"Aku mau balik ke kemar dulu, Nian.... apa kau ingin bareng?. "
Aku menolak ajakan Tohru, karena masih ada sesuatu yang harus ku kerjakan malam ini. Setelah Tohru pergi, disusul oleh Yuzure, yang tersisa di ruang makan sekarang hanya aku dan Himari.
"Jadi apa yang ingin kau lakukan malam ini?. " kata Himari sambil menaruh kembali sendok dan garpu disamping piring.
"Apa kau mau ikut?. "
"Aku tidak mau jika hanya jalan jalan, itu sangat membosankan.. " ucapnya sambil menyeka sisa makanan di mulutnya dengan serbet.
"Yasudah.... kalau begitu aku pergi dulu. "
Aku berjalan keluar kastil sambil melambaikan tangan kanan ku pada Himari. Aku pergi mengelilingi kota, berharap menemukan sisa informasi pergerakan yang dilakukan Selle selama dia berada disini.
Saat aku sampai di sebuah gang buntu di pinggir kota, aku menemukan sebuah coretan aneh di lantai. Aku pun mendekati coretan itu untuk memeriksa, coretan itu memiliki bentuk lingkaran dengan simbol bintang di tengah nya.
Aku berjongkok, lalu menaruh tangan ku diatas tanda itu untuk menemukan siapa yang telah menaruhnya disini.
Saat tangan ku bersentuhan dengan tanda itu, aku mengalami sebuah flashback tentang seseorang mengenakan jubah dan juga sebuah topeng memasang tanda ini di sudut kota sebelum penyerangan hari ini terjadi.
"Siapa dia.... apakah dia anak buah Selle?. "
Setelah itu aku melihat orang itu berjalan ke atas bukit dekat kerajaan dan hanya diam disana selama penyerangan terjadi.
"Kenapa dia menunggu, apa dia menunggu buku itu... "
Sehabis mendapatkan flashback itu, aku pun menyimpulkan jika Selle bukan bekerja sendiri melainkan berada di bawah perintah dari orang lain.
setelah selesai mendapat informasi dari itu, aku melanjutkan berjalan jalan di sekitar kota. Setelah sekitar setengah jam berjalan dan tidak menemukan apa apa lagi, aku memutuskan untuk mengunjungi ruangan Arda, aku ingin bahwa malam sebelum nya dia berbicara dengan seseorang.
Aku pun kembali masuk kedalam kastil dan pergi langsung menuju ruangan Arda. Di dalam sana terlihat sebuah ruangan dengan kertas dokumen yang berserakan di mana mana.
Aku pun mulai mencari sepotong petunjuk diantar tumpukan dokumen itu, sampai aku menemukan sebuah surat yang tidak ada nama pengiriman nya.
"Apa ini.... "
Saat aku melihat kedalam, surat itu sudah kosong. Sepertinya isinya sudah di buang oleh Arda sebelumnya.
Hari pun mulai semakin larut, selain surat itu, aku tidak menemukan apapun di ruangan Arda. Karena tubuhku sudah mulai lelah, karena besok aku akan menjalani latihan dengan Yuzure aku memutuskan untuk mengakhiri pencarian hari ini dan kembali ke kamar untuk tidur.
***
Di tengah kesunyian malam, terlihat dia orang sedang berlari di lebatnya hutan mencoba kabur dari sekumpulan orang yang berlari mengejar mereka.
Duakkk....
Salah satu orang itu tersandung batang kayu dan membuat kakinya terkilir.
Orang yang terjatuh itu melemparkan sesuatu kepada orang yang satu lagi.
"Pergilah, jangan sampai mereka mendapatkan nya." Orang itu perlahan berdiri dan mengeluarkan pedang dari pinggang nya.
"Aku akan menahan mereka... "
Walau dengan berat hati, akhirnya dia meninggalkan temannya dan berlari sekuat tenaga. Dari kejauhan dia bisa mendengar suara temannya yang sedang dibantai oleh orang orang itu.
Dengan air mata menetes dari wajahnya, dia terus berlari tanpa menengok ke belakang lagi.