Jiang Shu membuka pintu mobil Ling Chu, dia menemani Ling Chu berjalan menuju lobby apartemen.
Mengingat dirinya akan bertemu Ling Yao, Ling Chu tidak berjalan ke lift melainkan duduk di sofa area lobby apartemen. Ling Chu menghela nafas panjang berkata dengan nada malas "Aku tidak ingin pulang"
Jiang Shu ikut duduk di samping Ling Chu, dia mengangkat alis heran namun sudah menebak jawaban Ling Chu "Kenapa?"
Jiang Shu tahu kedua saudari Ling tidak pernah akur. Mereka hanya saling peduli satu sama lain saat berkumpul dengan orang tua mereka.
Ling Chu bersandar dengan malas, "Ada Ling Yao di apartemen"
Jiang Shu : "Oh, dia belum tidur jam segini?"
Ling Chu : "Setiap jumat malam, dia melakukan perawatan untuk bertemu dengan tunangannya tercinta besok"
Jiang Shu : "Bukankah itu hal yang biasa dilakukan wanita?"
Ling Chu : "Ya, kamu benar"
Jiang Shu : "Lalu apa masalahnya?"
Ling Chu memutar mata, dia ingat ketika melihat Ling Yao maskeran seperti hantu wanita tanpa wajah. Dia terkejut ketakutan sebelum tertawa terbahak-bahak mengejek Ling Yao dan berakhir tidur di luar semalaman.
Ling Yao mengancam jika dia melihatnya sedang maskeran, akan menendang Ling Chu keluar dari apartemen lagi.
Ling Chu : "...Dia sangat menakutkan saat perawatan terutama perawatan wajah"
Jiang Shu : "...?"
Jiang Shu yang tak mengerti hanya bersandar meletakkan kepalanya di bahu Ling Chu, dia berkata sambil memainkan jari kecil Ling Chu, "Aku akan menemanimu sampai kamu mengantuk lalu kembali ke apartemenmu"
Ling Chu tidak menunjukkan reaksi apapun Jiang Shu bermain dengan jarinya. Dia melamun memandangi langit-langit lobby yang dihiasi lampu kecil membentuk ombak.
Cahaya emas lampu yang terpapar melalui kolam pancur raksasa di tengah-tengah lobby sangat indah dan memenangkan. Ketika malam tiba, beberapa kali Ling Chu turun ke lobby hanya untuk duduk sendirian melihat keindahan kecil ini.
"Xiao Chu.." panggil Jiang Shu dengan lembut.
"Hmmm?" Ling Chu bersenandung pelan, matanya sayup-sayup. Dia sedikit mengantuk, meletakkan kepalanya ke atas kepala Jiang Shu.
Jiang Shu dengan sadar berganti posisi, membiarkan Ling Chu bersandar nyaman di pundaknya.
Tiba-tiba jari Ling Chu yang dimainkan Jiang Shu terasa lebih hangat. Jiang Shu mengaitkan kedua tangan mereka rapat-rapat.
Tangan Ling Chu terlihat kecil dalam balutan tangan Jiang Shu, sangat nyaman dan pas untuk dipegang.
Pria itu mengangkat tangan mereka kemudian dengan lembut mencium punggung tangan Ling Chu yang memiliki bekas luka.
Mata Ling Chu melebar karena terkejut, rasa kantuk telah di usir oleh tindakan Jiang Shu.
"Ling Chu" Kali ini Jiang Shu memanggil nama lengkapnya, tatapan penuh kasih terlihat jelas dalam mata biru itu.
Seolah waktu melambat Ling Chu bisa melihat seluruh tindakan Jiang Shu yang penuh kasih sayang, memperlakukan dirinya seperti harta paling berharga.
Jantung Ling Chu mulai berdetak kencang, tangan Jiang Shu yang bebas meraih rambutnya.
Kepala Jiang Shu menunduk dengan sopan mencium ujung rambut coklat Ling Chu. Mata biru langit itu tak mampu mengalihkan pandangannya sedikitpun dari wajah Ling Chu yang memerah tersipu malu.
Setiap detik Jiang Shu gunakan untuk mengukir segala ekspresi Ling Chu dalam benaknya. Jiang Shu menahan diri untuk terus mendekati Ling Chu, dia tidak bisa membiarkan bunga kecil ini layu kar'na hasratnya terlalu membara.
Tatapan dan sikap tak biasa Jiang Shu membuat Ling Chu berpikir liar bahwa pria dihadapannya saat ini tertarik padanya.
Ling Chu : "!!!!!" Tidak mungkin Jiang Shu menyukainya!
