Tak lama kemudian semua hidangan telah disajikan, Ling Yao meletakkan sashimi membentuk bukit kecil ke meja Ling Chu, dia berkata dengan nada penuh kasih sayang.
"Xiao Chu, Kakak sudah memesankan hidangan favoritmu. Cepat makanlah"
"Terima kasih Kak tapi perutku tidak nyaman, aku ingin makanan berkuah" keluh Ling Chu berpura-pura mengelus perutnya.
"Tukar saja dengan makanan Xiao Chen, hari ini dia memesan satu set ramen katsu" kata Jiang Shu menunjuk mangkuk Guo Chen.
Ling Chu menatap Guo Chen penuh harap, ramen katsu salah satu makanan favoritnya. Guo Chen tersenyum lembut memiringkan sedikit kepalanya seolah bertanya pada Ling Chu, 'Kau menginginkannya?'
Ling Chu dengan cepat mengangguk seperti ayam mematuk beras. Wajah kecil itu menunjukkan antusias besar pada Guo Chen. Semua yang memandang kelucuan Ling Chu tidak tahan ingin mencubit pipinya.
Ling Yao kesal pada Ling Chu yang menarik perhatian semua orang. Dia hanya bisa tetap tenang menahan cemberut di wajahnya.
Ling Yao tidak ingin merusak citra murni dan anggun yang susah payah dia bangun.
Xie Ran melihat kelainan Ling Yao, dia tersenyum kecut dan tangannya sedikit gemetar saat memegang gelas. Xie Ran yang khawatir menepuk pundak Ling Yao, "Yao Yao, ada apa?"
Ling Yao tersenyum kecut menutupi pipinya seperti menahan malu, dia berbisik pada Xie Ran "Aku ceroboh tidak tahu kalau Xiao Chu sakit. Orang tuaku pasti akan mengomeliku lagi"
Xie Ran mengerut alis dengan heran, Ling Yao sering cerita mengenai ketidakadilan dalam keluarga Ling dimana orang tuanya menyayangi Ling Chu bahkan ayah kandungnya lebih memperhatikan adik tirinya.
"Jangan dipikirkan, ini bukan salahmu" bisik Xie Ran membela Ling Yao, dia mencoba memberi kenyamanan pada sahabatnya.
Ling Chu tidak memperhatikan drama yang Ling Yao lakukan, dia hanya fokus pada ramen yang diletakkan Guo Chen di hadapannya.
Dia bersyukur Guo Chen dengan mudah memberi ramen itu, Ling Chu dalam mood baik mengucapkan terima kasih dengan nada manis dan senyuman yang memikat hati, "Terima kasih Kakak Chen"
"Haa~ Xiao Chu, kamu benar-benar imut" Kata Jiang Shu mencubit lembut pipi Ling Chu, dia menghela nafas ingin menegosiasikan Ling Chu untuk yang ke-XXX, "Xiao Yao, aku akan menukar Xiao Chu dengan adikku, 2 mobil dan sebuah vila pribadi di pantai Suzhi. Bagaimana, deal?"
Semua orang menghela dengan topik bodoh Jiang Shu, dia selalu menawarkan adiknya yang digambarkan seperti beruang liar.
Ling Yao pusing oleh godaan topik tukar-tambah adik, meski tahu Jiang Shu bercanda tapi beberapakali Ling Yao tergoda oleh tawaran Jiang Shu.
Jika dia bisa menjual Ling Chu, dia akan melakukannya sejak lama.
Sebelum Ling Yao mengelak, Jiang Mu yang tidak senang langsung mengakhiri topik ini "Xiao Shu, berhenti menggoda mereka berdua"
Jiang Shu sedih terkena omelan Jiang Mu, dia makan dengan lemas.
Jiang Shu : "...." Aku benar-benar ingin membawa Ling Chu pulang!
Guo Chen tersenyum melirik kedua bersaudara Jiang kemudian fokus kembali pada Ling Chu yang makan dengan lahap seperti kucing kecil gemuk yang belum diberi makan seharian.
Selepas pesta makan hari ini Guo Chen sebagai tunangan Ling Yao juga mengantar Ling Chu kembali ke apartemen.
Ling Chu masuk ke apartemen terlebih dahulu, dia tidak ingin mendengar obrolan manis mereka.
Ling Chu yang kembali ke kamar segera mengambil baju untuk mandi. Dia sedikit gerah memakai seragam sekolah sama seharian.
Ketika Ling Chu keluar dari kamar, dia heran dengan keberadaan Guo Chen yang duduk santai menonton TV sambil minum bir bersama Ling Yao.
Jam sudah menunjukkan pukul 19.50 malam, biasanya Guo Chen akan kembali sebelum pukul 7 malam. Jika pria ini tidak kembali, pasti dia memiliki tujuan lain.
