Mita dan Alex yang ada diluar ke datangan Elsa yang ingin memberitahukan kalau cafe sedang diserang."Nona...nona Mita cafe,"ucap Elsa. Mita dan Alex yang mendengarnya melihat ke arah Elsa yang terlhat tegang.
"Elsa ada apa dengan kamu,"ucap Mita yang berjalan pelan ke arahnya.
"Nona Mita Cafe,"kata Elsa. Mita yang tidak tahu apa yang dibicarakan Elsa tentang Cafe. Tapi melihat Elsa yang takut, gelisah membuat Mita mendekat.
"BIcaralah pelan-pelan agar aku tahu maksud dari perkataan kamu,"ucap Mita sambil menenangkan Elsa.
"Maaf Nona Mita,"ucap Elsa yang mencoba tenang dan menghirup nafsa dalam-dalam dan kemudian dia keluarkan. Setelah sudah mulai tenang Elsa berkata apa yang sudah terjadi dengan Cafenya.
"Nona Cafe di serang oleh preman mereka menghancurkan semua prabotan dan meja membuat para tamu semua pergi. Preman itu masih ada di Cafe,"kata Elsa menjelaskan.
"Baiklah aku akan kesana. Tuan muda saya meminta tolong titip Morgan ya. Saya ingin melihat para preman itu dulu,"kata Mita.
"Ayo Elsa kita lihat siapa yang sudah mengganggu cafeku,"ucap Mita yang sedikitpun tidak gentar.
"Tunggu dulu Mita, biar aku ikut dengan kamu. Elsa kamu jaga Morgan disini,"kata Alex.
"Tapi tuan muda,"ucap Elsa yang melihat ke arah Mita.
"Tuan muda tetap disini saja.Saya bisa menyelesaikan masalah saya sendiri, hanya preman jalanan apa bisa membuat aku takut dengan mereka. AKu juga pernah bertemu dengan seorang yang lebih berbahaya dari preman itu,"kata Mita yang melihat dengan tajam.
Alex yang melihat kepercayaan Mita hanya bisa terdiam saja."Baiklah kamu boleh pergi. Tapi jika kamu tidak bisa menyelesaikannya kamu bisa meminta bantuanku. Aku akan tetap disini,"kata Alex.
Mita yang bersama dengan Elsa segera pergi ke Cafe. Di rumah Mita Alex, Morgan dan sekertaris Alex hanya bisa melihat dari layar saja."Apa perlu saya pantau mereka dari jauh tuan muda,"kata sekertaris. Karena Sekertaris melihat tuan muda terlihat sedikit khawatir dengan Mita.
Tanpa berkata apa-apa sekertarisnya mulau membuka layar laptopnya dan melihat dari cctv yang ada di cafe. Alex yang melihat dari layar bersama dengan sekertarsinys.
Di tempat Mita yang sudah sampai di Cafe meju kedepan."Kalian siapa mengganggu cafeku,"ucap Mita yang biasa.
"Jadi itu kamu pemiliknya, kamu tahu tidak jika kamu ingin membangun bisnis di sini harus bayar pajak,"kata preman.
"Bayar pajak untuk apa. AKu tidak ada kewajiban untuk membayar preman seperti kalian,"kata Mita yang berjalan. Disamping Mita yang ada tongkat sapu dia ambil.
"Aku peringatkan kepada kalian semua. jika masih saja tidak pergi dari sini. Jangan salahku untuk membawa kalian ke kantor polisi ya,"kata Mita yang melihat mereka dengan tatapan tajam.
Tapi para preman tidak percaya dengan ucapan Mita yang dilontarkan. Karena mereka menganggap ucapan Mita itu hanya gertakan kecil saja. "Kamu mau mengusir kita, berikan dulu uangnya kepada kami. Baru kita bisa pergi,"kata preman.
"Minta uang ya,"kata Mita. Yang mencoba menahan amarahnya tapi di belakang ada Satya dan Surya yang juga siap untuk beraksi menuggu aba-aba saja. Mita yang tersenyum melihat mereka berkata,"Kuburan kalian ada di laut ya."
