Mita hnaya terdiam saja saat Bibi Ica menayakan nama dari bayi yang akan lahir nanti. Karena Mita juga masih mencari nama yang cocok untuk bayi kecil yang akan menjadi keluarga Mita.
"Aku juga sedang mencari bibi namanya. Tapi masih belum ada yang bagur,"kata Mita sambil berpikir.
"Apa perli bibi bantu mencarikan nama untuk bayi kamu,"kata bibi Ica. Mita hnaya tersenyum saja. Tapi dalam harinya Mita masih berpikir jika anak ini laki-laki apa cocok aku beri nama Morgan. Tapi jika anak ini perempuan aku beri dia nama Melati.
Bibi Ica yang melihat Mita yang tersenyum hanya bisa menebak kalau Mita sudah menemukan nama untuk calon bayinya yang akan lahir. Seningga Bibi Ica tidak bertanya lagi dengan melihat wajah yang berseri yang dipancarkan oleh Mita Waktu terus berjalan dimana sore berganti malam. Mita yang kembali ke kamarnya hendak untuk beristirahat.Merasakan sakit di perutnya dimana dia mencoba untu mencari tempat untuk dia duduk. Tapi Mita tidak melihatnya sehingga Mita berpikir untuk meminta seorang untuk mengantarkannya ke ruang dokter Rendra.
"Mita apa yang sedang kamu lalukan,"ucap Rendra yang saat itu hendak pergi. Tapi melihat Mita yang terlihat sakit. Rendra yang berjalan mendekat dan melihat sebuah cairan yang dibawah tubuh Mita.
"Mita apa akamu mau lahiran,"kata Rendra yang segera membantu Mita dan membawa ke ruang persalinan. Dimana Rendra yang saat itu menuju ruang persalinan bertemu dengan bibi Ica.
"Rendra apa yang terjadi dengan Mita,"kata bibi Ica.
"Mita ingin melahikan bib, bantu aku melaukan persalinan air ketumpar milik Mita sudha pecah,"kata Rendra.
Bibi Ica segera membantu Mita masuk ke dalam ruang persalinan. Dimana Rendra dan bibi Ica membantu Mita. Proses persalinan yang cukup lama dan memakan waktu yang panjang. Dimana Mita sedang berusaha melahirkan anak bayinya dengan selamat.
Waktu terus berjalan sampai akhirnya Mita mendengar suara tangisan bayi. Yang membuat Mita merasa senang dan bahagia. Di saat dirinya lelah dengan proses persalinan yang panjang. Mita akhirnya bisa mendengar suara tangisan kecil.
"Selama ya Mita, bayi kamu laki-laki dan dia sangat sehat dan tampan,"kata bibi Ica.
"Dia laki-laki,"kata Mita yang bersuara kecil karena lelah.
"Iya dan kamu sudah menyiapkan nama untuk bayi laki-laki kamu Mita,"kata Bibi Ica.
"Morgan aku memberinama dia Morgan,"kata Mita yang ingin melihat anaknya. Bibi Ica yang segera memberikan bayi itu kepada Mita. Dimana Mita melihat wajah anak itu sedikit ada kemiripan dengan Bram. Yang membuat Mita sangat sedih, tapi kembali melihat Morgan yang ada disampingnya dia hanya akan mengingat nama Morgan saja.
"Morgan anakku, jadilah anak yang baik, dan bertangung jawab ya, Jangan seperti ayah kamu yang membuang kita. Jadilah anak yang baik dan pintar,"kata Mita yang mencium kening Morgan yang masih kecil.
"Mita nama itu sangat bagus dia akan menjadi anak yang suskses nantinya,"kata Rendra.
"Terima kasih dokter Rendra dan Bibi Ica,"kata Mita yang sangat senang. Tapi karena terlalu lelah dan Morgan kecil yang sudah disusui oleh Mita. Mita bisa beristirahat dimana bibi Ica membawanya ke ruang lain. Di sela Morgan kecil telah dibawah Rendra yang sebagai dokternya bertanya kepada Mita.
