Ling Chu melihat pria muda dengan rambut sedikit bergelombang mengenakan sweater hijau cerah di depan gerbang sekolah.
Pria itu dengan murah hati tersenyum pada siswi-siswi yang melirik ketampanannya.
Pria ini adalah Jiang Shu, dia memiliki postur tubuh sempurna dengan wajah tampan layaknya seorang idol. Mampu memikat hati siapa saja hanya dari pesona senyum malaikatnya.
"Kakak Shu!" Panggil Ling Chu berlari sambil melambaikan tangan pada Jiang Shu. Dia balas melambai tangan, tidak peduli reaksi orang-orang yang mengamati interaksi mereka.
Ling Chu dikenal gadis SMA pendiam dan korban bully geng Shen Fei menghilang. Mereka tidak menyangka Ling Chu bisa berteriak lantang dengan wajah penuh kegembiraan layaknya gadis kecil berlari girang ke taman bermain.
Akibatnya popularitas Ling Chu meroket kembali seperti enam tahun lalu. Beberapa minggu ke depan, ia akan menjadi bahan gosip rekan seangkatannya.
Ling Chu tersipu ketika Jiang Shu dengan cepat memeluknya hingga terangkat tinggi beberapakali. Jiang Shu yang puas menggosok dagunya dengan nyaman di atas kepala Ling Chu.
"Kakak Shu berhenti mengacak rambutku. Ayo cepat Es krim Bippo menungguku!" Protes Ling Chu.
Ling Chu sangat ingin makan es krim Bippo terutama menu couple limited edition hanya tersedia 10 porsi setiap bulan.
Ling Chu terlalu senang hingga tidak bisa berhenti tersenyum dan memeluk Jiang Shu beberapa kali. Mulut bebek dengan mata berbinar penuh harap membuat hati Jiang Shu luluh.
Pelukan hangat Ling Chu adalah yang paling dia rindukan. Jiang Shu merasa keputusan menemui Ling Chu setelah pulang dari kota H tidak sia-sia.
"Ayo, ayo, Xiao Chu tidak bisa ketinggalan makan es krim~" goda Jiang Shu mencubit pipi kecil Ling Chu, dia dengan nyaman memeluk yang bahu lebih kecil kemudian masuk ke mobil.
Selama perjalanan Jiang Shu mengeluh kesulitan skripsi yang dia ambil membuat Jiang Shu harus bolak balik dari kota A ke kota H untuk riset pengumpulan data berskala besar.
Ling Chu bukanlah orang yang pandai berbicara, dia ingin menghibur Jiang Shu tapi pria itu terlalu kalut dalam keluhannya sendiri.
Jadi Ling Chu menahan untuk tidak banyak berkata hanya menjawab 'Oh begitu' dan 'Sabar Kakak Shu'. Yang penting bagi Ling Chu bisa menikmati es krim Bippo secara gratis.
Ling Chu menelan ludah saat membayangkan kembali rasa es krim itu. Ini ketiga kalinya dia bisa memakan es krim Bippo.
Jika Jiang Shu tidak menghabiskan banyak uang untuk membeli antrian, Ling Chu tidak akan pernah tahu kelezatan es krim kedai Bippo.
Ling Chu berlari menuju pintu mobil Jiang Shu, menunggu pria itu keluar dari mobil.
Pria itu tersenyum saat melihat Ling Chu dengan patuh menunggu untuk jalan bersama. Jiang Shu gemas akan sikap patuh Ling Chu, dia mengusap kepala Ling Chu seolah memberi dia hadiah kecil.
Jika Ling Chu mengetahui pemikiran kecil Jiang Shu, dia tidak membiarkan pria itu menyentuh kepalanya lagi.
Kedai Bippo adalah salah satu es krim kalangan kelas atas, tidak banyak pengunjung yang datang. Ling Chu menarik Jiang Shu duduk ditempat yang tidak mencolok.
"Kakak, apa yang ingin anda pesan?" Tanya salah pelayan bermarga An.
Jiang Shu menyerahkan tiket merah cherry dengan garis emas angka 10 berukuran besar, "Aku sudah memesan ini"
Pelayan An tersenyum sopan kemudian membawa tiket itu kembali. Tak berselang lama, sebuah kotak dikirimkan ke meja mereka.
Mata Ling Chu berbinar saat membuka kotak yang berisi 3 rasa yang jarang ditemui orang lain. Favorit Ling Chu adalah rasa rosemary dipadukan wortel ungu dan mint. Rasa asamnya benar-benar menyegarkan mulut kecil Ling Chu.
Jiang Shu terus menonton Ling Chu makan es krim dengan rasa aneh itu. Dia menopang dagu memandangi bibir kecil yang tidak berhenti tersenyum.
"Enak?" Tanya Jiang Shu yang penasaran dengan kenikmatan es krim itu.
"Ya!" Ling Chu mengangguk antusias, dia mengambil sesendok besar mengarahkan ke bibir Jiang Shu, "Kakak Shu makan juga"
Jiang Shu mengerut alis, dia meragukan selera Ling Chu, "Kamu suka rasa ini? Rasanya seperti balsem dengan perasan air lemon"
Ling Chu memutar mata tidak melanjutkan makan, dia tidak peduli dengan komen absrut Jiang Shu. Ling Chu yang tak enak makan sendirian memberi es krim dengan rasa yang paling normal pada Jiang Shu.
Jiang Shu melihat goresan panjang merah punggung tangan Ling Chu. Dia baru menyadari bahwa Ling Chu terluka.