Ling Chu menghampiri keduanya dengan kesal, dia melihat Ling Yao tidur pulas memeluk bantal di samping Guo Chen.
"Kakak Chen, sekarang hampir jam 8 sebaiknya Kakak kembali sebelum semakin larut" Kata Ling Chu mengusir Guo Chen dengan sopan.
Guo Chen mengalihkan pandangannya pada Ling Chu yang baru saja selesai mandi. Aroma susu dan bunga menerpa wajah Guo Chen, dia sangat menyukai bau yang menempel pada Ling Chu.
Ling Chu memandangi Guo Chen tersenyum lembut, mata pheonix itu memandang Ling Chu penuh kasih sayang.
Namun tetap kali menatap mata gelap Guo Chen, membuat Ling Chu tidak nyaman dan selalu ingin menghindari pria ini.
Di saat Ling Chu bergelut dengan pikirannya sendiri. Guo Chen telah berdiri mendekati Ling Chu, dia dengan cepat merangkul pinggang ramping Ling Chu.
Ling Chu : "!!!!" Sudah beraksi!
Ling Chu ingin melepaskan kekangan tangan Guo Chen tapi pria ini dengan kuat merangkulnya. Dia bahkan tidak takut melakukan perselingkuhan di depan tunangannya yang sedang tidur.
Ling Chu : "...." Tunggu, aku tidak mau jadi selingkuhan Guo Chen!
"Pft-" Guo Chen menahan tawa saat melihat kucing kecil kesayangannya bertindak bodoh mencoba lepas dari pelukannya.
"Apa yang lucu?" Ling Chu tersinggung oleh senyuman tampan Guo Chen.
Ling Chu menatap garang Guo Chen namun dari sudut pandang Guo Chen, kucing kecil ini terlihat manis ingin bermain mata dengannya, "Xiao Chu berhenti menggodaku"
Ling Chu : "????" Kapan aku menggodamu?
Guo Chen mengelus tengkuk Ling Chu, segera menariknya lebih dekat hingga dahi dan hidung mereka saling bersentuhan.
Di dalam mata pheonix hitam Guo Chen terpantul jelas cahaya dari mata merah ruby Ling Chu.
"Berhenti menatapku seperti itu atau aku tidak akan bersikap sopan"
Suara serak penuh gairah milik Guo Chen membuat sekujur tubuh Ling Chu merinding. Dia terkejut oleh tindakan agresif Guo Chen. Alarm bahaya terus berbunyi di kepalanya.
Tangan besar di pinggang menyelipkan jarinya ke dalam piyama Ling Chu. Sentuhan hangat dan sedikit kasar bertabrakan dengan kulit mulus Ling Chu, membuatnya tersentak kaget.
Sebelum dia bisa berteriak Guo Chen menutup bibir lembut memaksa Ling Chu untuk membuka lebar mulut kecilnya.
Guo Chen ketagihan oleh rasa segar mint Ling Chu. Dia tahu ini hanya pasta gigi biasa tapi dia tidak bisa berhenti untuk mencicipi milik Ling Chu.
Ling Chu yang panik terus memberontak namun tak bisa melawan kekuatan Guo Chen. Tidak berlangsung lama Ling Chu lemas kekurangan oksigen, Guo Chen tak puas tapi tetap melepaskan bibir lembut itu.
"Bajingan!" Teriak Ling Chu memukul dada Guo Chen lalu menampar wajah tampan itu hingga telapak tangan Ling Chu muncul di pipi Guo Chen.
Guo Chen tidak menjawab, dia menopang tubuh Ling Chu yang masih lemas lalu membenamkan kepala ke tekuk kecil itu.
Aroma susu tercium jelas, Guo Chen mencium tekuk putih itu sambil bergumam dengan suara serak "Aku menginginkanmu"
"Apa katamu?" Kata Ling Chu tidak dengar.
Guo Chen segera menegakkan tubuhnya, dia menatap tajam gadis remaja dipelukannya. Dengan serius dan penuh penekanan Guo Chen berkata "Aku menginginkanmu"
Melihat penampilan serius Guo Chen, dada Ling Chu terasa sesak nafas. Dia seperti sedang diburu oleh serigala besar. Dengan suara gemetar Ling Chu berkata "K-kamu tunangan kakakku, berhenti bercanda!"
"Aku serius" Guo Chen memeluk erat Ling Chu, mencium aroma bunga dari rambut gadis dalam pelukannya, "Haruskah aku membuktikannya?"
Ling Chu : "Apa?" Bagaimana cara membuktikannya?
Guo Chen menyentuh bibir kecil yang memerah, dia merasa puas ada jejak dirinya pada Ling Chu, "Aku akan bertunangan denganmu"
"Kamu ingin memutuskan kakakku?"
"Tidak, aku akan tetap bertunangan dengan Kakakmu... dan juga kamu"