"...."
"...."
"...."
Setelah berlari begitu kencang, Elliotte berhenti dengan berdiri tegak, ia melakukan kontak mata dengan Duke. Elliotte ragu-ragu untuk beberapa saat sebelum akhirnya mengangkat boneka kelinci.
"Kakak-kakak memberikanyaa padaku"
Viscount Debussy terkekeh "Ya, itu boneka yang sangat lucu"
"Yaap!"
Dari kejauhan, seorang pelayan mendekat dengan langkah kecil dan cepat. Ketika ia melihat kehadiran Duke dan Viscount, ia segera menundukkan kepalanya.
Viscount berkata kepada Elliotte, "sepertinya pelayan telah datang untuk menjemput Nona Muda. Kalau dipikir-pikir, sudah waktunya untuk makan malam, Anda sudah bekerja keras"
Pelayan itu hanya menundukkan kepalanya lalu membungkuk ke arah Elliote.
"Mari kita pergi?", Pelayan bertanya
Elliotte mengangguk, "Kakek, daahh"
"...."
Viscount Debussy terkekeh melihat Elliotte pergi dengan menggandeng tangan pelayan. Dia adalah anak yang menarik.
'apakah karena ia tumbuh di Menara #12 dan bukan di Kastil?'
Dia benar-benar berbeda dari Keturunan Langsung lainnya. Tidak ada anak yang pernah membawa-bawa boneka kelinci di Kastil ini, apalagi anak yang memamerkan bonekanya ke Duke dari Astra. Dan setelah itu, mengucapkan Dah Kakek?!~
Bahkan bangsawan yang sudah berumur gugup untuk berada disekitarnya, Apakah dia benar-benar memperlakukan Duke Astra seperti kakek-kakek biasa?
Ia menyaksikan pemandangan yang menarik hari ini, bahwa Duke Astra tidak mengabaikan, melainkan hanya tidak bisa menanggapi.
'Berapa lama ini akan bertahan?'
Dia akan menyadari dengan cepat bahwa kakeknya bukan kakek biasa, karena anak itu cepat belajar.
Namun, bertentangan dengan perkiraan Viscount Debussy, Elliotte konsisten dengan sikapnya.
Ketika Duke meninggalkan ruang belajar, Elliotte telah menunggu dengan duduk didepan pintu. Anak itu memiliki buku ditangannya. Karena ia lebih kecil dari anak-anak lain yang seumuran, ukuran bukunya sebesar tubuhnya.
"Kalau saya membwaca buku, saya jadi pintar"
"..."
Keesokan harinya, ia duduk didepan ruang makan. Juga, ditangannya ada buku sketsa seukuran tubuhnya.
"saya menggambar lhoo"
"..."
Hari selanjutnya sebelum tidur, ia mampir dengan memegang botol susu.
"kalau saya minum susu, saya tumbuuuuuuh bewsar"
"..."
Setiap gerak-gerik Elliotte tidak perlu dilaporkan. Karena ia melapor dengan kemauannya sendiri. Dan demikian, satu minggu berlalu.
"saya makan camilan, saya harus sikat gigii"
"..."
Elliotte berulah didepan Ruang Kerja seperti biasa. Duke melirik ke anak itu sebelum memasuki Ruang Kerjanya. Viscount Debussy dan Conrad yang datang bersamanya tersenyum.
Conrad berkata, "Nona mampir lagi hari ini"
"Apakah Nona Muda juga datang kemarin?"
"Akhir-akhir ini Nona selalu datang"
"Kalau aku tahu akan seperti ini, aku akan membuat satu cucu juga".
Saat Viscount Debussy tertawa, Duke mengerutkan keningnya.
Bibir Viscount melengkung.
Apakah bangsawan ini akan terpengaruh jika cucunya mengekorinya kemana-mana?
Ia meletakkan berkas yang ia bawa di atas meja Duke, "Ini adalah kabar terbaru di wilayah Marquis Tollisso. Dengan di sitanya lumbung mereka, suasana di Tollisso menjadi aneh. Kalaupun satu jalur pendanaan terblokir... Yang Mulia?"
"...ya", jawabannya agak lamban, seolah-olah ia sedang memikirkan hal lain.
Ketika Viscount Debussy dan Conrad memperhatikannya dengan ekspresi tidak biasa, Duke melambaikan tangannya.
"Lanjutkan", ia tidak mengatakan apapun lagi, tetapi sesuatu terus mengganggunya.
tampak belakang dari kepala kuning itu.
