Chereads / Go to Another World with The Beautiful Goddess / Chapter 6 - Chapter 5: Dunia lain yang penuh kekacauan

Chapter 6 - Chapter 5: Dunia lain yang penuh kekacauan

"Kami-sama! Kami-sama, kau di mana?!" Aku dengan panik segera berlarian di tempat itu untuk mencari pentujuk tentang dewi itu yang tiba-tiba menghilang. "Sial, kemana perginya dewi itu?!"

Ini benar-benar gawat, seharusnya dia tidak bisa bergerak karena kelaparan.

Mungkinkah dia dimakan monster?— Tidak, jika dia dimakan oleh monster seharusnya ada bekas pertarungan atau darah di sekitar sini.

Mungkinkah dia diculik?

Memikirkan berbagai macam situasi yang mungkin saja terjadi, aku menjadi semakin khawatir dan gelisah.

Sama sekali tidak ada petunjuk untuk menemukan jawaban dari dewi itu yang tiba-tiba menghilang, sehingga aku kesulitan untuk membuat kesimpulan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Akan tetapi, selagi aku berpikir keras tentang hal itu, tiba-tiba aku mendengar suara sang dewi jauh dari dalam gua tersebut.

"Rikuuu! Oi~! Aku di sini!" teriaknya dengan penuh antusias ketika dia muncul dari balik kegelapan sembari melambaikan tangannya ke arahku.

"Kami-sama!" Itu membuatku sedikit lega.

"Cepat sinilah, aku menemukan sesuatu yang sangat menarik di sini!" panggilnya.

Mendengar itu, aku memiringkan kepalaku dengan bingung dan berjalan menuju tempat dewi itu berada, jalannya lumayan gelap, tapi entah kenapa di dalam kegelapan itu rambut emas dan mata biru langit sang dewi bersinar terang dengan aneh, jadi aku bisa sampai di sana dengan mudah.

"Kami-sama, apa yang kau lakukan di sini? Apa tubuhmu baik-baik saja?" tanyaku dengan penasaran.

Lagian sebelumnya dia terlihat seperti orang sekarat yang hampir mati kelaparan, jadi itu sedikit membuatku penasaran kenapa dia bisa sehat lagi.

"Yah, aku sudah baik-baik saja, selagi kau pergi, aku menyuruh para roh itu untuk membantuku mencari makanan, dan mereka dengan patuh membawakanku beberapa buah-buahan yang bisa dimakan— He-Hei, apa yang kau lakukan?! Beraninya kau melakukan kekerasan kepada seorang dewi sepertiku! Aaaah! Hentikan, jangan mencubit pipiku! Aku minta maaf! Aku minta maaf, jadi kumohon berhenti mencubit pipikuu!"

Wanita ini benar-benar menyebalkan.

****************

Setelah memberikan sedikit hukuman kepada dewi itu, aku memalingkan pandanganku ke sebuah benda aneh yang melayang di tengah-tengah gua tersebut.

Aku tidak percaya ada ruangan seperti ini di dalam sini.

"Apa itu?" tanyaku spontan.

Tapi, tidak menanggapi pertanyaanku, dewi itu hanya menggerutu di sampingku.

"Uuh, kau benar-benar tidak bisa diajak bercanda. Ini masih terasa sakit. Tidak bisakah kau menahan diri kepada seorang dewi sekalipun?"

"Berisik, ini juga salahmu sendiri. Kalau kau bisa menyuruh para roh itu untuk mencari makanan, kenapa kau membiarkanku untuk pergi?"

"Umm, yah, kau terlihat sangat antuasias waktu itu, jadi aku tidak yakin apakah aku harus menghentikanmu atau tidak. Aku tidak sepenuhnya bersalah, kan~★?" jawabnya sambil tersenyum tengil tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Wanita ini benar-benar! Haruskah aku memberikannya satu pukulan lagi?

"Haaahh..." Merasa pasrah, aku hanya bisa menghela nafas dengan lelah.

Memang benar, aku merasa bersemangat waktu itu, karena akhirnya dapat menjelajahi dunia ini dengan mata kepalaku sendiri, dan aku bahkan menemukan sesuatu yang menarik, jadi kurasa aku tidak bisa terlalu menyalahkannya.

"Yah, lupakan itu. Bisa kau jelaskan tempat apa ini dan benda apa itu?" Aku menunjuk ke arah sebuah benda aneh yang terjerat oleh sebuah sulur dari berbagai tempat.

Benda itu berwarna kuning cerah, dan berbentuk bulat seperti bola kasti. Itu terlihat sangat indah ketika benda itu bersinar terang menerangi gua ini.

"Sebelumnya, selagi kau pergi. Aku merasa bosan karena ditinggal sendiri, jadi aku memutuskan untuk menjelajahi gua ini, dan waktu itu aku menemukan katak bersayap kupu-kupu, dan dia mengantarkanku ke tempat ini."

"Hmm, ada banyak yang ingin kutanggapi. Tapi, pertama, bisakah kau jelaskan benda apa itu sebenarnya? Apa itu berbahaya?" tanyaku sambil menunjuk bola kuning bercahaya itu sekali lagi.

Kemudian, dewi itu menjawabnya dengan nada ringan. "Tidak, aku pikir itu hanya sebuah kristal kuning biasa, yang hanya memiliki kekuatan untuk menghalau monster-monster untuk mendekati tempat ini. Yah, itu bukan benda yang spesial, jadi kenapa kau tidak mengambilnya saja, aku pikir itu akan berguna."

"Tunggu, kau barusan mengatakan sesuatu yang sangat penting. Apa yang kau inginkan dariku dengan menyuruhku untuk mengambil benda itu?"