"Aku menyukaimu"
Ucapan lembut Jiang Shu membuat gempa dan tsunami dalam pikiran Ling Chu.
Ling Chu tidak tahu sejak kapan Jiang Shu memiliki perasaan untuknya. Juga dia selalu menganggap Jiang Shu sebagai saudara baik, "K-kakak Shu, aku hanya-"
Sebelum Ling Chu melanjutkan, Jiang Shu dengan tegas menyela, "Aku tidak ingin mendengar kata 'saudara' diantara kita. Aku hanya butuh jawabanmu sebagai seorang wanita"
Setahun belakangan ini Jiang Shu telah berpura-pura menjadi seorang kakak laki-laki untuk Ling Chu. Jiang Shu selalu berharap Ling Chu menyadari keinginannya pada Ling Chu berbeda dari ikatan persaudaraan.
Namun kepekaan Ling Chu sangat tumpul terhadap perasaannya. Jiang Shu lelah, tak dapat menunggu lebih lama lagi tanpa kemajuan apapun.
Jiang Shu ingin Ling Chu melihatnya sebagai seorang pria yang jatuh cinta padanya (Ling Chu).
Saat ini Ling Chu tak mampu berpikir jernih, dengan cemberut dia menghindari tatapan Jiang Shu.
"Kakak Shu, kamu memberiku posisi sulit!" Protes Ling Chu.
Melihat Ling Chu yang kebingungan dan tak berdaya, melunakkan hatinya. Dia tersenyum kecut mengusap rambut Ling Chu untuk menghiburnya, "Sesekali kamu harus merasakannya"
Tangan Jiang Shu meraih dagu kecil Ling Chu, memaksa Ling Chu untuk menatap dirinya.
"Ling Chu sejak aku mengungkapkan perasaanku. Aku tidak akan ragu untuk mengejarmu"
Ucapan Jiang Shu terngiang dalam pikiran Ling Chu bahkan dia lupa bagaimana bisa kembali ke kamar, bangun, mandi, makan sampai hari masuk sekolah tiba.
Ling Chu tidak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran apapun, pikirannya terganggu oleh Jiang Shu.
Bahkan Shen Fei dan dua pengikut kecil yang datang mengganggu Ling Chu mengurungkan niatnya, saat melihat Ling Chu tidak menanggapi mereka. Hanya melamun seperti orang bodoh.
Ling Chu menuju halte bus dekat sekolah. Banyak mobil mewah berlalu lalang, tentu kar'na sekolah ini didominasi oleh anak-anak keluarga kaya.
Mata Ling Chu sayup-sayup ingin menutup, beberapa hari ini dia tidak bisa tidur dengan tenang.
Dia ingin segera pulang untuk tidur siang. Hampir setengah jam menunggu namun bus yang dia tunggu belum juga datang.
Seharusnya kurang dari 20 menit bus yang biasa Ling Chu tumpangi tiba.
Ling Chu tidak bisa lagi duduk diam, dia berdiri dekat pinggir jalur bus sambil mengusap kelopak mata yang berat.
Matahari tertutup awan gelap, hawa lembap dan sejuk menerpa wajah kecil Ling Chu. Suasana saat ini benar-benar mendukungnya untuk tidur siang. Ling Chu tidak berteduh dalam halte bus hanya memperhatikan jalur dimana bus akan muncul.
Ling Chu nampak tidak sabaran ingin kembali ke apartemen merebahkan diri di kasur sambil mencoba game baru yang dia unduh kemarin lusa.
"Ling Chu, lama tidak bertemu"
Ling Chu menoleh pada suara yang memanggilnya. Dia adalah pemuda yang menyeretnya ke bawah, "Ah.. Senior Qin Mo"
Mereka tidak dekat satu sama lain namun saling menyapa sebagai senior dan junior saat SMP.
Kesan terakhir pemuda ini sangat buruk bagi Ling Chu, Qin Mo meninggalkan semua masalah padanya.
"Bagaimana kabarmu dengan Shen Fei?" Tanya Qin Mo dengan canggung.
Ling Chu memicingkan mata tidak suka baik pada pertanyaan Qin Mo dan sikap tak tahu malu bertemu dengannya setelah kejadian itu.
Saat Shen Fei menyatakan cinta pada Qin Mo di depan kelas mereka, dia menolak Shen Fei dengan alasan sudah menyukai orang lain yaitu Ling Chu.
Kejadian itu sempat menggemparkan satu sekolah dimana rumor Shen Fei dicampakkan ketua osis karena Ling Chu.