***
Saat matahari terbenam. aku berdiri dengan berjinjit dan diam-diam mengintip kedalam Ruang Kerja.
Aku sedang memperhatikan 'Conrad' yang rupanya ada di dalam ruang Kerja.
Aku mengikuti Conrad dengan seksama akhir-akhir ini.
'Karena dalam waktu pengkhianatannya semakin dekat...'
Maski hanya digambarkan sepintas di dunia [IPTVG], aku mengingatnya dengan jelas.
Conrad melakukan pengkhianatannya di 'musim dingin pada tahun ke-empatnya di Astra'. Dan saat ini adalah tepat musim dingin di tahun ke empatnya.
'Aku tidak bisa meninggalkan Kakek sendirian bersamanya'
Jika hanya ada mereka berdua, dia mungkin akan menyerang. Namun menempel pada Kakek juga tidak masuk akal. Kakek tidak akan menyukainya, dan lebih dari apa pun....
'Nyawaku berharga'
Apa yang harus ku-lakukan kalau aku sampai terseret di penyerangannya pada Kakek?
karena alasan tersebut, aku tidak pernah masuk kedalam dan hanya menunggu dari luar ruangan.
Aku siap berteriak jika sesuatu terjadi.
'Ini tidak nyaman karena aku masih kecil'
Jika aku harus merasuki seseorang, setidaknya berikan aku tubuh orang dewasa. Tidak ada yang bisa dilakukan bocah 3 tahun.
Jika seorang anak 3 tahun menunjuk ke seorang ajudan yang melakukan pekerjaannya dengan baik dan berkata :
'dia adalah pengkhianat. aku tidak punya bukti, tapi aku melihatnya di novel'
-mereka pasti mengira aku adalah anak sinting.
Conrad melangkah keluar dari ruangan, "Anda masih disini"
Ketika aku mengangguk, dia menekuk satu lutut dan melakukan kontak mata denganku, "tidakkah membosankan?"
"saya punya cemilaan", aku mengangkat sekantung makanan ringan, mencoba menjelaskan kalau aku baik-baik saja karena aku makan sambil menunggu.
"Anda berperilaku sangat baik"
"Yaap", ketika aku menjawab, Conrad tertawa kecil
"Jika anda tidak keberatan, bolehkah saya menyentuh anda?"
Ada eksekutif lainnya disekitar, dan dia tidak tampak akan melakukan hal-hal berbahaya.
Aku menganggukkan kepala.
Lalu Conrad memperbaiki kerah bajuku. Itu adalah setuhan yang sangat sopan.
"Dia masih sangat keren.."
Aku bisa merasakan pelayan-pelayang yang melewati lorong ini melirik kearah sini.
Aku mengerti mereka.
'tentu saja mereka tidak bisa tidak melirik karena ia sangat tampan'
Ketika aku menurunkan pandanganku selagi ia menata kerah bajuku, kupikir aku sedang menonton lukisan hidup. Cahaya matahari terbenam yang mengikuti lengkungan bulu matanya yang panjang. Tatapan yang lurus. Hidung yang mancung. Bibir yang menggariskan keramahan.
'Dari semuanya, kekuatan terbaik Conrad pastilah kelembutan ini'
"Apakah anda akan tetap disini?"
"Bagaimana dengan Conrad?"
"Saya akan pulang ke rumah sekarang"
Bagus sekali.
Kalau Conrad tidak bersama Kakek, tidak ada alasan untukku berjaga disini. Sebenarnya, aku agak kedinginan jadinya ingin sekali kembali ke kamar-ku.
"kalau begitu, saya pergwi jugaa"
"Karena anak tangga masih terlalu tinggi untuk Nona Muda, saya akan mengantar anda ke kamar anda"
"Baiik"
Aku berjalan sambil menggandeng tangan Conrad. Karena ia menyamai langkahnya dengan langkah-bocah-ku, sangat nyaman berjalan dengannya. Bahkan ia membuka pembicaraan sehingga aku tidak merasa bosan.
"Apakah anda bilang anda akan membaca buku sejarah setiap pagi?"
"Betwul"
"Tidakkah melelahkan?"
"Tidak lelah, karena saya membaca sikit demi sikit"
"syukurlah"
jaraknya jauh antara Ruang Kerja kakek dan kamarku tetapi itu tidak membosankan sama sekali.
