Kami memulai pertarungan ini dengan saling melemparkan serangan sihir pada satu sama lain.
Aku menempelkan tangan ku ke tanah.
"Ice spikes.. "
Kemudian muncul pilar pilar es dengan ujung yang tajam bergerak kearah Arda, dengan santai dia menghindari itu sambil bermanuver diantara.
Sambil menghindari serangan ku, dia mengeluarkan sihir api dari tangannya lalu menembakan semburan api yang dasyat kearahku.
Aku pun bertahan dengan menciptakan dinding es di hadapan ku, sebuah kabut pun tercipta saat kedua serangan itu saling bertabrakan membuat jarak pandangku menjadi terbatas.
Mengambil kesempatan itu, Arda berpindah tempat ke sebelah kanan ku lalu menyerang dengan gabungan tebasan dan tusukan dari pedang nya.
Aku pun melompat ke samping, sambil menahan beberapa serangan nya walaupun serangan pertama nya berhasil melukai pundak kanan ku.
Saat masih beradu pedang, aku mengambil kesempatan saat serangan Arda mengarah ke bagian atas tubuhku, aku menunduk lalu mengayunkan pedang kearah kaki nya.
Serangan itu berhasil dan mengenai kakinya sampai membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh. Aku pun mengalirkan sihir api ke tangan ku lalu meninju tanah di depan ku.
"Fire flare."
Sebuah semburan api mencuat keluar dari tanah dengan Arda di atasnya. Aku melihat serangan itu kena telak, tapi pada saat api itu perlahan menghilang, Arda sudah berdiri tanpa terluka sama sekali, bahkan luka di kakinya sudah pulih.
Dia pun melancarkan pukulan yang cukup keras padaku, aku berhasil menahan nya dengan pedang ku, kami saling beradu serangan, tapi karena kekuatan Arda yang lebih kuat, aku pun terpental menabrak dinding sampai retak.
Darah keluar dari mulutku.
"Apakah ini kekuatan orang pilihan dari crimson mask?, menyedihkan sekali. " kata Arda masih dengan suara nya yang berat.
Aku pun berdiri dengan bantuan pedang di tangan ku. Sekali lagi, aku berlari dan melancarkan serangan ku pada Arda, tapi dia menangkap pedang ku dengan mudah.
"Kau ini bodoh atau bagaimana?. " Setelah itu dia kembali melancarkan tendangan kearah perutku dan membuat ku kembali terbang menabrak dinding.
Setelah serangan itu, aku hanya terduduk lemas diantar reruntuhan dinding yang hancur. Sedangkan Arda perlahan berjalan mendekati ku.
Dia pun mengangkat pedang nya bersiap melancarkan serangan terakhir. Sedangkan aku masih terduduk lemas tidak bergerak.
"Dengan ini.... matilah."
Aku membuka mata lalu dengan kecepatan kilat memenggal kepala Arda yang sedang lengan.
"A... apa... " kemudian kepala terjatuh ke lantai diikuti dengan tubuhnya, aku pun kembali menyarungkan pedang ku.
"Itu lah yang kau dapat jika tidak waspada. "
Kemudian Himari dan Yuzure menghampiri ku.
"Ahhh.... bosan sekali.... " kata Himari sambil melemparkan tubuh musuhnya ke belakang. Sedangkan Yuzure terlihat tenang dan kembali menyarungkan pedang nya.
"Bagaimana Arda, apa kau berhasil menghentikan nya?. " tanya Yuzure padaku, aku lalu menunjukkan tubuh Arda yang bersimbah darah tanpa kepala.
"Jadi begitu ya..."
"Hahahaha.... kau pintar juga, bisa membuat lengah begitu. "
Mendengar perkataan itu, kami melihat kearah mayat Arda, rupanya kapalanya masih berbicara.
"K.. kenapa kau masih hidup... " kata Yuzure yang terkejut melihat orang yang sudah terpenggal tapi masih bisa berbicara.
"Oh kau maksud orang ini?, dia hanya orang tak berguna akan kutunjukkan wujud asliku pada kalian. "
Setelah itu asap hitam keluar dari mulut Arda dan membentuk sebuah wanita dengan tanduk ibilis ,gaun biru, berambut silver pendek, dan menggunakan sabit sebagai senjatanya.
"Selle.... "
"Halo Himari, lama tidak bertemu... "
"Kenapa kau ada disini, bukannya sudah kuperintahkan untuk tidak mengganggu dunia ini lagi?. "
"Aku tidak menerima perintah dari mu lagi, lagi pula aku adalah pemimpin kerjaan iblis sekarang. "
"A... apa.... bukankah anakku yang mengambil alih kerajaan iblis. "
"Oh... si lemah itu, dia sudah lama kusingkirkan."
"APAA!!!.. " Amarah tercemin celah di wajah Himari, aura merah gelap mulai menyelimuti tubuhnya.
"Hahaha.... kau masi tempramen seperti dulu ya... "
Tanpa basa basi, Himari langsung melesat maju dan melancarkan tinju nya kearah Selle, tapi Selle tiba-tiba berubah menjadi sebuah asap biru dan kembali menghilang.
"Kalau kau ingin hentikan aku, datanglah saja ke kerajaan iblis. " kata sele dengan suara yang menggema di ruangan itu.
"Sialan.... dia kabur.... " Himari mengepalkan tangannya dengan penuh amarah, lalu meninju dinding di dekat nya sampai hancur.