Satya dan Surya yang mendengar itu mengambil tonkat di belakang dan siap membantu Mita. Setelah semua persiapan selesai Mita yang melangkah ke depan tepat disamping preman itu dia berbisik.
"Kamu harus tahu tempat kamu sebenarnya,"bisik Mita yang dengan cepat dia meukul kepalanya dan punggung preman disampingnya. Sementara preman yang melihat tidak terima maju untuk melawan tapi Satya dan Surya yang ada di tempat yang berbeda kanan dan kiri. Siap untuk melawan mereka hanya ada dari pintu masuk preman lain datang ke tempat Mita.
"Kamu berani juga melawan kami, minta dihajar kamu,"ucap preman yang baru saja masuk.
"Kalian minta di hajar,"kata Mita yang dengan cepat melangkah kedepan dan memulai pergerakan membuat preman yang hendak masuk mundur.
"Bukan tadi kamu ingin mencoba untuk menghajarku tapi kenapa kalian lemah sekali,"kata Mita yang tajam.
"Habat...hebat tidak aku sangka ada wanita yang bisa melawan preman dengan jumlah banyak ini,"kata ketua preman yang baru saja tutun dari montornya. Ketua preman itu yang berjalan mendekat ke arah Mita.
"Kamu tahu tidak kami datang ke sini karena dibayar. Jadi jangan salahkan kami,"ucap ketua preman yang dengan diam-diam hendak menusukn pisau ke perut Mita. Tapi Mita yang sudah tahu renacana ketua preman bisa menghentikan pisau yang datang ke arahnya.
"Apa kamu kira hanya kalian saja yang bisa membunuh karena uang,"kata MIta yang dengan satu tangan saja mengangakt ketua preman dan melempar membuat preman terjatuh didepan Mita.
Tangan ketua preman yang ada pisaunya masih dipegang oleh Mita."Kamu ingin membunuhku jangan harap,"kata Mita yang dengan kuat mematahkan tangan dari preman yang memegang pisau.
Tapi dari arah lain datang anak buahnya yang hendak menolong ketua preman. tapi Mita yang dengan tajam mengganti senjatanya dengan selang yang ada ditaman. Mita memutar selang itu dan dia hempaskan ke arah preman yang datang. Dengan posisi kaki masih menginjak tubuh ketau preman.
Mita duduk jongkok dan berkata,"Jangan harap kamu bisa lepas dari tanah ini. tapi apa kalian tidak mencari tahu lebih dulu siapa yang kalian hadapi."
Mita yang melihat bawahan preman yang masih datang menyerang Mita. Satya dan Surya yang sudah selesai di dalam membantu dengan cepat keluar dari cafe dan mulai menghadang preman yang datang menuju ke tempat Mita.
"Nona anda baik-baik saja,"ucap Satya.
"AKu baik saja. Tapi kalian apa tidak terluka, disana masih banyak loh,"kata Mita.
"Kalau banyak apa ada masalah,"kata Surya yang merenggangkan tubuhnya siap untuk ronde kedua. Satya yang juga ikut maju menikmati pertarungan itu.
Mita duduk di atas ketua preman."Apa kamu masih hidup,"ucap Mita yang mengambil pisau yang akan melukai dirinya. Mita yang bermain dengan pisau itu mengarahkan ke wajah ketua preman.
"Ayo kita mulai dengan satu pertanyaan?,"kata Mita.
"Aku tidak akan menjawabnya. Kamu kira aku sudah kalah dari kamu,"kata ketua preman.
"Jadi kamu masih belum kalah. Baiklah aku tidak akan bertanya lagi, tapi siapa yang menyuruh kamu,"kata Mita. Ketua preman itu tidak mau menganggu tapi malah meludah di depan Mita. Mita yang melihat sikap ketua preman yang angguh itu hanya bisa memberikan sedikit luka di leher.
"Kamu ini ternyata ingin mati ya,"ucap Mita yang dengan wajah dinginnya.