Saat ini, aku berada di dalam hutan seorang diri, dan hanya berbekalkan kekuatan [System Alchemist] yang kumiliki. Tapi itu bukan kekuatan yang dapat kuandalkan jika bertemu monster, karena itu aku harus ekstra berhati-hati.
Untuk berjaga-jaga supaya aku tidak tersesat, aku memberikan tanda dengan mengikatkan tali dari sulur rambat yang kudapatkan di sekitar jalan pulangku. Selain itu, aku juga berjalan dengan cara mengendap-endap di balik semak-semak, berharap tidak ada monster yang menyadari keberadaanku.
Meskipun tadinya aku mengatakan sesuatu yang berani seperti "Apa boleh buat". Tapi setelah aku memasuki hutan ini, aku tidak menyangka ini akan jauh lebih mengerikan dari yang kupikirkan.
Berbeda dari hutan yang ada di duniaku, hutan di dunia ini merupakan sarang bagi para monster dan tumbuhan yang tidak diketahui. Sehingga, jika aku melakukan sedikit saja kesalahan, nyawaku bisa melayang.
Sebaiknya aku cepat-cepat mencari sumber makanan dan langsung pulang.
Saat ini aku hanya mendapatkan buah aneh berwarna ungu kebiruan, dengan ukuran yang hampir sama seperti buah kelapa. Selain itu aku juga mengambil beberapa biji-bijian yang mungkin juga bisa dimakan.
Untungnya [Inventory] yang kumiliki dapat menafsirkan barang yang kudapatkan, sehingga aku tidak perlu khawatir barang mana yang terlihat beracun.
Satu-satunya kekurangan dari [Inventory] ini, aku tidak bisa menafsirkan barangnya secara langsung sebelum kuambil, jadi aku harus memasukkannya terlebih dahulu ke dalam [Inventory] jika aku ingin tau penjelasan dari barang tersebut, membuatnya menjadi sebuah pertaruhan yang menakutkan semisalnya aku salah pegang sebuah buah yang beracun. Meskipun aku bisa membuat penawar racun menggunakan skill milikku, itu tetap saja menakutkan.
Sudah dua kali aku merasa badanku kesemutan, dan setiap kali aku merasakan adanya kejanggalan, aku segera meminum penawar racun, yaitu sebuah ramuan yang dapat menghilangkan status buruk apapun, [Vaccine].
Meskipun begitu, aku tidak ingin melakukannya lagi. Karenanya aku telah kehilangan lebih banyak poin obat dan poin mana yang berharga.
Untuk itu selama penjelajahanku, aku mesti memetik beberapa tanaman herbal dan mengekstraknya untuk menjadi poin obat tambahan.
Sayangnya, untuk poin mana aku masih belum bisa mendapatkan apapun yang bisa kuekstrak untuk kujadikan poin mana, jadinya aku harus lebih berhati-hati untuk menggunakan poin tersebut.
"Hm, apa ini?"
Selagi aku berjalan dari semak satu ke semak lainnya sambil menunduk, kakiku menginjak sesuatu, dan ketika aku memeriksanya. Aku melihat sebuah gigi besar yang jauh lebih besar dari ukuran lenganku.
Itu membuatku penasaran jadi aku mengambilnya, dan melihat gigi apa sebenarnya itu dari [Inventory] yang kumiliki. Ketika aku menekan item tersebut, muncul panel yang menjelaskan tentang gigi tersebut.
[Gigi dari Sang Naga Kehancuran "Ragnarok"]
"Ooh!"
Melihat itu aku terkagum-kagum.
Ini pertama kalinya aku melihat gigi naga, itu benar-benar keren. Aku tidak menyangka itu akan sebesar ini. Sebenarnya seberapa besar naga asli di dunia ini?
"Mari kita simpan saja ini," ucapku, dan langsung menaruh gigi raksasa itu ke dalam [Inventory].
Setelah mengunci item gigi naga itu supaya aku secara tidak sengaja membuangnya, aku kembali melanjutkan perjalananku untuk mencari makanan.
Hingga akhirnya, matahari mulai terbenam, jadi aku memutuskan untuk sampai di sini saja mencari persedian makanannya.
"Kurasa ini sudah cukup, aku dapat lumayan banyak dari yang kupikirkan," gumamku dengan senyuman yang puas.
Kemudian, selagi aku mulai bersiap-siap untuk kembali, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras dari dalam hutan.
"RAAAAAGGGGHHHHH—!!!"
"—?!"
Itu membuatku tersentak kaget, dan tanpa sadar aku menahan nafasku.
"Apa itu monster? Sebaiknya aku segera pergi dari tempat ini."
Aku tidak tau darimana asal suara itu dan monster seperti apa itu. Tapi, aku yakin itu adalah sesuatu yang buruk, jadi sebaiknya aku segera pulang dan meninggalkan tempat ini secepat mungkin.
Aku meminum [Buff Potion] penambah stamina yang kubuat, dan berjalan kembali dengan mengendap-endap menuju gua tempat persembunyian kami sebelumnya.
Tempat ini benar-benar menyeramkan.
****************
Untungnya, aku berhasil kembali dengan selamat tanpa bertemu dengan monster apapun.
"Aku pulang!" ucapku begitu memasuki gua tersebut dan aku langsung berjalan ke tempat di mana sebelumnya dewi itu kutinggalkan.
"Oi~ Kami-sama, aku membawa beberapa makanan yang mungkin bisa dimakan. Jadi ayo kita makan malam menggunakan buah dan biji mencurigakan ini bersama-sama, aku sudah sangat lapar," panggilku.
Tapi, ketika aku sudah sampai di dalam.
Aku sama sekali tidak menemukan dewi itu di tempat yang sebelumnya dia kutinggalkan.
"... Kami... -sama?"