Conrad mengantarku sampai di depan kamarku lalu ia memberi salam.
"Semoga sore anda menyenangkan"
Setelah ia pergi, aku mengerang di hati. 'hmm...'
Sepertinya belum ada tanda-tanda ia akan menyerang Kakek. Di malam hari, ketika jumlah orang lebih sedikit, adalah waktu yang tepat untuk menyerang, akan tetapi Conrad terus menerus pulang awal akhir-akhir ini.
'Kenapa Conrad mengkhianati Kakek?'
Aku sedang berpikir keras ketika suara datang dari arah belakangku. "Nona Muda"
Itu adalah suara para pelayan yang bertugas memberiku makan malam. Pelayan-pelayan itu melihat ke arah tampak belakang Conrad dan berkata, "Astaga, itu adalah Tuan Conrad. Ia masih sangat tampan"
"Iya kan. Benar-benar keberuntungan bisa melihatnya sesekali, sayang sekali saya tidak bisa melihatnya lagi"
Mendengar percakapan para pelayan, mataku terbuka lebar, "kenapwa kamu tidak bisa melihat Conrad?"
"Dia bilang dia akan turun dari posisinya sebagai Tangan Kanan Duke"
"kenapaa?"
"Dia mungkin akan pindah ke tempat kerja yang lebih santai. Karena ia harus menjaga adiknya"
Pada perkataan itu, pelayan lainnya menambahkan. "Saya dengar adiknya sakit sejak musim panas. Karenanya, ia selalu pulang awal akhir-akhir ini"
"sakiit? Apanya?"
"itu sesuatu yang disebut Penyakit Terbenam, tapi...ah, bukankah ini waktunya Nona Muda untuk beristirahat?"
Para pelayan yang menelan kata-kata mereka segera menyiapkan tempat tidur. Namun, aku sudah tahu apa itu Penyakit Terbenam. Penyakit Terbenam diawali dengan munculnya beberapa bintik ditubuh. Semakin banyak bintiknya semakin kuat juga rasa sakitnya, hingga pada akhirnya bintik menutupi seluruh tubuh orang tersebut, mereka akan mati.
Pedahal cara penyembuhannya mudah.
Karena ada obat ajaib bernama Kembang Bohlam Biru.
'Masalahnya mendapatkan Kembang Bohlam Biru itu seperti mencoba memetik bintang dilangit'
Tidak salah kalau bunga itu di gambarkan hanya muncul dalam legenda. Untuk membeli satu, harganya sangat tinggi karena sulit untuk di temukan.
Pada saat itu, aku merasa bola lampu dikepalaku menyala.
- Adik yang terkena penyakit.
- Obat yang sangat sulit ditemukan.
- Dan Pengkhianatan.
'Apa?! Jadi dia melakukan pengkhianatan demi obat untuk adiknya!'
Mereka yang memerintah Conrad untuk menyerang dengan bayaran obat penawar. Conrad terpaksa mengkhianati Astra demi adiknya.
'Sepertinya pihak lain belum menghubungi Conrad'
Kalau mereka sudah menghubunginya, tidak mungkin Conrad berencana turun dari posisinya sebagai Tangan Kanan Kakek. Karena tidak ada posisi yang lebih sempurna dari itu untuk menyerang.
'Artinya dia tidak akan melakukan pengkhianatan jika ada obatnya?'
Itu bisa diselesaikan hanya dengan mendapatkan Kembang Bohlam Biru
'Itu mudah!'
***
Hari berikutnya.
Aku menuju ke Ruang Kerja karena sudah waktunya untuk membaca Bahasa Kuno lagi.
Di Ruang Kerja, hanya ada Kakek, Viscount Debussy, dan Conrad.
Setelah informasi luar biasa seperti 'Tulang Naga' dan 'Tanah Rahmat' keluar, sepertinya mereka berpikir untuk mengurangi jumlah orang yang mengetahui isinya.
Aku berpura-pura melihat buku sejarah dan berkata, "ada teori yang mengatakan bawwa, Kembang Bowhlam Biru bisa memperkuat Anugerwah'
Tentu saja tidak ada yang seperti itu di buku sejarah.
Mata Viscount Debussy membesar, "apakah anda berbicara tentang Kembang Bohlam Biru?"
"Ya"
"Tak disangka Kembang Bohlam Biru memiliki efek seperti itu...", Viscount Debussy menoleh ke arah Kakek. "Apa pendapat Duke tentang ini?"
