Aku dan Tohru memutuskan untuk pergi menuju Kerajaan Beastman terlebih dahulu karena letaknya lebih dekat daripada Kerajaan Iblis. Sebelum berangkat, aku meminta petunjuk arah kepada Lily. Dia memberikan sebuah peta padaku, setelah itu aku berpamitan pada Yukka dan segera berangkat. Anastasia dan Aurora sudah lebih dulu pergi, sedangkan aku ingin mengunjungi kembali desa di tengah hutan untuk memberikan seikat bunga sebagai tanda selamat tinggal.
Sesampainya di desa tersebut, aku meletakkan bunga itu di depan pintu masuk desa sambil berkata, "Maaf, aku tidak bisa menyelamatkan kalian, semoga kalian memaafkan aku di alam sana."
Kemudian, kami berangkat menuju Kerajaan Beastman. Menurut peta, hanya dibutuhkan waktu 1 hari untuk sampai di sana. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk berlari demi menghemat waktu. Dengan peningkatan fisik yang aku miliki, aku yakin bisa sampai di sana sebelum malam. Sementara itu, Tohru sebagai seekor wyvern tentu saja memiliki tenaga untuk berlari.
Kami sampai pada malam hari dan melihat sebuah kastil besar yang dikelilingi rumah-rumah penduduk. Kastil tersebut dikelilingi oleh tembok besar dan sebuah gerbang yang dijaga oleh prajurit.
"Jadi ini Kerajaan Beastman?" tanyaku.
"Iya, di sini adalah wilayah di mana penduduknya memiliki fisik perpaduan antara manusia dan hewan. Ada juga yang fisiknya didominasi manusia dan juga sebaliknya," jawab Tohru.
"Kalau begitu, ayo masuk," ajakku.
Saat akan memasuki gerbang, aku melihat seorang pria dengan telinga serigala dan rambut hitam yang memanjang ke bawah sedang memberikan arahan pada prajurit di sana.
"Kalian harus menjaga kerajaan kita dengan nyawa kalian, semua pendatang luar tidak diizinkan masuk. Mengerti?" ucapnya.
"Siap kapten," jawab prajurit itu serentak, kemudian mereka membubarkan diri dan kembali ke pos masing-masing.
Aku pun mendekati pria itu untuk berbicara.
"Permisi, kami dari-" ucapku, namun belum sempat kuselesaikan ucapan, sebuah bilah pedang sudah berada di leherku. Namun, dengan sigap, Tohru juga mengacungkan pedangnya pada pria itu.
Para penjaga yang berada di sekitar mengeluarkan senjata dan membuat lingkaran mengelilingi kami.
"Siapa kalian? Mau apa kalian kemari?" tanya pria itu.
"Turunkan pedangmu terlebih dahulu, baru kita bicara," pinta Tohru.
"Sebutkan siapa dirimu dan tujuanmu atau kalian berdua akan mati di sini," ancam pria itu.
Karena sulit diajak berbicara, akhirnya aku mengambil tas dan mengeluarkan surat resmi dari Lily. Dengan tetap mengacungkan pedang padaku, dia mengambil surat itu dan mulai membacanya. Setelah selesai, dia malah membakar surat itu sampai menjadi abu.
"Kau tidak bisa membohongi ku dasar iblis," ancamnya tanpa alasan yang jelas.
"Aku bukan-" perkataanku lagi-lagi terpotong karena tiba-tiba pria itu menyerangku.
Tohru berhasil menghalau serangannya dengan mudah, namun prajurit yang mengelilingi kami mulai menyerang.
"Jangan biarkan mereka lolos, tangkap mereka!" perintah pria itu.
Sementara Tohru menahan pria itu, aku menyingkirkan para prajurit.
Mereka mengayunkan serangan demi serangan, tapi dengan santai aku menghindarinya. Kemudian, aku menghajar mereka semua sampai tak ada satupun yang berdiri.
"Kau! Beraninya!" bentak pria itu.
"Tenanglah dulu, ini tidak seperti yang kau lihat," kataku mencoba menenangkan situasi.
Tanpa mendengarkan perkataanku, pria itu memasang kuda-kuda bersiap untuk bertarung dengan kami. Namun, sebelum dia melancarkan serangan pertamanya, pundaknya di tepuk oleh seseorang.
"Cukup, Arda," ucap wanita dengan perawakan tinggi, rambut biru malam, mata biru, dan memiliki taring.
"Pertemuan yang tidak biasa dengan orang kepercayaan ratu kita," kata wanita itu kepada kami.
"Aku dan Tohru ingin menyelidiki sebuah kejanggalan menyangkut Kerajaan Elf. Aku memiliki surat resmi dari Ratu Lily, namun orang di sana sudah membakarnya," jelas aku.
Wanita itu melirik ke Arda, yang hanya terdiam sambil membantu anak buahnya.
"Kalau begitu, silahkan masuk. Aku sebagai Ratu Kerajaan Beastman, Ratu Yuzure, menyambut kedatangan kalian."