Aku berdiri di samping Yuzure, bersiap untuk bertarung melawan Arda dan anak buahnya.
Sambil mengacungkan pedang, aku mengejek Arda mencoba untuk memprovokasi nya.
"Kau tahu, kau itu terlalu bodoh. Kenapa bisa menjadi kapten, dan juga dari pertama melihatmu aku sudah tidak suka padamu, dasar kucing lemah. "
Arda terlihat marah sambil menggeretakan giginya.
"Kucing katamu?..., KALI BEGITU AKAN KUTUNJUKKAN BAGAIMANA KUCING INI AKAN MEMBUNUHMU!!. " sebuah aura berwarna merah mulai mengelilingi Arda.
"Ara.... kau gampang sekali emosi ya.... " kata Himari yang sudah berdiri di depan pintu masuk ruang tahta.
"Kau lama sekali... "
"Hahaha.... mereka banyak sekali, yah walaupun mereka semua lemah sih. Aku sedikit bermain main dengan mereka, eh malah kebablasan" kata Himari dengan tertawa, lalu dia melemparkan sebuah kepala bersimbah darah kepada Arda.
"Apakah ini anak buah terbaikmu?. Bahkan dia pun menangis dan memohon. "
****
Di malam sebelum nya, aku kembali menemui Himari dan menceritakan rencana Arda. Dia mendengar semua nya sambil bermain sebuah permainan papan.
"Terus... mau kau apakan dia?. "
"Aku ingin menjebak nya, tapi aku perlu bantuan mu... "
Ctakkk.... Himari meletakkan sebuah pion dengan keras.
"Apa itu?. "
"Karena aku punya dugaan jika Arda memiliki lebih banyak pasukan di belakang nya, aku ingin kau untuk menemukan dan membereskan mereka semua. "
"Jadi kau ingin aku membunuh mereka?. "
Aku mengangguk.
Dengan sedikit menghela nafas, Himari pun berdiri dan mengambil sebilah pedang yang berada di belakang nya.
"Karena aku tidak mau dihukum lagi, aku akan menurutimu, tapi kupinjam dulu ya pedang ini. "
***
"Nih tangkap, aku kembalikan."
Himari melemparkan pedang kearah ku, aku berhasil menangkap nya. Saat ku keluarkan dari sarung pedang nya, darah terlihat menetes dari bilah pedang.
"Hey, kalau mau dikembalikan di bersihkan dulu dong. "
"Merepotkan."
Melihat teman mereka yang sudah dibunuh, anak buah Arda pun menjadi sedikit ciut. Walaupun begitu mereka masih ingin bertarung.
"Hei aku sisakan kroco ini pada kalian ya, aku ada urusan dengan kucing ini. "
Yuzure dan Himari mengangguk, pertarungan pun dimulai. Aku akan bertarung melawan Arda, sedangkan mereka mengurus anak buahnya.
Arda menerjang maju kearah ku, siap menyerang dengan pedang nya. Dia melancarkan serangan dari pedang nya yang membentuk seperti naga kearah ku, aku berhasil menahannya, tapi serangan itu membuat ku terpental mundur sampai menembus dinding.
Aku pun segera berdiri dari reruntuhan, Arda pun berjalan pelan kearah ku.
"Cuma segini?."
Aku lalu melesat memberikan serangan kejutan padanya, dengan mudah ditangkisnya. Aku pun melancarkan serangan terus menerus, kami berdua saling bertukar serangan, walaupun terlihat seimbang tapi serangan Arda lebih unggul karena beberapa serangan balasan nya berhasil mengenai ku.
Dalam moment intens itu, Arda kembali mencoba memprovokasi ku. Dengan senyum sinis dia berkata.
"Ayolah... masak tidak bisa melukai kucing ini. "
Aku menambah kecepatan serangan ku, membalikan keadaan dan membuat Arda kewalahan.
"Berhati hatilah jika meminta sesuatu. "
Arda hanya diam sambil menahan serangan demi serangan dari ku. Tiba-tiba Arda mengeluarkan sebuah hembusan angin kencang yang membuat ku terpental menghentikan serangan ku.
Aura yang mengelilingi Arda mulai berubah menjadi hitam pekat, matanya menghitam, tanduk keluar dari kepalanya.
"Jadi, orang ini memang tidak berguna ya... kalau begitu aku yang akan mengambil alih dari sini. " Kata Arda dengan suara yang lebih berat dari sebelumnya seakan ada orang lain yang berada di dalam tubuhnya.
Aku memasang kuda kuda bersiap untuk pertarungan ini.