Jiang Shu meraih tangan Ling Chu, dia mengusap pelan bekas luka Ling Chu, "Tanganmu terluka"
"Tak apa, sudah tidak sakit lagi" Ucap Ling Chu mencoba melepas genggaman Jiang Shu. Dia masih ingin makan es krimnya sebelum meleleh.
"Luka bisa meninggalkan bekas di tanganmu" Jiang Shu tidak berniat melepas tangan Ling Chu.
"Tenang saja luka sekecil ini tidak akan meninggalkan bekas" kata Ling Chu menarik tangannya.
"Mau luka besar ataupun kecil, mereka sama saja, akan meninggalkan bekas.. walaupun terlihat samar" kata Jiang Shu mencium luka di tangan Ling Chu, "Jangan terluka lagi, oke?"
Sensasi lembap dan basah tersisa di punggung tangannya. Ling Chu dengan kikuk mengangguk bodoh seperti ayam mematuk nasi di tanah.
Jiang Shu tertawa geli pada penampilan Ling Chu dengan wajah belepotan. Dia mengulurkan tangan mengusap rambut Ling Chu kemudian jarinya menyentuh bibir Ling Chu dengan lembut, "Makan perlahan"
Wajah Ling Chu memerah ketika Jiang Shu menghapus noda es krim di sudut mulut Ling Chu.
Kebiasaan makannya yang belepotan terbawa dalam kehidupan dunia ini. Ketika Ling Chu berumur 12 tahun, Jiang Shu selalu membantu mengelap bibirnya dengan tisu.
Tanpa ragu-ragu Jiang Shu menjilat noda es krim di tangannya, dia memicingkan mata dengan senyum main-main, "Enak~"
Ling Chu : "....." Seksi sekal-
"K-kakak Shu, Kamu gila?! Jangan lakukan itu!" Ling Chu sadar kembali berteriak pelan, tanpa ampun memukul kepala Jiang Shu.
Tubuh Ling Chu mendidih, dia malu menutupi wajah yang makin memerah. Yang lebih membuat Ling Chu malu sendiri, dia berpikir Jiang Shu sangat seksi saat menjilat noda es krimnya.
Meski Jiang Shu bisa dikatakan pria jujur terkadang dia bisa bertindak diluar imajinasi Ling Chu.
Ling Chu sudah tidak lagi bisa tenang, dia dengan cepat menghabiskan es krim terakhir dalam satu suap hingga mengalami brain freeze.
.
.
.
"Ha~ kenapa Xiao Chu makan terburu-buru? Aku tidak ingin berpisah darimu" Kata Jiang Shu tak rela membiarkan Ling Chu kembali ke apartemennya.
Ling Chu yang terjepit dalam pelukan beruang Jiang Shu, berkata dengan suara datar "Belikan aku wagyu premium (resto) Gumi. Aku akan menemanimu 2 jam"
Jiang Shu terdiam memandang Ling Chu, sebelum menarik gadis itu kembali ke kursi penumpang. Dia berkendara sambil menggoda Ling Chu, "Apapun keinginan Xiao Chu~ akan kukabulkan"
"Kakak Shu yang terbaik~" kata Ling Chu meniru nada main-main Jiang Shu dan mengacungkan kedua jempolnya ke udara.
"Kakak ini, akan membawa Xiao Chu ke resto terbaik di kota" kata Jiang Shu dengan sombong. Ling Chu bertepuk tangan meriah, menyoraki kemurahan hati Jiang Shu.
Ling Chu mengunyah potongan wagyu terakhir ke dalam perutnya. Dia tidak menyesal Jiang Shu membawanya pergi ke ujung hotel kota A untuk makan wagyu terbaik.
Jiang Shu tersenyum menatap main-main pada Ling Chu, membuatnya curiga apa yang ingin dilakukan pria ini.
"Xiao Chu~ kamu sengaja makan berantakan dihadapanku ya? Dengan senang hati aku akan membantumu" kata Jiang Shu menjilat bibirnya sambil menyerahkan sehelai tisu pada Ling Chu.
Ling Chu malu menundukkan kepala langsung mengambil tisu dari tangan Jiang Shu. Mengelap bibir yang ternoda saos wagyu, "Sudah bersih?"
Jiang Shu mengerutkan alis, dia berpura-pura mencari noda saos kemudian telunjuknya menyentuh hidung Ling Chu hingga terkejut.
Ling Chu : "!!!!!!" #@*&€!
"Kakak Shu, berhenti menggodaku!" Protes Ling Chu kesal digoda oleh Jiang Shu terus menerus.
Sadar dia terlalu banyak menggoda Ling Chu, dia tersenyum masam meminta maaf pada Ling Chu, "Maaf aku terlalu berlebihan, kamu terlalu imut. Sangat sulit menahan diri untuk tidak menggodamu"
Wajah tampan bak seorang idol meminta maaf (menggoda) dengan tulus sampai Ling Chu mengalihkan pandangannya, "Berhenti menggodaku!"
"Aku tidak akan menggodamu lagi" kata Jiang Shu menggenggam tangan Ling Chu dengan wajah memelas.
Ling Chu : "....." Sialan wajah tampan ini!
Jika seorang pecinta idol datang kemari melihat ketampanan Jiang Shu, Ling Chu yakin mereka sudah mimisan atau bahkan pingsan olehnya.
Pada akhirnya Ling Chu menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke bazar bersama Jiang Shu.
Ling Chu dengan puas menepuk perut kecilnya yang kekenyangan. Dia sangat menyukai tour Jiang Shu. Sampai-sampai mereka baru ke gedung apartemen tempat Ling Chu pukul sepuluh malam.