"Jika itu dapat memperkuat Anugerah, maka itu layak diperiksa"
"lalu...?"
"Dapatkan itu"
'Bagus!', aku menyeringai di hati
Bagiku, mendapatkan Kembang Bohlam Biru adalah masalah mudah. Lagi pula apapun bisa dilakukan ketika menggunakan Keluarga Duke Astra! Kekuatan finansial yang tidak akan pernah kering tidak peduli seberapa banyak yang kamu menggunakannya. Badan Intelijen yang tersebar di seluruh benua. Astra benar-benar keluarga yang mampu memetik bintang di langit.
Kakek menambahkan, "Bagikan kepada cucu-cucuku segera setelah kalian mendapatkannya. Aku perlu memeriksa efeknya"
"Ya. Itu bukan tanaman beracun, jadi tidak akan membahayakan"
Viscount Debussy melihat Conrad.
"Conrad. Hubungi Kantor Informasi dan beritahu mereka untuk menemukan Kembang Bohlam Biru"
"...ya"
Mata Conrad bergetar.
Tentu saja demikian. Itu adalah hal yang sangat ia inginkan bahkan ia sampai mengkhianati Tuannya sendiri.
Conrad keluar dengan ekspresi kaku.
Aku segera meletakkan buku sejarah itu. "Sekawrang saya lelah. Boleh saya pergwi?"
Viscount Debussy menoleh kepada Kakek seloah turut meminta izin.
Kakek mengangguk.
Aku membungkuk tanpa ragu dan dengan cepat mengejar Conrad. Dia tampak linglung.
"Conrad"
"Ah ya, Nona Muda"
Aku meraih ujung jaket Conrad dan berbisik, "Kalau Saya menewrima bohlamnyaa, Saya akan memberwikannya pada Conrad"
"....maaf?"
Aku sedikit mengangkat kedua tanganku dan melanjutkan, "kakak pelayan bilang adik Conrad sedang sakit. Butuh Kembang Bowhlam Biru"
"itu...kenapa anda memberi saya barang yang begitu berharga"
"Saya senang kalau Conrad bahaagia"
"....", Conrad menutupi wajahnya dengan satu tangan. Aku bisa melihat matanya bergetar diantara jari-jari panjangnya yang cantik.
Setelah menenangkan nafasnya yang gemetar, ia segera berlutut.
"Saya tidak akan pernah melupakan rahmat ini. Tidak akan pernah"
Matanya membara
Aku menepuk kepala Conrad.
'Bagus. Jangan lupakan itu'
***
Dan beberapa hari kemudian. Aku berjalan menyusuri lorong sambil bersenandung.
'Karena adik Conrad pulih!'
Seperti yang diharapkan dari Kantor Informasi Astra. Hanya dalam seminggu, Kembang Bohlam Biru diperoleh dengan mudah. Dan seperti yang dijanjikan, aku menyerahkan Kembang Bohlam Biru ke Conrad.
'Syukurlah semuanya berjalan dengan baik'
Sekarang aku tidak perlu khawatir tentang Kakek akan jatuh koma.
"Nona Muda", Conrad muncul dari kejauhan, "Ini sudah larut, anda mau kemana?"
"ke Kakek"
Urusanku untuk mengamati Conrad sudah berakhir, meskipun begitu aku masih berusaha keras berkeliaran dalam lingkup pandangan Kakek.
'tentu saja seseorang akan terikat ketika sering bertemu'
Membaca Bahasa Kuno akan berakhir suatu hari nanti. Itu sebabnya aku akan melakukan apapun. Aku harus dekat dengan Kakek untuk mempersiapkan waktu tersebut.
"Oh bagaimana ini. Duke baru saja keluar karena ada pertemuan mendesak dengan Tetua Bangsawan"
"begitu...."
"Dan juga lebih baik berhati-hati pada hari seperti ini"
Ahh.
Aku mengangguk.
Ketika Bulan Merah naik, Anugerah menjadi sangat lemah. Para Bangsawan yang sangat bergantung pada Anugerah pasti menjadi sensitif.
'Jadi ini hari yang berbahaya'
Conrad melihat sekeliling memastikan tidak ada seorang pun, ia berkata, "Jadwal Pendidikan Nona Muda telah ditetapkan"
"Pendidiikan?"
"Ketika Keturunan Langsung telah kembali dari pelatihan, anda akan menerima pendidikan bersama mereka. Isi kelasnya adalah...."