Mendengar pertanyaanku, dewi itu menghela nafasnya, seolah-olah aku menanyakan sesuatu yang bodoh. "Tidak bisakah kau memikirkannya sendiri."

Itu menyebalkan, tapi mari kita biarkan saja untuk sekarang.

"Bukankah kekuatan yang kuberikan untukmu itu memiliki fitur mengekstrak bahan, aku ingin kau untuk mengambil benda itu dan mengubahnya menjadi bahan tersebut," jawabnya dengan wajah yang percaya diri.

Aku mengerutkan keningku. "Bukankah benda itu berfungsi untuk menghalau para monster agar tidak mendekati tempat ini, apa yang akan terjadi jika aku mengambilnya?"

"Tidak akan terjadi apa-apa."

"Huh?"

Melihat reaksiku, dewi itu menghela nafasnya.

"Apa kau lupa siapa aku? Meskipun kekuatanku telah berkurang, aku tetap seorang dewi. Aku masih bisa menggunakan sihir untuk menghalau para monster agar tidak mendekati kita, jadi kau tidak perlu khawatir tentang itu."

"Ka-Kau yakin ini baik-baik saja?"

"Sudah cepatlah lakukan. Perlu kau tau, jika kau mengekstrak benda itu, kau akan mendapatkan 1 juta poin obat dan 100 ribu poin mana. Apa kau yakin ingin—"

"Aku sudah mengambilnya." Sebelum dewi itu sempat menyelesaikan kalimatnya, tanganku dengan cepat segera meraih sulur itu dan mengambil benda kuning tersebut.

"O-Oh, itu bagus. Kau benar-benar cepat berubah pikiran, aku kadang sedikit takut denganmu."

Mengabaikan dewi itu yang mengatakan sesuatu yang tidak jelas, aku melihat deskripsi dari benda kuning tersebut di dalam [Inventory]ku.

[Crsyta Langka yang memiliki efek area untuk menghalau setiap monster yang mendekat, kau bisa memperkuat efeknya dengan cara tertentu.]

"Crsyta? Apa itu Crsyta?"

"Itu adalah kristal yang mengandung kekuatan atau efek tertentu. Kekuatan Crsyta tergantung dari seberapa terang benda itu bisa bersinar. Karena ini memiliki cahaya yang dapat menerangi seisi gua ini, aku yakin itu sangat kuat."

"Hee, itu keren. Ngomong-ngomong, darimana kekuatan Crsyta itu berasal?" tanyaku yang sangat bersemangat.

"Kau benar-benar banyak pertanyaan. Yah, singkatnya, kekuatan Crsyta berasal dari 'Keinginan' kuat seseorang."

"Keinginan?" seruku.

Dewi itu mengangguk dan melanjutkan penjelasannya. "Sebelum Crsyta mendapatkan kekuatannya, mereka hanya sebongkah kristal mentah tanpa efek apapun. Namun, karena keinginan kuat seseorang, Crsyta dapat memperoleh kekuatannya, dan tergantung dari keinginan dan seberapa kuat keinginan tersebutlah yang menjadi dasar dari efek apa yang nanti akan mereka peroleh dan seberapa besar efek tersebut. Bahkan dikatakan untuk mendapatkan Crsyta mentah saja sudah sangat sulit. Karena itu, ini merupakan keberuntungan bisa menemukan Crsyta yang memiliki efek sampai sekuat ini."

"Begitu ya, jadi maksudmu kekuatan Crsyta ini terbentuk dari keinginan seseorang yang ingin para monster untuk menjauhinya," balasku sambil melihat ke arah Crsyta yang saat ini ada di tanganku.

Mungkinkah, orang itu memiliki perasaan yang kuat untuk melindungi tempat ini, sehingga Crsyta ini dapat bersinar dengan begitu terang.

"Ugh, entah kenapa aku jadi merasa bersalah karena sudah mengambilnya."

Yah, tapi aku juga tidak bisa menolak sesuatu yang menggiurkan seperti ini.

Jadi, dengan rasa bersalah di dadaku, aku mengekstrak Crsyta tersebut, dan sesuai dengan apa yang dewi itu katakan sebelumnya. Aku mendapatkan 1 juta poin obat dan 100 ribu poin mana.

Ini benar-benar jumlah yang mengagumkan.

"Yah, jika aku bertemu dengan orang yang menciptakan Crsyta ini, aku pastikan untuk membalasnya," cetusku dengan tegas.

"Hei, Riku! Apa kau sudah menyelesaikan urusanmu?! Ayo kita makan malam dengan buah-buahan yang kau dapatkan!" panggil dewi itu dari kejauhan. Dia sudah lebih dulu meninggalkan tempat ini.

Aku menghela nafasku dan berjalan ke arahnya.

Oh ya, aku baru ingat. Aku masih belum menanyakan namanya.

Yah, mari lakukan itu besok aja, hari ini aku benar-benar sangat capek, telah banyak yang terjadi dalam satu hari ini. Kurasa setelah selesai makan malam, aku akan langsung tidur.

Sembari memikirkan hal itu, aku menanti hari esok dengan penuh antusias.

Namun, begitu aku bangun.

Aku baru ingat.

Kalau ini adalah dunia lain yang penuh dengan kekacauan.

Begitu aku terbangun dari tidurku, aku mendengar suara yang berisik dari luar gua, dan ketika aku melihat apa yang terjadi, mataku terbuka lebar.

Tubuhku gemetar hebat.

"A-Apa yang terjadi?!"

—Seluruh hutan itu terbakar habis hanya dalam satu malam.