Ling Chu tahu bahwa Qin Mo tidak memiliki perasaan apapun padanya, begitu juga dirinya. Ling Chu telah memberitahu Shen Fei bahwa mereka tidak tertarik satu sama lain namun Shen Fei tidak mempercayainya. Dia terbakar oleh api cemburu tanpa berpikir logis.
Akhirnya Ling Chu menyerah, dia memutuskan mencari Qin Mo untuk membantunya menenangkan Shen Fei dan menghilangkan kesalahpahaman diantara mereka.
Sayangnya pemuda itu sangat pandai bersembunyi hingga Ling Chu kesulitan bertemu dengannya.
Ulah Qin Mo menyebabkan hubungan pertemanan Ling Chu dengan Shen Fei berakhir selamanya. Menyebabkan Ling Chu target perundungan Shen Fei dan dua pengikutnya sampai sekarang.
Kini pemuda bernama Qin Mo berdiri di sampingnya tersenyum polos dan menanyakan keadaan Shen Fei. Qin Mo ini benar-benar bermuka tebal, masih berani bertemu Ling Chu.
Ling Chu mundur beberapa langkah, dia tidak bisa menutupi ekspresi jijik terhadap Qin Mo. Dengan nada datar Ling Chu berkata "Aku tidak tahu. Kamu tanyakan saja padanya langsung"
Pemuda itu mengusap tengkuk lehernya, "Ah..begitu ya. Aku lupa kalian tidak lagi berteman hahaha"
Ling Chu : "....." Bajingan ini berani berpura-pura lupa!
Ling Chu menggertakkan gigi ingin memakan kepala Qin Mo, menghilangkan rasa gatal di giginya. Kepala Ling Chu mulai memanas, gejolak amarah yang dipendam beberapa tahun ini meledak begitu saja.
Secara impulsif dia menginjak kaki Qin Mo hingga tiga kali sebelum Qin Mo berteriak kesakitan menghindari kaki Ling Chu.
"Ah! Ling Chu hentikan! Kamu merusak sepatuku!" kata Qin Mo dengan enggan mengusap sepatu putih yang baru dibeli kemarin.
"Kalau gitu jangan muncul dihadapanku! Melihat wajahmu membuatku jijik!" bentak Ling Chu yang kesal mencoba menginjak sepatu Qin Mo lagi.
"Ah! Hentikan jangan injak sepatuku lagi!"
Qin Mo terus menghindari kaki Ling Chu, bus tujuan Ling Chu datang tepat waktu menyelamatkan nasib buruk Qin Mo.
Ling Chu tidak puas menatap galak Qin Mo, dia masih ingin melanjutkan tapi Ling Chu tidak ingin ketinggalan bus hanya karena orang yang tidak penting ini muncul.
Ling Chu berlari naik ke dalam bus, meninggalkan Qin Mo yang kikuk.
"Ling Chu tunggu!" Qin Mo dengan cepat menarik tasnya hingga Ling Chu hampir terjungkal di tangga bus.
"Apa kamu gila?! Aku hampir jatuh!" pekik Ling Chu melepaskan cengkraman Qin Mo pada tasnya, "Pergi dari hadapanku!"
"Tidak, ada yang ingin kukatakan. Ini sangat penting- Ah!" Kata Qin Mo menahan Ling Chu yang sudah menarik poni Qin Mo tanpa belas kasihan.
"Itu tidak penting untukku. Lepas!" Teriak Ling Chu, dia melihat supir bus menatapnya. Ling Chu memanfaatkan kesempatan ini meminta pertolongan, "Paman bantu aku, pria ini mencoba merampok tasku!"
Supir Bus dan penumpang yang melihatnya segera turun ingin membantu Ling Chu.
Qin Mo berkeringat dingin, situasi ini menjadi semakin runyam. Dia terpaksa melepaskan Ling Chu lari tanpa menoleh ke belakang.
"Nak, kamu harus lebih berhati-hati, sekarang banyak kasus kejahatan menimpa anak muda sepertimu" ucap supir bus sambil menjalankan bus.
"Terima kasih paman. Aku akan hati-hati" kata Ling Chu sebelum duduk di kursi penumpang.
.
.
.
Well, di chapter ini aku mau nunjukkin kalau yang naksir Ling Chu itu enggak cuman Guo Chen aja. Tapi ada Jiang Shu dan satu lagi nanti kalian bisa nebak sih hehe..
Btw penggambaran Ling Chu tuh bimbang sama perasaannya karena dia juga belum pernah jatuh cinta. Jadi jangan dimaki ya kalau dia selalu dag dig dug ser tiapkali ada skinship berlebih sama cowok² tampan.