Kini Conrad mulai memberiku berbagai macam informasi. Sepertinya ia berpikir aku adalah penyelamatnya karena aku memberinya Kembang Bohlam Biru.
Aku sangat senang.
'Aku suka informasi seperti ini'
Di kalangan kelas atas, informasi adalah segalanya. Seperti yang diharapkan, memberikan Kembang Bohlam Biru pada Conrad adalah langkah yang tepat. Aku mendengarkan dengan seksama laporan yang diberikan Conrad.
"Nona Muda, Guru Kelas Berpedang agak ketat, sebaiknya anda bersiap"
"tapi akan bagus sekwali kalau Conrad mengajar"
Ia adalah pria kuat yang berhasil melemparkan serangan dadakan pada Kakek. Dan dia sangat ramah padaku.
Conrad tersenyum canggung. "Sangat disayangkan, tapi saya bukan ahli seni bela diri"
Apa?
"Saya tidak pernah belajar berpedang. Saya juga tidak pernah dilatih membunuh"
...apa yang dia bicarakan?
Lalu bagaimana dia melakukan serangan dadakan?
Pada saat itu, dibenakku rasanya melewatkan sesuatu.
'Mungkin saja ada lebih dari satu mata-mata'
Novel sialan ini!
Membabarkan seolah-olah Conrad melakukan serangan dadakan sendirian...!
'Tunggu dulu'
Dengan cepat aku menoleh dan memandang ke arah jendela.
Bulan Merah
Hari dimana Anugerah menjadi lemah.
Pertemuan antar Tetua yang dilakukan secara tiba-tiba.
'Ini adalah serangan mendadak'
Aku berbalik dan lari seperti orang gila
"Nona Muda? Nona Muda!"
Kakek dalam bahaya!
***
Duke Astra dikelilingi oleh penyerbu.
Sekelilingnya sudah berantakan karena jejak pertempuran.
Mayat tergeletak dimana-mana, tanah diwarnai oleh darah segar.
"Bajingan Monster ini..."
Marquiss Tollisso, dalang dari kejadian kali ini, menggertakkan giginya.
Bagaimana dia bisa sekuat ini bahkan pada hari Bulan Merah?
Beberapa tentara diremukkan oleh Duke Astra dan dilemparkan ke tanah.
'jika aku mundur dari sini, berakhirlah sudah'
Awal mulanya, itu adalah masalah yang mudah diselesaikan dengan menggaet Tangan Kanan Duke Astra. Setelah pembunuhan berencana, semuanya akan berakhir dengan Ajudannya didakwa melakukan kejahatan. Karena dia adalah Orang Kepercayaannya, dia akan tahu jadwal keseharian Duke, lalu melakukan tugasnya di Pertemuan Mendesak ini.
Namun ada yang salah. Adik dari bajingan itu entah bagaimana pulih.
'Bagaimana mungkin pejabat biasa dari keluarga Bangsawan mendapatkan Kembang Bohlam Biru!!'
Apapun yang terjadi dia harus membunuh Duke Astra hari ini.
Marquiss Tollisso melangkah mundur dari Duke ke belakang tentara-tentara, lalu memerintah. "Serang!! Bunuh dia? Ackk!"
Marquis Tollisso berteriak.
Mata semua orang tertuju pada Marquis Tolliso.
Tidak, lebih tepatnya-
kepada anak kecil yang melompat dari tebing rendah dan mendarat di punggung Marquis
"jangan gangguu kakek...! kamu orang jahwat...!"
Anak kecil itu menduduki punggung Marquis Tollisso dan menarik akar rambutnya yang rapuh.
"....Elliotte?"
Duke memanggil dengan nada yang bingung
"...Kenapa kamu ada disini?"
"Siapapun lepaskan ini?! Aack!!"
Marquis Tollisso yang penakut berada jauh dibelakang para tentaranya.
Karena berada diluar jangkauan, seorang tentara melemparkan belati ke arah Elliotte.
Pada saat itu.
Dentang-!
Seorang ksatria yang memakai jubah berukirkan pola keluarga Astra memblokir belati terbang.
"Yang Mulia apakah anda baik-baik saja?!"
Suara yang familiar terdengar dari atas tebing.
Itu adalah Conrad.
Ditengah Elliotte mencabut-cabut rambut Marquis Tollisso, Duke tersadar.
'Apakah Dia bodoh. Mengapa Dia turun tangan sendiri?'