"Mita apa kamu sangsup untuk melaukan operasi soal penyakit kamu ini atau kamu akan diamkan saja,"kata Rendra.
"Penyakit dingin akibat air laut ya dok,"kata Mita yang terdiam untuk sesaat.
"Aku sarankan saja kamu melakukan operasi ini. Tapi karea kamu masih proses menyusuki, aku hanya bisa memberikan obat rasa sakit saja. Apa kamu tidak masalah Mita?,"kata Rendra.
"Itu juga bagus Dokter Rendra. Karena sekarang lebih baik aku membesarkan Morgan Kecil yang masih membutuhkan asih dariku. Tapi apa obat yang aku konsumsi tidak akan membahayakan bayiku dokter,"ucap MIta.
"Itu tidak akan membahayakan bayi kamu dan kamu sendiri. Tapi melihat kamu sudah lelah sebaiknya kamu istirahat saja dulu. Kita bisa melanjutkan besok kembali pembicaraannya,"kata Rendra.
Mita yang melihat Dokter Rendra yang berjalan keluar hanya ada kesunyian yang dirasakan oleh Mita didalam ruang persalian. Sampai akhirnya perawat datang memindahkan Mita ke ruang pasien. Di perjalanan menuju ruang pasian Mita tertidur lelap. Karena lalah sehabis melahirkan yang penuh resiko tapi setelah mendengar Morgan kecil Mita merasa senang.
Waktu beristirahat telah berlalu dan masa kerja Mita yang sudah habis juga membua Mita pergi dari pulau. Dengan hasil uang yang dikumpulkan oleh Mita selama satu tahun ini.
"Apa kamu yakin Mita ingin pergi dair pulau,"ucap teman sekamar Mita.
"Iya Mita apa tidak bisa kamu tinggal disini saja,"kata teman yang lain.
"Kalian tidak bisa memaksa MIta, ini adalah kehendak dia untuk pegri dari pulau bukan,"kata bibi Ica.
"Maafkan aku yang teman-teman. Tapi aku ingin menjalani kehidupan biasa saja dan membesarkan Morgan kecil. Aku sangat senang kalian mau menjaga saya selama ini. Jika kalian datang ke negara B datanglah ke tempatku,"kata Mita yang tersenyum.
Setelah berpamitan Mita pergi dengan diantarkan oleh tuan muda. Karena waktu yang Mita pergi bertepatan dengan Ales juga harus kembali.
"Apa kamu yakin tidak ingin melanjutkan kontranya Mita,"kata Alex.
"Iya tuan. Saya merasa semua ini sudah cukup bagi saya. Saya mau memulai bisnis kecilan sambil menjaga Morgan kecil,"kata Mita yang melihat Morgan Kecil.
"Jika itu mau kamu aku tidak bisa memaksa. tapi jika kamu ada masalah kamu bisa menghubungi kami,"kata Alex.
"Baik tuan,"kata Mita yang merasa senang dengan pertolongan Alex. Di perjalanan Mita yang masih menggendong Morgan sambil menuggu pesawat turun. Tapi di saat yang sama Alex yang melihat Mita seperti kelelahan. Alex yang juga melihat Morgan yang menatapnya sangat ingin menggendongnya.
"Mita apa aku boleh menggendong anak kamu sebentar,"kata Alex yang ingin menyentuhnya. Mita yang melihat ke arah Alex dimana Mita merasa kalau Ales ingin menyentuh anaknya. Sehingga Mita mengizinkan Alex untuk menggendongnya.
"Tentu saja boleh tuan muda,"kata Mita yang mengulurkan bayinya. Dimana Alex yang dengan hati-hati menggendong dan bermain dengan Morgan. Mita yang melihat dari sorotan mata Alex seperti ayah yang menyangi anaknya sendri.
"Mita bagaimana jika aku menjadi ayah angkatnya saja,"kata ALex yang tiba-tiba. Mita yang mendengarnya merasa kaget dengan apa yang dikatakan oleh Alex."Apa yang anda katakan tuan,"ucap Mita yang sedikit tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari Alex.