar nama Mila. Aku tau bahwa orang itu bukan orang yang sembarangan.
Tapi, yang membuatku lebih tertarik bukan orangnya, tapi sihirnya.
"Alicia, bisa kau jelaskan seberapa kuat tingkatan sihir di dunia ini?" tanyaku membisikkannya kepada Alicia yang berada di sampingku.
Mendengar itu, Alicia memiringkan kepalanya. "Huh, ada apa tiba-tiba?"
"Sudahlah, cepat beritahu aku," ujarku memaksanya.
Dia terlihat enggan, tapi dia tetap menjelaskannya.
"Di dunia ini ada tiga tingkatan sihir. yaitu tingkat rendah, tingkat menengah, dan tingkat tinggi. Tapi, itu hanya sihir dasar yang semua orang bisa mempelajarinya jika serius. Sedangkan, di dunia ini masih ada sihir lagi yang jauh lebih kuat dari sihir tingkat tinggi, karena sihir itu terbilang terlalu kuat untuk menjadi sihir tingkat tinggi, mereka menyebutnya sebagai sihir tingkat mitos.
Orang yang dapat menggunakan sihir tingkat mitos tidak banyak, dan sangat langka. Karena kekuatan yang mereka berikan biasanya setara dengan daya ledak misil yang ada di duniamu.
Yah, sebenarnya masih ada satu lagi jenis sihir di dunia ini, namun karena itu terlalu terlarang dan terbilang terlalu berbahaya, tidak ada satu orangpun yang pernah bisa melakukannya. Dalam sejarah dunia ini, yang pernah menggunakan sihir terlarang itu hanya ada satu orang dimasa lalu. Akibat dari sihir itu, musim di dunia ini menjadi sangat tidak stabil. Jadi bisa dibilang itu adalah sihir yang bahkan dapat menulis ulang dunia sekalipun. Baiklah, kurasa itu saja yang perlu kuberitahu untuk sekarang, apa kau sudah puas?"
"Yah, itu sudah cukup, terima kasih."
Setelah aku mendengarkan penjelasan Alicia dengan seksama, aku menggangguk paham. Aku masih penasaran dengan kelajutan cerita dari orang yang pernah memakai sihir terlarang itu, tapi untuk sekarang itu tidak penting.
Aku berpikir sebentar tentang apa yang baru saja dia jelaskan, dan kemudian—
"Heh."
—Senyuman yang lebar mulai terlukis di wajahku.
Yah, ini mungkin akan berhasil.
Sihir tingkat mitos, aku tidak tau seberapa kuat sebenarnya sihir itu untuk mengalahkan naga itu, tapi kurasa itu pasti bisa menjadi kartu as kami di dalam pertarungan kali ini.
Mungkin ini masih tetap menjadi sebuah pertaruhan, tapi ini pantas untuk dipertaruhkan. Dengan rencana ini, harapan kami untuk bisa menang menjadi semakin terlihat.
"Semuanya, tolong dengarkan aku. Aku punya rencana," celetukku dengan suara yang keras sembari tersenyum lebar penuh percaya diri.
Pada saat itu juga, semua orang tampak terkejut begitu melihatku yang tiba-tiba berbicara, tapi aku tidak memperdulikannya, dan hanya mengutarakan semua rencana yang bisa kupikirkan untuk memenangkan pertarungan ini.
Kemudian, setelah aku membicarakan semua rencana yang kumiliki, mereka semua terlihat sangat terpukau dan tanpa pikir panjang lagi, mereka semua menyetujui rencanaku tersebut.
Akhirnya, sekarang kami semua mulai bersiap-siap untuk melakukan pertempurannya.